Nervous

7.9K 1.1K 286
                                    

Saat kau bertemu dengannya tanpa sengaja...


[name] keluar dari rumah dengan wajah kusutnya setelah menerima daftar belanjaan dari ibunya yang sudah menampakkan diri dengan panci penggorengan di tangannya saat [name] masih sibuk di dalam mimpinya.

Jam berapa sekarang?

Tepatnya jam 06.30 pagi dan ini adalah hari Minggu.

Hanya berbekal dengan mencuci muka, gosok gigi, dan menyisir rambutnya, [name] sudah siap pergi ke luar rumahnya menuju medan tempur.

Sejauh ini tampak aman aman saja dengan beberapa orang yang berlalu lalang di trotoar jalan.

Hingga mata [name] tak sengaja menangkap sosok laki laki berambut silver yang tengah memasuki minimarket yang akan ia kunjungi.

Yaaa... Tidak mungkin Shinsuke melihatnya dengan penampilan seperti gembel seperti ini, kan? Bagaimana kalau dia dicap wanita aneh? Atau tak dapat menjaga diri sendiri?

Tapi jika dia tak segera pulang, ibunya sudah siap dengan panci penggorengan kesayangannya. Ia tak mau jadi bola tenis dadakan, bukan?

Setelah dirasa sang tersangka memasuki minimarket, [name] menyelinap masuk ke rak pertama. Mencari list barang yang kemungkinan ada di di rak itu kemudian mengintip dari samping ke rak ke dua dimana Shinsuke berada.

Masih sibuk dengan pilihannya, tak ada cara lain bagi [name] untuk menunggu Shinsuke selesai. Beberapa menit berlalu dan akhirnya Shinsuke berjalan ke arahnya dan dalam hitungan detik, [name] sudah berada di rak kedua dengan mengelilingi rak, mengambil barang yang dibutuhkan dan kembali melanjutkan misinya ke rak lain secepat yang ia bisa.

Mungkin dia bisa menjadi keturunan koro-sensei.

Dan sampailah ia di kasir dengan keranjang belanjaan yang penuh.


"umm... Permisi... Apa kau bisa cepat menghitung belanjaanku? Aku haru kembali secepat mungkin."

"o-ohh... Oke."


Baru saja helaan nafas [name] keluarkan, seseorang berhenti di belakangnya dan membuatnya doki doki gak karuan.


"[name]?..."


Ohhh...

Selamat tinggal harga diri...

*****************

"tak apa, kau tak perlu malu memakai itu. Lagipula aku tak terlalu mementingkan penampilanmu."

"benatkah? *snort* kau tak kecewa karena aku terlihat seperti gembel yang berasal dari dasar dunia dan mendarat di atas tanah?"

"tidak. Kau bisa menunjukkan dirimu sendiri padaku. Aku tak akan marah sekali pun."


Iya, dia tak pernah marah. Tapi ceramahannya kadang [name] dapat secara gratis tanpa tiket.

Hening pun menyapa dan pastinya mereka membenci situasi ini. Shinsuke dengan antsusias mengantar [name] pulang hanya agar mereka dapat berjalan bersama dan mengobrol seperti biasa. Tapi sekarang?

Hingga sampailah mereka di depan rumah [name].


"terima kasih karena sudah mengantarku."

"ya, sama sama. Aku juga senang kita dapat bertemu. Ja, aku duluan!"


Shinsuke melambai kecil dan akhirnya balik kanan dan berjalan pergi.


"a-aku terlalu gugup tadi..."


Dan ponsel [name] pun bergetar, menampakkan nomor kontak bernama Shinsuke di atasnya.

Klik!...


"moshi moshi?"

"umm... Maaf sebelumnya. Apa kau memiliki masalah? Aku hanya khawatir karena kita tak berbicara satu sama lain tadi. Mungkin kau ingin membaginya? Tapi jika tidak tak apa."

"masalah? Tidak. Aku hanya gugup tadi. Ahaha. Tapi sekarang tidak lagi."

"syukurlah... Mungkin kita bisa mengobrol sekarang? Kau tak keberatan?"

"ya. Tentu."


Dan berakhirlah [name] berbincang dengan pacarnya hingga matahari terbenam.

Hebat, bukan?


"sebaiknya kita akhiri sekarang. Maaf maaf. Ponselku hampir mati."

"ya. Tentu. Terima kasih waktunya, [name]. Sampai jumpa besok."


Piip!...


"JAM 6 SORE?!!"



Itu selalu membuatmu gugup berbicara dengannya...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang