Hair

10.6K 1.4K 276
                                    

Saat dia bermain dengan rambutmu...


Suara langkah kaki terdengar saat Akagi dan Shinsuke berjalan di depan kelas [name] yang tengah tertidur di dalamnya.

Maklum... Menghapal materi ulangan 4 pelajaran maut.

Anggap saja [name] adalah putri tidur yang bisa dibangunkan oleh ciuman seorang pangeran.

Dan kalian tahu siapa pangerannya.

Dan sedari tadi pandangan Shinsuke tak dapat teralihkan dari pemandangan wajah manis dengan pipi imut [name] dari jendela kelas.

Dia sempat merona. Tapi tak nampak. Walau jantungnya sudah berdegup kencang.

Akagi yang mengerti arah pandang Shinsuke akhirnya mendapat sebuah curahan ide yang entah darimana datangnya.


"[name]-chan terlihat sangat lucu saat tidur, bukan?"

"hm? Oh. Ya. Umm... Maaf, aku sempat melamun tadi."


Inginnya Akagi tertawa layaknya seorang peran antagonis sekarang. Tapi apa daya di hadapan Shinsuke.


"hei, bagaimana kalau mengikat rambutnya? Mungkin itu akan terlihat lebih imut. Atau mungkin sesuatu yang lucu."

"tapi... Itu akan membangunkannya."

"kau hanya perlu melakukannya dengan tenang."

"yaa... Mungkin sekali kali membalas dendam tak apa."


Dan Shinsuke ingat saat rambutnya terakhir diikat oleh [name] dan berakhir semua anggota tim voli tertawa melihatnya. Bahkan si kembar kira kalau Shinsuke adalah manager baru dan merupakan adik Shinsuke.


"kalau begitu aku akan memberi kalian privasi. Tenang, aku tak akan mengintip."


Akagi berjalan meninggalkan Shinsuke yang masih mematung di ambang pintu menatap [name] antara ia harus melakukannya atau tidak.

Tapi mengingat ulah pacarnya sampai ia harus berada di ruang ganti dengan waktu yang lama, membuatnya sedikit kesal.

Dengan seringai lebar, Shinsuke mengeluarkan ikat rambut yang sempat [name] gunakan untuk melakukan hal yang sama padanya.

Walau dia tak tahu harus melakukan apa sekarang.

Sementara Akagi hanya dapat menunggu Shinsuke di kantin karena sang empu tak kunjung datang.

Beberapa menit berlalu dan Akagi akhirnya datang untuk mengecek temannya.


"hei! Kau di dalam-..."

"ba-baka! Apa yang kau lakukan pada rambutku?"

"a-aku hanya mengikatnya."

"ta-tapi kenapa harus seperti ini?"

"umm... A-aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Jadi... Aku hanya usil mengikat rambutmu."


Dan Akagi dapat melihat rambut [name] yang kini terikat [kepang/2 pony tail] rapi di depan Shinsuke. Berbanding 180° derajat saat [name] mengikat rambutnya.


'apa ini yang dinamakan 'usil' menurut Shinsuke?....'--Akagi


"tapi kau menyukainya, bukan?"

"umm... Ya. Tapi terakhir kali aku-..."

"sudahlah... Aku menyukainya. Tenang saja. Dan juga... Kau terlihat lebih cantik dari biasanya..."


Wajah Shinsuke memerah sepenuhnya dengan menatap ke arah lantai di bawahnya juga jari telunjuk yang ia mainkan.


"Umm... Bolehkah aku-..."


Meledaklah, [name]!

Explosion!


"oh! Akagi?"

"umm... Tak apa. Aku bisa meninggalkan kalian jika kalian mau... Aku pergi..."


Dan akhirnya Akagi berjalan dengan cepat di koridor kelas menuju kelasnya dengan memasanh wajah datarnya seolah olah tak ada yang terjadi sama sekali.

[name] tak merespon walau kini dia tengah berusaha bertelepati pada Akagi untuk menolongnya.


"umm... Jadi apa yang ingin kau katakan? A-aku tahu! Aku tahu... Tapi jangan sekarang, oke. Ki-kita bisa... Umm... Kau tahu? Errr... Kau bisa menciumku saat-..."


Dan [name] menatap Shinsuke yag menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Salting.


"Shi-Shinsuke?!-..."

"ma-maksudku tadi aku ingin mengajakmu ke kantin untuk makan siang. Tapi jika kau tak mau... Tak apa. A-apa kau memang menginginkan itu? Umm... Jika kau mau aku bisa."


Oke, [name]... Sepertinya sekarang waktu yang tepat untuk meledak.

KATSUUUU!!!....


Bukan lagi bermain, tapi menata rambutmu...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang