35 "memanas"

7 1 0
                                    

"gue sama Rakha pulang dulu ya sha" pamit filiya bersama Rakha di sampingnya

"Loh kalian udah mau pulang?" Tanya ran bingung

"Iya. Udah lama juga kita disini" ucap Rakha

"Yaudah hati-hati kalian, nanti datang lagi ya besok?" Pinta ran memohon

"Iya gue datang besok" ujar filiya

"Gue gimana nanti aja deh" ucap Rakha santai

"Engga setia kawan Lo" kesal ran

Rakha pura-pura tak mendengar, ia mengeluarkan ponselnya dan memainkannya dengan segera.

"Kita pulang dulu" pamit filiya sekali lagi

"Iya hati - hati fi" pesan ran

"Salam ke kak sheril"

"Salamnya sudah tersampaikan!"

Filiya terlonjak kaget seketika mendengar suara teriakan tiba - tiba dari toilet di dalam kamar inap ran.

"Itu di dalam ada kak sheril fi" ucap ran memberitahu filiya yang terkejut

"Ah...iya" filiya menyengir

"Ayo bro, kita pulang!" Filiya menepuk bahu Rakha yang asik bermain ponselnya

"duh untungnya handphone mahal gue engga jatoh!" Ujar Rakha dramatis yang membuat filiya menatap Rakha aneh

"Sombongnya!" Filiya menatap Rakha kesal

Tok tok tok

Refleks mereka bertiga melihat kearah pintu masuk yang tertutup dengan rapat.

"Masa suster yang masuk sih?" Tanya filiya dengan heran

"Padahal gue udah makan" gumam ran

"udah ah banyak omong kalian, biar gue aja yang buka" dengan langkah cepat, Rakha berjalan menuju pintu untuk mengetahui siapa orang yang datang sore hari seperti ini

"Abel?" Ucap Rakha di pintu terdengar sampai telinga filiya

Pikiran filiya memutar kepada kejadian diluar cafe siang tadi dan di kedai ice cream, dimana filiya yang melihat sendiri kedua orang itu.

"Arghh....apa gue trauma sama yang namanya Abel? Kayaknya setiap nama itu disebut kepala gue bawaannya muter - muter terus!" Batin filiya dengan kesal

Harusnya filiya cepat-cepat pulang bersama Rakha tadi agar tidak bertemu manusia bernama Abel, ternyata gerakannya kalah cepat. Filiya sekarang hanya bisa pasrah.

"Ayo masuk bel" terdengar ajakan Rakha yang mengajak Abel itu

Rasanya filiya ingin menghilang dan sekarang! Ia tak mau melihat drama disini, sayangnya, filiya tidak punya jurus menghilang, dan filiya hanya manusia biasa.

"Ya ampun ranendra kamu kenapa bisa begini?"

Filiya menghembuskan nafas dengan kasar, sudah malas baginya berada disini, entahlah, semenjak mengetahui sosok Abel, filiya merasa hawa disekitarnya naik turun jika....Abel datang hawanya terasa panas, jika Abel pergi saat itu juga hawa disekitar terasa sejuk.

"Gue nabrak pohon" jawab ran dengan singkat

"Harusnya kamu lebih hati - hati bawa motornya" peringat Abel khawatir

"Baiklah"

"Lain kali kalau mau berangkat pake mobil aja"

"Nih anak enak banget nyuruh - nyuruh!" Batin filiya geram

Girlstalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang