Filiya menghirup udara sore yang ada di taman, kali ini mereka berdua sudah berada di taman sejak lima menit yang lalu.
"Akhirnya gue keluar menghirup udara segar juga" ucap ranendra senang, ia sedikit tersenyum membuat filiya juga ikut tersenyum
"Rasanya gimana?" Tanya filiya penasaran
"Bahagia"
"Dan itu berkat gue?"
Ranendra melirik kearah filiya yang menatapnya. "Ya, berkat Lo"
Filiya bersorak gembira dalam hati, setidaknya ia merasa senang sekarang.
"Bagaimana dengan Lo fi?" Tanya ranendra
"Apanya?" Tanya filiya balik dengan bingung
"Apa Lo juga bahagia sekarang?" Tanya ranendra penasaran
Filiya melebarkan senyumannya. "Cukup bahagia karena gue bisa liat senja lagi"
"Indah ya senjanya"
"Sangat indah,"
"Dan gue bahagia menyaksikan senja ini dengan Lo" lanjut filiya dalam batin
Filiya mengeluarkan handphone dari saku roknya, ia membuka kamera ponsel dan mengarahkannya kearah senja, ia memotretnya.
"Bisa kita foto bareng bersama senja ini?" Tanya filiya
Ranendra mendongakkan kepalanya kepada filiya. "Ayo"
"Ini bisa jadi kenangan" ranendra tersenyum tipis melihat hasil foto mereka
"Lo selalu ngomong gitu kalau kita foto bareng" balas filiya cemberut
Ranendra memandang kearah senja kembali. "Karena, semua foto kita akan jadi kenangan nantinya"
Filiya melihat kearah ranendra yang masih memandang senja, ia tak mengerti dengan ucapan ranendra.
"Maksud Lo?"
"Nanti juga Lo akan ngerti fi" balas ranendra tersenyum maklum
Filiya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Lo banyak senyum hari ini" ucap filiya bingung
Mendengar itu ranendra kembali tersenyum tipis. "Senyum itu buat gue bahagia,"
"Gue bahagia senyum buat Lo."
Filiya mematung, tak bergeming mendengar ucapan ranendra yang tiba - tiba membuatnya terdiam karena merasa berbunga - bunga.
"Dan hari ini.......senyum terakhir gue buat lo"
Senyum filiya luntur seketika, ia merasa seperti di jatuhkan setelah di terbangkan keatas langit.
"Kenapa harus terakhir?" Tanya filiya lirih
"Gue gabisa jawab sekarang filiya...biar waktu yang jawab itu" ujar ranendra tak menatap filiya
"Gue ingin Lo yang jawab pertanyaan gue, bukan waktu. Apa itu bisa?" Tanya filiya meminta jawaban dari ranendra
Ranendra tidak kuat di tatap terus oleh filiya, ia hanya bisa menjawab. "Senjanya udah gak ada, gue udah gak kuat lama - lama diluar" dengan berat hati ranendra menjawab
Filiya menghembuskan nafasnya kasar. "Kita balik ke kamar inap Lo" ia mulai mendorong kursi roda ranendra dengan perasaan berkecamuk
Ranendra menghela nafas tidak enak, ia memikirkan perasaan filiya kali ini, ada sedikit perasaan menyesal telah mengatakannya, namun....mungkin ini yang terbaik untuk mereka.
"Maafin gue fi" batin ranendra
***
"Gue balik dulu" filiya mengambil tas sekolahnya dan memakainya, semenjak kejadian di taman tadi, mereka saling terdiam dengan pikiran masing - masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlstalker
Teen Fiction-based on true story. cerita ini berkisah tentang seorang gadis yang mempunyai idola, tiba-tiba melihat lelaki di sekolahnya yang memiliki wajah yang mirip dengan sang idolanya. Awalnya ia pikir lelaki itu idolanya, dan bisa merasakan seperti bertem...