Unexpected

13K 1.7K 336
                                    

Terkadang dia...


Kau membalikkan tubuhmu saat cahaya matahari mengganggu acara tidurmu dimana kakak laki lakimu kini memandang kesal kearahmu.

Inginnya dia berteriak ke telingamu seandainya ini bukanlah jam 6 pagi. Yasudahlah, lagipula ini akhir pekan.

Kau membuka matamu dan sedikit merenggangkan tanganmu untuk menghilangkan rasa kaku di sendi sendi tulangmu juga untuk mengumpulkan kesadaran.

Ponselmu bergetar dan menampilkan pesan masuk dari kontak bernama 'Shinsuke' yang membuat kesadaranmu seketika kembali seratus persen.


_________________________________________

From: Shinsuke
06.06

Ohayou gozaimasu, [name]-chan. Apa kau sudah sarapan? Hanya sekedar mengingatkan, aku ada di depan rumahmu sekarang ini.

[balas]

_

________________________________________


Kau menatap sejenak layar ponselmu dengan wajah blank dan tak percaya juga pertanyaan memenuhi benakmu.

Kau kemudian menatap kearah jendela dimana Shinsuke sudah berada di sana dengan memainkan ponselnya.

Kau langsung tancap gas ke arah kamar mandi dengan kecepatan penuh kemudian mandi secepat yang kau bisa.

Kau menuruni tangga dengan tas di tanganmu dan mengambil sehelai roti di atas meja dan berlari menuju pintu utama tanpa sepengetahuan ibumu di dapur.

Memakai sepatu dan kemudian tanganmu membuka pintu, menatap sejenak pemandangan langka di hadapanmu hingga rotimu seketika jatuh.

Memakai sepatu dan kemudian tanganmu membuka pintu, menatap sejenak pemandangan langka di hadapanmu hingga rotimu seketika jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mo-Mochi?" ucapmu pelan dan kucing oranye itu akhirnya melompat dari pangkuan Shinsuke berjalan memasuki rumah. Sedangkan netra goldnya menatapmu dengan senyuman andalannya.


"ah! Ohayou! Apa kau sudah siap berangkat?"

"aku akan bertanya pada ibuku tentang persediaan tisu di dalam rumah."

"hm? Memangnya-... Hi-hidungmu..."


Kau hanya menggeleng kecil dengan mengibaskan salah satu tanganmu kecil dengan wajah datarmu memberitahunya bahwa semuanya baik baik saja.

Namun Shinsuke tetaplah Shinsuke.

Tangannya mengeluarkan tisu dari saku seragamnya dan mengambil sehelai tisu lalu menutup hidungmu pelan dengannya.


"kau baik baik saja, kan? Kau sakit?"

"a-aku tak-..."

"sebaiknya kau tak memaksakan dirimu jika kau mau."

"hey! Aku baik baik saja!"

"benar? Bagaimana jika kau pingsan di jalan?"

"tentu saja tidak. Aku bukan wanita yang lemah, bukan?"

"ya, ya. Aku tahu itu. Kalau begitu ayo." tangannya menggenggam tanganmu erat dan menarik tanganmu pelan.


"tenang saja, aku akan menggendongmu jika kau tak kuat berjalan. [na-name]?!-..."

"aku baik baik saja! Hanya tersandung kakiku sendiri! Ahaha!"

"kalau begitu naiklah."

"hahh?!"

"kau akan terus terluka jika kau melakukan hal hal ceroboh sepanjang perjalanan. Dan aku tak mau kau terluka."


Oke, tetaplah bernafas karena masih banyak oksigen di sekelilingmu.


"gombal!"

"go-gombal?!-..."


Sedangkan orang orang di sekitar hanya tersenyum kearah kalian berdua dan berakhir kau berada melingkarkan tanganmu di lehernya dan memyembunyikan wajahmu di helaian rambut silvernya dengan wangi shampo yang selalu ia gunakan untuk menyembunyikan wajah memerahmu.

Dan sekali lagi pastinya Shisnuke tersenyum lebar melihat tingkah lucumu.


Tanpa sadar membuat kedua pipimu merona...

Kita Shinsuke As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang