Brandon
Kenapa aku jadi sangat khawatir seperti ini? Aku harap kondisinya tidak semakin memburuk. Aku jadi mengingat malam itu, 2 hari lalu. Malam itu hujan juga turun dengan derasnya, sama seperti malam ini. Apakah aku terlalu keras padanya waktu itu? Tanpa peduli kalau dia akan jatuh sakit karena terkena hujan, aku malah mengusirnya pergi. Ini semua salahku sampai dia jatuh sakit seperti sekarang. Setelah seperti ini, aku tidak peduli kalau sampai orang tuanya memarahi atau memakiku, tidak peduli kalau dia marah dan tidak mau bertemu denganku, aku akan tetap menunggunya sampai dia mau melihatku. Aku harus memastikan kalau dia baik-baik saja....
Berdiri di depan pintu rumah mertuaku, aku menarik nafas panjang sebelum menekan bel pintu rumah tersebut. Aku menunggu dengan gugup, padahal aku sudah mempersiapkan diri tadi. Ah, aku harap yang membuka pintu bukan papanya Etta.
Krekkk
Aku tersentak dan menengadahkan wajahku. Mama mertuaku ternyata, syukurlah....
"Brandon?"
"Ma, hmm... saya kesini untuk....bicara... dengan Etta" Ucapku tergagap.
Raut wajahnya berubah dari terkejut menjadi khawatir dan juga ada keraguan disana. " Hmm Brandon, Etta....."
"Aku tahu ma, aku tahu kalau Etta....."
"Siapa itu" Gawat! Itu suara...."Kamu?! Kenapa kamu datang kesini? Apa lagi yang kamu mau?" Aku tidak terkejut kalau ayah mertuaku ini semarah ini padaku. Aku menyakiti anak mereka satu-satunya, aku mengecewakan dan mengingkari janjiku pada mereka. Aku rasa, aku memang pantas mendapatkan nya. "Kamu sudah menyakiti hati anak saya!! Kamu juga mengusirnya! Dan sekarang kamu masih berani menunjukan wajahmu di hadapanku, hah??!!"
Aku hanya bisa menunduk membiarkan ayah mertuaku membentakku, terserah, aku akan pasrah. "Sudah, sudah, jangan terlalu keras sama Brandon" kudengar ibu mertuaku mencoba melerai suaminya, yang akhirnya menghela nafas gusar dan mengalah. "Brandon" Aku mengangkat wajahku dan menatap ibu mertuaku saat dia memanggil namaku. "Masuklah, nak. Etta ada di kamarnya"
Aku tersenyum simpul dan menganggukkan kepalaku mengerti, "Terimakasih, ma" tidak lupa aku membungkukan sedikit badanku kepada ayah mertuaku.
Aku melangkah masuk sebelum kudengar ayah mertuaku menggerutu kepada istrinya. "Kenapa kamu membiarkan dia masuk?"
"Sshh, sudah , biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Kita tidak usah terlalu ikut campur"
*****
Tok tok tok
"Masuk saja!" Suaranya terdengar sangat lemah dari luar sini. Tapi ada yang aneh.... Yeri bilang Etta tidak mengijinkan siapapun untuk menemuinya, tapi kenapa aku malah disuruh masuk semudah ini?
Ah sudah, lupakan. Aku buka pintu kamar itu, melongokan kepalaku untuk melihatnya tengah duduk di tepi ranjangnya dengan punggungnya membelakangiku. Aku pun masuk tanpa mengeluarkan sepatah katapun, lalu menutup pintunya sepelan mungkin.
Dia masih tidak bergeming. Apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sedang menangis saat ini? Tapi aku tidak mendengar isakan tangis atau apapun darinya.
Melihatnya ada di depanku saat ini rasanya aku tidak bisa percaya sama sekali. Padahal baru 2 hari dia meninggalkanku, tapi rasanya seperti berbulan-bulan. Serindu itukah aku padanya?
"Ma, ada apa lagi?" Tanyanya membuka suara tanpa berbalik. Aku tersenyum menahan tawa saat mendengar nya mengira aku adalah mama nya.
Aku menggaruk tengkuk belakang leherku yang tidak gatal lalu berdehem untuk menarik perhatiannya. Entah kenapa aku jadi segugup ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
"Little Cupid" - Remake BaekHera Ver. (Completed)
FanfictionIni adalah cerita lama yang hanya dirubah para castnya dan sedikit revisi sana sini. Disclaimer : Cerita ini hanya fiktif hasil imajinasi pengarang saja, jadi jangan anggap serius ya :D Maaf jika ada kesamaan alur atau setting, hal tersebut merupa...