Lunch Box

16.6K 2.1K 491
                                    

Pastinya dia akan membuatkanmu juga makan siang...


Pintu kelas terbuka dan menampakkan Shinsuke di ambang pintu. Menatap seisi kelas yang mulai kosong, matanya tertuju pada [name] yang masih setia memejamkan mata setelah menyalin semua angka dan huruf di papan tulis.

Senyuman kecil ia berikan dan berjalan mendekat, membiarkan semua atensi menatap kearahnya.


"[name]..." ucapnya lembut dengan menekan nekan pipi gembul [name] pelan.


"hngg..." [name] hanya membalikkan kepalanya, melihat wajah tidurnya rasanya Shinsuke siap untuk mencubitnya sekarang ini.

Terkehkeh kecil, Shinsuke menggerakkan bahu [name] pelan, membuatnya sang empu mengangkat kepalanya dengan kesadaran 10%. Tapi mengingat wajah mereka yang sangat dekat sekarang ini, bisa mengembalikan 10000% kesadaran [name].


"Shi-Shinsuke?! Ma-maafkan aku! Aku tak tahu kau ada disana!"

"tak apa. Kau mau makan siang bersama? Aku membuatkanmu makan siang."

"ettoo... Kenapa kau yang memasaknya? Bukankah biasanya wanita yang membuatkan makan siang untuk pacarnya? Itu juga pasti merepotkanmu, bukan? Maaf... Aku tak peka..."

"tidak. Aku sama sekali tak keberatan. Jadi jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya ingin menjadi berusaha menjadi calon ayahmu-... Tidak! Maksudku calon suamimu."


Dan akhirnya senyuman itu kembali dan panah cupid berhasil menusuk hati [name] beberapa kali. Jarang jarang dia tersenyum lebar setelah mengucapkan gombalan atau apalah sejenisnya.


"gombal! Aku tahu itu gombal!"

"kalau bukan memangnya kenapa?"

"sudahlah, hentikan! Kau membuatku malu!"


**************


Atap menjadi pilihan mereka berdua menghabiskan waktu bersama. Dan [name] benci atmosfer yang hening seperti sekarang.


"umm... Shinsuke..."

"ya?"

"a-apa aku boleh membuatkanmu bekal makan siang juga? Maafkan aku sebelumnya jika masakanku tak enak!"

"tidak. Aku pasti akan memerima masakanmu dengan senang hati. Oh! Ada saus di pipimu."

"ma-mana?!"


Baru saja [name] akan menggunakan punggung tangannya untuk mengelap saus yang dimaksud Shinsuke, tangannya ditahan dengan Shinsuke yang bergerak mendekat. Menyisakan jarak 5 centimeter dengan wajahnya sebelum-....


Chu!~


Dia mencium pipi chubby [name]. [name] tak bisa berkutik lagi dan lebih memilih menutupi pipinya yang baru saja mendapat kecupan gratis dari Shinsuke.


"ahaha! Hanya bercanda. Tak ada saus di pipimu, kok."

"ba-baka! I-itu memalukan!"

"tapi sama sekali tak orang lagi disini selain kita. Tenang saja."

"tetap saja!"

"baik baik, aku minta maaf. Habis pipimu menggemaskan. Ahaha!"

"gombal lagi!"


Karena dia gemas dengan pipimu tentunya...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang