Aura [Kita Version]

11.9K 1.7K 305
                                    

Menurutnya, kau itu...


Bel rumah [name] berbunyi dan dengan cepat Kotone berlari dan menarik kenop pintu sambil berjinjit, menatap sosok yang sangat ia kenal di luar rumah.


"oh! Shin-Nii!! Kau datang untuk bermain?"

"umm... Apa [name] ada di rumah?"

"Nee-chan belum pulang sedari tadi. Aku juga menunggunya."


Oh tidak. Shinsuke mulai khawatir. Mana [name] tak menghubunginya sebelumnya lagi.


"ya, terima kasih Kotone-chan. Tapi kita tunda dulu waktu bermain kita, ya?"

"hee?!! Kenapa?!"

"aku harus mencari [name] terlebih dahulu. Kotone-chan tak mau kan kalau [name]-Nee dalam bahaya?"

"umh! Shin-Nii terdengar seperti seorang pahlawan! Keren!"

"kalau begitu aku harus pergi."

"dah, Shin-Nii!!"


Setelah membalas lambaian dari Kotone, Shinsuke kembali melanjutkan misi pencarian kekasihnya yang kini menghilang entah kemana.

Di rumah? Tak ada.

Di taman? Tak ada.

Di sekolah? Tak ada.

Di setiap toko dan bangunan yang ia cek? Hasilnya masih sama saja.

Semua ini hanya menambah rasa kekhawatirannya. Bagaimana kalau dia diculik? Atau mungkin berhadapan dengan preman atau laki laki mabuk di gang gang?

Damn, dia lupa, dia harus kembali pada misi pencariannya.

Kembali berlari dan berjalan hingga sampailah dia di persimpangan jalan. Untunglah lampu penyebrangan berwarna hijau sudah menyala.

Ia mencari di balik kerumunan warga sekitar yang kini tengah menyebrang bersama hingga sosok wanita berambut [h/c] terlihat juga oleh kedua matanya.

Ia berjalan dengan kedua tangannya yang membawa keresek belanjaan bersama wanita tua di sampingnya dengan senyuman lebarnya.

Dia kenal mereka berdua...


"jadi bagaimana menurutmu tentang Shinsuke?"

"umm... Dia baik, pengertian, memiliki tanggung jawab yang tinggi, pintar, dan... Mungkin lain lainnya."

"apa dia tampan?"

"he?!-..."

"nenek sudah menduganya. Kau memang wanita yang selalu Shinsuke ceritakan. Kenapa kau tak mampir ke rumah nenek dan bertemu dengan Shinsuke disana?"

"tak usah. Aku juga tak ingin merepotkan anda."

"kau sudah repot repot membawakan belanjaan nenek."

"aku tak perlu imbalan apa pun. Sungguh. Aku senang dapat membantu."

"tidak. Nenek akan panggilkan Shinsuke di sana."

"ne-nenek!"


Mungkin sekarang saatnya dia pulang...


*************


"tadaima!..."

"okaeri! Are? [name]-chan?"


[name] hanya bisa menahan malunya sekarang. Tak ingin menatap Shinsuke apalagi saat bersama neneknya.


"Shinsuke, apa kau bisa menemani [name] untuk minum teh sebentar? Dia sudah membantu nenek tadi."

"ya. Tentu."


Nenek Shinsuke akhirnya berjalan memasuki rumah dan menyisakan dua insan yang dilanda keheningan sementara.


"biar aku yang membawa belanjaannya."

"tak apa. Aku kuat. Tenang saja. Dan aku juga harus-..."

"minum teh bersama. Kau harus."

"tapi-..."

"aku sudah menghubungi Kotone-chan."


SAVAGE!!...


"kau tak perlu malu. Aku sudah menceritakan semuanya tentang hubungan kita. Dia juga sangat senang mendengarnya. Apalagi saat bertemu denganmu secara langsung."


Melihat kedekatan [name] dan neneknya... Shinsuke tak dapat mengatakan apa pun selain-...



"dia ingin kau menjadi menantunya..."



Tarik nafas...

Tahan...

Lalu...

Berteriaklah sebisa mungkin di dalam pikiranmu...

*internal screaming*


Calon menantu yang tepat bagi neneknya...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang