Amazed

616 68 3
                                    

Tubuh Kai memutar hingga posisinya kini berhadapan dengan Kai. Tubuh Kai menggeliat dan perlahan maju mendekati Krystal. Guling pembatas mereka tak sengaja terjatuh ke lantai. Kai merentangkan tangannya dan memeluk erat tubuh Krystal yang dia anggap sebagai guling. Wajahnya semakin mendekat hingga bibir mereka tak sengaja saling bersentuhan.

Hembusan nafas keduanya terdengar mengalun indah di pagi hari, cukup lama mereka di posisi seperti itu seakan sangat nyaman. Tangan Krystal perlahan melingkar di perut sixpack Kai.

KRRIIINNGGG... KRIINNGGG...

Bunyi jam weker langsung mengusik tidur lelap Krystal, dia mematikan jam weker itu dengan satu tangannya. Matanya perlahan membuka, dia terkejut saat melihat wajah Kai berada sangat dekat dengannya dan hembusan nafas Kai yang terdengar sangat jelas, dia mulai merasakan ada sentuhan hangat di bibirnya. Dia membulatkan matanya saat menyadari jika bibirnya dan bibir Kai saling bersentuhan.

"AAAAAAAAAA" teriak Krystal.

Dia mendorong kencang tubuh Kai hingga terhempas ke lantai.

"Aawwwww"

Kai meringis dengan mata yang masih terpejam. Dia mengelus bokongnya yang terasa sakit. Dia mengucek matanya dan mulai membukanya perlahan. Dia menatap sinis Krystal, namun Krystal mengacuhkannya. Dia melipat kedua tangannya.

"Hei.. Kau lagi-lagi mendorongku hingga terjatuh, hah? Apa salahku? Ini kasurku dan kau terus menerus mendorongku" protes Kai.

"Siapa suruh kau berbuat mesum kepadaku" teriak Krystal.

Kai mengernyitkan alisnya.

"Aku (menunjuk dirinya sendiri) berbuat mesum kepadamu? Hahaha.. Jangan terlalu banyak mengkhayal nona, ckck"

Kai mulai berdiri dan kemudian duduk, tatapannya menatap tajam Krystal.

"Memangnya apa yang aku lakukan kepadamu, hah?"

"I-tu.. I-tu—"

Kai menaikkan sebelah alisnya tak mengerti mengapa Krystal menjadi sangat gugup.

Kai semakin mendekatkan wajahnya, dia menopang dagunya dengan telapak tangannya.

"Hm.. Katakan!"

"Kau beraninya tadi menciumku"

"Menciummu?"

Kai hanya mengerutkan dahinya.

Krystal mengangguk.

"Ishh.. Kau ini jangan memfitnahku seperti itu, mana mungkin aku menciummu. Katakan saja jika memang kau ingin aku menciummu, pasti akan aku lakukan, seperti ini"

Kai perlahan mendekatkan bibirnya ke wajah Krystal dan mengecup pelan bibir mungil Krystal. Krystal memejamkan matanya, entah mengapa dia malah terdiam saat bibir Kai mulai melumat bibirnya.

Kai yang awalnya hanya berniat iseng dan mengecup sekejap bibirnya malah terbuai oleh bibir lembut Krystal, dia terus melumatnya dalam dan menyapu bibir Krystal dengan lidahnya. Benar-benar sangat menggodanya.

Krystal masih memejamkan matanya, dia menikmati ciuman yang Kai berikan. Perlahan dia mulai melingkarkan tangannya di leher Kai. Dan dia mulai berani membalas ciuman panas Kai. Bibir mereka saling berpagutan dan melumat. Seolah menuntaskan hasrat yang selama ini terpendam.

TOK.. TOK.. TOK..

"Krystal.. Kai.. Apa kalian belum bangun? Kai.. Apa kau tidak berangkat ke kantor hari ini?" teriak Tiffany dari luar kamar mereka.

Mereka langsung tersadar dan menghentikan ciuman mereka. Wajah Krystal memerah dan dia menunduk malu. Kai mengelus tengkuknya dan mengalihkan pandangannya.

"Iya bu.. Aku akan segera ke bawah" teriak Kai.

Kai sesekali melirik ke arah Krystal yang masih menunduk, dia menyunggingkan senyuman di bibirnya. Dia mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Kai sudah pergi ke kamar mandi, Krystal mendongakkan kepalanya. Dia memegang bibirnya. Dia mengingat kejadian yg barusan dia alami.

"Astaga! Kau benar-benar sudah gila Krystal" rutuknya.

Sementara itu di dalam kamar mandi, Kai terus tersenyum sambil melihat wajahnya ke cermin. Dia menyentuh bibirnya.

"Bibirnya benar-benar menggoda" ucapnya pelan.

Kai terus memperhatikan bibirnya.

"Astaga Kai sadar.. Ckck"

***

Krystal dan Kai kini telah tiba di meja makan, seluruh orang telah berkumpul. Krystal menuju dapur untuk membantu Tiffany.

"Ibu.. Apa yang harus ku bantu?"

Tiffany tersenyum dan menyentuh pipi Krystal.

"Bawakan ini ke meja makan"

"Ibu.. Maafkan aku, kali ini aku tak membantumu memasak untuk sarapan"

Tiffany hanya tersenyum.

"Ibu mengerti dan ibu tidak masalah karena kalian pasti sibuk untuk membuatkan ibu cucu, kan?"

Krystal membulatkan matanya, dia menelan ludahnya sendiri. Tiffany hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya dia kemudian berlalu meninggalkan Krystal.

Krystal masih terdiam dan terpaku di posisinya, dia menggigit bibir bawahnya. Saat dia memutar tubuhnya tak sengaja dia menabrak tubuh Kai, saat Krystal ingin terjatuh Kai dengan sigap langsung menahan tubuh Krystal dengan memeluk pinggangnya.

Mata mereka saling beradu, entah mengapa Krystal merasakan getaran saat berdekatan dengan Kai seperti ini. Kai hanya menarik sudut bibirnya dan memperhatikan seksama wajah Krystal. Cukup lama mereka saling bertatapan dengan posisi seperti itu.

"Eheeemm"

Lamunan mereka buyar, Krystal membenarkan posisinya. Kai hanya mengelus tengkuknya.

"Apa tidak puas semalam? Hingga kalian melanjutkannya disini, hmm?" goda Tiffany.

Kai dan Krystal saling lirik, mereka menggedikkan bahunya.

"Ishh ibu ini" kesal Kai.

Tiffany hanya tersenyum.

"Bu.. Aku harus pergi ada meeting mendadak dengan klien"

"Tapi Kai.. Kau kan belum sarapan"

"Tidak akan sempat bu, nanti aku akan terlambat"

Tiffany sejenak berpikir. Dia kemudian melirik ke arah Krystal dan tersenyum. Krystal merasa heran karena Tiffany menatapnya seperti itu.

Tiffany mengambil piring yg telah berisi sarapan.

"Krystal.. Suapi Kai, setidaknya dia bisa makan tanpa takut terlambat. Ayo nak"

Krystal membulatkan matanya. Dia menatap Tiffany dan piring yang dibawanya. Tiffany tersenyum dan memberikan piring itu kepada Krystal.

"Ayo.. Suapi suamimu, nak. Kasihan jika dia pergi bekerja tanpa sarapan"

Krystal hanya mengangguk. Dia kemudian mulai mengambil roti itu dan menyuapinya kepada Kai. Kai hanya terdiam, dia mulai membuka mulutnya saat tangan Krystal menyuapinya. Mata mereka saling tatap. Tiffany hanya tersenyum, kemudian meninggalkan mereka berdua.

Krystal masih menyuapi Kai.

"Sudah.. Sudah.. Berikan susuku.. Nanti aku akan terlambat"

Krystal mengambil segelas susu dan memberikannya kepada Kai. Kai meneguk habis susu itu.

"Aku pergi dulu.. Jaga dirimu"

Kqi langsung pergi meninggalkan Krystal. Krystal terus menatap punggung Kai yg perlahan mulai menjauh, dia merasakan detak jantungnya yg berdebar sangat kencang. Entah perasaan apa yang kini dia rasakan, dia merasa sangat nyaman saat berada di dekat Kai.

To be continued...

ConscienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang