Play

7.2K 1K 289
                                    

Terkadang kalian bertiga bermain bersama...


"Nee-chan! Ayo bermain! Sedari tadi kau hanya duduk di depan meja belajarmu."

"tidak. Aku sedang mengerjakan tugas, Kotone-chan."

"hanya sebentar!"

"tidak. Aku sibuk. Sekarang ambil kue atau semcamnya dari dalam kulkas jika kau mau."

"mou! Jahat! Setidaknya ayo baca cerita!"

"tidak."


Dengan langkah kesal dan pipi yang sedikit digembungkan, Kotone berjalan keluar dari kamar kakak perempuannya. Bel rumah tak lama berbunyi dan membuat atensi [name] tertuju pada pintu kamarnya.


"palingan Kotone yang usil."


"YEEE!! SHIN-NII!!"


Oh tidak.

Langkah kaki terdengar mendekat sebelum pintunya terbuka dengan Kotone dan Shinsuke yang kini berada di ambang pintu. Wajah [name] pastinya agak bersemu merah karena kamarnya yang agak-... Ehem! Berantakan.


"Shin-Nii! Nee-chan tak mau bermain denganku!"


'kelakuan bocil... Sabar [name]... Dia bukan adikmu... Dia adik ipar Shinsuke...'--[name]


Sama aja, neng.


"Kotone-chan, sekarang aku sedang mengerjakan tugas."

"hmph! Kalau begitu aku yang akan bermain dengan Shin-Nii!"


'kok kesel, ya?...'--[name]


"yasudah, sana."

"hwaa!! Jahat!! Pokoknya aku mau bermain dengan Nee-chan!!"


Baju [name] ditarik paksa oleh Kotone hingga membuat tubuhnya oleng juga kursinya oleng karena melihat Shinsuke disana.

E-errr... Kita lanjutkan saja.


"Kotone!"

"pokoknya bermain dulu!"


Memutar bola matanya kesal, [name] hanya bisa pasrah dan mengikuti apa yang Kotone inginkan sedangkan Shinsuke hanya melihat tingkah kekasihnya dengan calon adik iparnya.

Kotone sudah ia anggap sebagai adik sendiri sampai kadang Kotone akan berjalan ke rumah Shinsuke dan bermain disana, meninggalkan [name] yang mencarinya sampai setengah mati.


"bagaimana dengan membaca cerita?"

"ya. Kau ingin cerita apa, Kotone-chan?"

"Snow White! Aku suka cerita itu!"

"benarkah? Umm... Aku tak terlalu hapal ceritanya."

"heee?!! Tapi aku menyukainya!"

"bagaimana kalau kita memerankannya saja?"

"ya! Nee-chan akan menjadi pemyihir jeleknya!"

"hah?!"

"karena Nee-chan jahat! Shin-Nii menjadi pangeran tampannya!"

"urgh! Terserah kau saja."


****************


"nanti berikan aku apelnya, ya!"

"ya! Terserah kau saja!"


*****************


Pintu diketuk pelan dengan [name] yang menggunakan jubah hitam dari jaketnya. Maklum... Live action low budget sementara Shinsuke masih normal normal saja di luar sana.

Pintu dibuka dan menampilkan Kotone dengan bando pita di atas kepalanya-...

Jangan sampai gantung diri ya, dek. Trauma aku.


"ya? Ada yang bisa kubantu?"

"ini kamarku, tahu!"

"bukan seperti itu kata kata si penyihir!"

"urgh! Ekhem! Aku membawakanmu beberapa apel. Maukah kau mencicipinya untukku?"


Satu apel terulur ke arah Kotone dimana [name] harus berlutut karena tinggi Kotone hanya sampai perutnya.

Kotone menerimanya dengan senang hati-... Karena dia tahu itu tidak beracun. Sebenarnya.


"ya. Terima kasih, nek!"


Satu perempatan kesal tercetak jelas di pelipis [name] dan kekehan kecil terdengar dari Shinsuke belakangnya.


"jangan tertawa, kumohon."


Kotone perlahan ambruk seketika di lantai walau jarinya masih terlihat bergerak. Keduanya menatap Kotonea dengan tatapan penasaran.


"apa kita pindahkan saja ke kasur atau mebiarkannya di lantai?"



"KOTONE-CHAN!! KAMI DATANG!!"


Suara (baca:teriakan) itu terdengar dari bawah dan membuat Kotone bangun dan berlari ke bawah dengan cepat.


"aku datang! Kita lanjutkan nanti!"


[name] hanya menghela nafas lega dan melepas jaketnya.


"sekali lagi, aku bukan nenek nenek penyihir, oke."

"ya. Tapi... Mungkin kau bisa menjadi putrinya?"

"hm? Putri?"

"kau tahu apa yang harus dilakukan Sang Pangeran untuk membangunkan putrinya?"


Otak [name] berfikir keras dan akhirnya dia mendapatkan jawabannya.


"dia harus-... Ohhh... Aku tahu itu. Ta-tapi-..."


Terlambat, [name]. Kedua tangannya kini mengekang tubuh [name] di depan dinding kamarnya dengan manik gold tajamnya menatap [name] seolah olah rubah yang kelaparan.



"sepertinya Sang Pangeran telah jatuh cinta dengan Penyihir di hadapannya. Bagaimana dengan kau memakan apel beracunmu dan aku datang untuk membangunkanmu?"


'gw jadi ngeri, sahabat...'--Kekeyi[name]


"tapi itu tak ada di dalam-..."

"akan kuubah ceritanya."


Selamat tinggal [name]...

Semoga kau tenang di alam sana...


Chu~



Dan berakhir dirimu yang kalah...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang