"Morning"
Sapa Kai dengan mengecup kening Krystal. Krystal masih terdiam, dia seakan malas untuk bertengkar pagi ini. Entah mengapa dia ingin menghemat energinya.
Krystal memutar bola matanya malas saat melihat Kai tengah asik memakan sandwichnya sambil menonton televisi. Krystal hanya mendengus kesal dan melipat kedua tangannya.
Kai menyadari jika sedari tadi dirinya diperhatikan oleh Krystal. Dia langsung tersenyum dan menghampiri Krystal dengan membawa piring berisi satu buah sandwich.
"Kau mau, dear?" tanyanya menggoda.
Dia sengaja mengerjai Krystal dengan makan sandwich di depannya.
"Hmm ini enak sekali" godanya.
Krystal hanya memanyunkan bibirnya. Kai memajukan wajahnya, Krystal memundurkan wajahnya. Kai merangkul pinggang Krystal hingga wajah mereka semakin dekat.
"Kai lepaskan"
Krystal meronta, berusaha untuk melepaskan pelukan Kai.
Kai terkekeh, dia menyentuh bibir Krystal dengan jemari tangannya.
"Apa kau ingin memberiku morning kiss setiap pagi, dear?"
Krystal hanya melotot.
"Apa maksudmu?"
"Hahaha apa maksudku? Harusnya aku nanya apa maksudmu tadi memanyunkan bibirmu itu, nampaknya kau ingin memintaku untuk menciummu, ya kan?" godanya dengan menaikkan sebelah alisnya.
Krystal mendorong tubuh Kai hingga terhempas.
"Jangan bermimpi"
Krystal langsung berlari mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Kai hanya terkekeh, dia menggedikkan bahunya dan kembali memakan sandwichnya.
"Dear, kau ingin memakan sandwich-nya tidak? Jika tidak aku akan menghabisinya" teriak Kai.
"Makan saja! Dasar rakus! Dan berhenti memanggilku dengan sebutan itu, menjijikan"
Kai hanya terkekeh.
"Terserah kau suka atau tidak suka, aku tak peduli aku akan tetap memanggilmu DEAR" teriaknya.
"Dasar pria gila"
Kai hanya terkekeh geli.
***
"Kau mau kemana dengan pakaian tebal seperti itu?" tanya Kai bingung saat melihat Krystal sudah rapi seperti itu.
Krystal tak menghiraukan ucapan Kai, dia memakai kupluk di kepalanya dan tersenyum ke cermin.
"Hmm sempurna"
Krystal ingin beranjak dan mengambil tas kecilnya tapi tangan Kai menahannya.
"Katakan kau mau kemana?"
Krystal berusaha untuk melepaskan cengkraman Kai.
"Lepaskan! Apa pedulimu?"
"Tentu aku sangat peduli dear, kau itu adalah istriku lagi pula kau tidak terlalu fasih berbahasa inggris bukan?"
Krystal hanya memanyunkan bibirnya.
"Aku akan menerjemahkannya melalui ponselku"
Kai menghembuskan nafasnya kasar.
"Katakan kau ingin kemana? Aku akan menemanimu, jangan keras kepala"
"Aku.. Aku ingin main sky"
"Sky? Kau? Memangnya kau bisa?" tanya Kai seolah tak percaya.
"Ayolah Kai, aku ingin merasakan bermain sky di tengah salju, percuma saja kita pergi jauh kesini jika kita tak menikmatinya, ayolah.. Apa kau ingin aku merengek dan meminta pulang lagi? Ayolah" ucapnya memohon.
Kai tak tega, dia menyentuh bahu Krystal.
"Baiklah.. Tunggu aku bersiap dulu, kau tidak boleh pergi tanpa diriku nanti jika kau tersesat aku juga yg kesusahan mencari dirimu"
Krystal mengangguk bersemangat.
"Ayo cepat Kai"
***
"Wahhh indah sekali Kai, mereka memakai tongkat itu?"
"Iya Krystal, ayo ikut denganku kita harus menyewa peralatan untuk bermain sky"
Krystal hanya mengangguk.
Mereka kini sudah memakai perlengkapan sky, dengan lihai Kai meluncur ke kanan dan ke kiri lalu bergerak turun.
"Yuhuuuu teriaknya"
Krystal melangkahkan kakinya dengan sangat kaku.
Saat dia ingin mencoba meluncur seseorang dari atas sana seakan kehilangan kendalinya.
"Nona awaaaaasss" teriaknya.
Krystal hanya menatap ketakutan.
"Kai... Tolong akuuuuuu" teriaknya.
Kai langsung menoleh saat mendengar teriakan Krystal.
Dia membuka kacamatanya.
"Krystaall" teriaknya.
Kai dengan cepat mengayuh tongkat sky-nya dan meluncur ke arah Krystal.
"Krystal.. Awasssss" teriaknya.
"Aaaaaaaaaa"
Tubuh Kai terhempas ke bawah dengan berlumuran darah, sementara Krystal tubuhnya terhempas ke pinggir salju itu.
Dia melihat Kai yang tengah merintih kesakitan dengan luka pasrah di tangannya akibat terkena ujung papan seluncur sky yang tajam itu.
"Aaaawwww" rintihnya.
Petugas yang berada disitu langsung menghampiri Kai dan membawanya pergi menggunakan ambulans.
Selama di perjalanan Krystal tak henti menangisi keadaan Kai. Wajah Kai mulai memucat, dia terus meringis kesakitan. Krystal menatap setiap tetesan darah yang mengalir.
"Pak cepat.. Nanti dia akan semakin kehilangan banyak darah"
Namun supir itu hanya terdiam karena dia tak mengerti bahasa Korea yang Krystal ucapkan.
"Kai.. Ku mohon bertahanlah"
"Krys-tal.. Ja-ngan me-nangis"
Krystal masih menangis melihat keadaan Kai, dia benar-benar khawatir.
"Jangan bicara dulu Kai, kau pasti akan segera diobati, bertahanlah"
Kai tersenyum pilu, dia mengelus pipi Krystal. Dan tangannya tiba-tiba melemah dan terjatuh, matanya terpejam.
"Kaaiii" teriak Krystal.
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
FanficMereka dijodohkan, mau tidak mau mereka harus menerimanya. Krystal masih memiliki kekasih begitu pun dengan Kai yang enggan mengurusi masalah pribadi istrinya. Namun perasaan asing dirasakan oleh Kai, ia yakin jika itu cinta. Namun karena gengsi, ia...