Period

6.7K 966 150
                                    

Disaat kau sedang berada di dalam masa periodemu...


Suara pensil terdengar dari arah bangku belakang dimana kau kini duduk dengan mencengkram rok pelan dan menatap lurus ke bawah dengan keringat dingin yang mengalir.

Sesekali kau menatap ke papan tulis kini berisi kumpulan angka dan huruf dengan wajah tegang.

Temanmu yang duduk di sampingmu hanya bisa tersenyum canggung melihat dirimu yang berbeda 180° hari ini.

Hawa di sekeliling tubuhmu seperti mengatakan 'keluarkan aku dari neraka ini sekarang juga...'.


'mungkin... Dia sedang badmood...'


Dan dari luar jendela, seseorang menatapmu dengan manik goldennya setelah menyelesaikan tugasnya berkeliling sekolah untuk mengawasi.

Menatapmu yang menunjukkan wajah dan tubuh yang sedikit bergetar itu rasanya sedikit membuatnya khawatir denganmu.

Dan sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini?


'aku sedang dalam masa periodeku dan sepertinya sekarang... Rokku... Bagaimana ini?! Seseorang! Kumohon! Nyalakan bel sekarang juga!...'


Kau menatap ke samping untuk meminta bantuan temanmu namun kini guru tengah memperhatikanmu di depan sana. Alhasil, kau langsung mengambil pensilmu dan menulis semua yang berada di papan tulis walau memang sudah semua kau catat.

Menit menit kelam itu akhirnya berakhir dengan suara bel istirahat yang berbunyi. Kau dapat menghela nafas lega sekarang ini dan hendak mengeluarkan ponselmu sebelum-...


"[firsname]-san!"

"ha-ha i'!"

"bisa kau bawa tugas ini ke meja saya? Rapat akan segera dimulai dan mohon bantuannya."

"ta-tapi-..."

"hm? Kau tak bisa?"

"maksudku aku akan membawanya! Tenang saja, Sensei!"


'maksudmu dengan bercak darah di rokmu?! Mimpi saja sana!...'


"benarkah? Kalau begitu terima kasih. Kalau begitu saya pamit."

"umh! Terima kasih atas bimbingannya, Sensei."


Semua murid akhirnya meninggalkan kelas. Kau hanya bisa merutuk diri sekarang ini.


"hey! Kau tak akan pergi ke kantin? Kau baik baik saja? Ada masalah?"

"tidak untuk hari ini..."

"err... Maksudku... Baiklah. Sebagai sahabat yang baik, aku akan mentraktirmu! Tenang saja! Kau bisa duduk manis disini atau pergi ke kantin, oke? Aku pergi dulu!"

"yaa..."


'mungkin dia sedang dalam waktunya...'


Manik merah temanmu bertemu dengan manik golden Shinsuke yang tengah membawa jaket di tangannya.


"Kita-san?"

"maaf, tapi apa [name] ada di-... Oh! Itu dia. Maaf mengganggumu."

"tidak apa apa. Kalau begitu aku pergi!"


Shinsuke berjalan memasuki kelas dimana kau kini tengah meletakkan kepalamu di lipatan tangan dengan aura gelap mengelilingi tubuhmu.


"[name]? Kau baik baik saja?"


Suara itu sontak membuat [name] mengangkat kepalanya dan menatap wajah sang pemilik suara yang kini berada di hadapannya.


"Shinsuke?! Aku... Baik baik saja..."

"benarkah? Kurasa, tidak."

"yaa... Aku hanya... Kau tahu? Masalah wanita... Aku sedang dalam... Masanya..."


Hanya butuh 0,5 detik saja Shinsuke sudah mengerti apa yang dimaksud [name] dan mengulurkan keresek hitam dan jaketnya padanya.


"aku mengerti... Jadi sebaiknya kau harus segera ke toilet. Pakailah ini."


Sementara [name] hanya tersentuh dengan kepekaan pacarnya yang satu ini hingga Author harus menyalakan senter sebagai backgroundnya.


"tapi-... Kau kan laki laki!"

"yaa... Memang sedikit memalukan. Tapi tak apa. Aku baik baik saja. Ingin kuantar? Atau kau butuh privasi?"

"tak apa. Aku bisa sendiri."

"kau ingin [fav/food]?"

"darimana kau tahu?!"

"hanya menebak. Mungkin moodmu akan kembali. Atau kau butuh sesuatu?"

"tidak, ini sudah cukup. Terima kasih untuk semuanya. Aku akan menggantinya lain kali."

"tak perlu. Lagipula aku melakukannya untukmu."


"Shinsuke..."

"hm?"

"sepertinya sekarang ini aku bermimpi kalau aku berada di surga..."

"maksudmu?"

"bukankah malaikat itu berada di surga?"

"ya, dan kau malaikatnya... Are? [name]?"

"tenang saja. Aku sering mimisan saat aku sedang dalam periodeku."

"tidak. Sepertinya kali ini berbeda..."


Dia akan sangat mengerti suasana hatimu...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang