📍Alena Callista📍
Gua nggak perduli. Mau lo disuruh kek. Mau lo sendiri yang pengen ngelakuinnya karena ikuti hawa nafsu lo kek. Gua nggak perduli. Sekali pengecut tetaplah pengecut.🍃🍃🍃
Alena bergegas memasuki kamar. Kemudian menarik kerah baju cowok yang hendak menaiki tempat tidur. Orang yang membelakangi Alena. Setelah itu, Alena mendorong cowok itu hingga ia tersungkur ke lantai. Alena tak perduli dengan cowok yang terjatuh itu.
Sekarang, tatapan Alena beralih pada orang yang berada di atas tempat tidur. Bella. Cewek yang telah menggunting bajunya kala itu, kini terkulai lemah diatas sana. Alena menutupi tubuhnya yang terbuka dengan selimut.
"Nggak usah takut." Lirih Alena menguatkan Bella. Kemudian Alena membalikan badannya, ke arah cowok not aqhlaq itu.
"Lo." Lirih Alena tidak percaya.
"Alena." Ujar cowok itu tidak percaya.
Alena dan cowok itu mengucapkannya secara bersamaan.
Alena menatap cowok itu tak percaya. "Iya."
"GUA ALENA. ALENA SAHABAT LO! SAHABAT LO DIMASSSS!!" Teriak Alena. kepada Dimas--cowok yang hendak menguliti Bella.
"Len, ini..."
"GUA NGGAK BUTUH PENJELASAN LO!" Potong Alena dengan berteriak.
"Tapi...."
"NGGAK ADA TAPI-TAPIAN!!" masih dengan berteriak dan memotong ucapan Dimas, Alena mengutarakannya.
Lalu Alena beralih ke Bella. Ia mengajak Bella untuk keluar dari ruangan terkutuk ini. Alena memopong tubuh Bella.
Dimas menghalang Alena dan Bella yang hendak keluar. "Dengarin gua Len!!" Pintanya.
Alena mendorong kuat tubuh Dimas, hingga ia berpindah tiga langkah ke samping. "Nggak ada yang perlu di dengarin." Ujar Alena penuh dengan penekanan di tiap katanya.
"GUA DISURUH LEN!" Teriak Dimas pada Alena yang sudah berada di pintu luar kamar.
Alena melepaskan Bella yang bertumpu pada dirinya, lalu Alena berdiri di hadapan Dimas. "Gua nggak peduli. Mau lo disuruh kek. Mau lo sendiri yang pengen ngelakuinnya karena ikutin hawa nafsu lo kek. Gua nggak perduli. Sekali pengecut tetaplah pengecut." Tegas Alena lalu kembali ke tempatnya semula, disamping Bella.
Alena meletakan tangan Bella ke pundak untuk memopongnya. Kemudian kepala Alena berputar 60 derajat, menghadap Dimas. "Mulai detik ini, anggap aja kita nggak pernah kenal sebelumnya." Tegas Alena lalu mengajak Bella pergi dari sana.
Sedangkan Dimas terduduk ditempatnya seraya menyesali perbuatannya. Namun, nasi telah menjadi bubur dan pastinya tidak ada yang perlu diubah lagi. Semuanya telah tetap. Alena tak mau lagi menjadi sahabatnya.
❤❤❤
Alena dan Bella berjalan menuruni anak tangga. Mereka hendak ke lantai satu. Meninggalkan lantai 2, tempat terkutuk itu. "Lo bawa baju ganti?" Tanya Alena.
"Di mobil." Lirih Bella.
"Kita ke kamar mandi dulu ya." Saran Alena.
Bella mengangguk pelan.
Sesampai di kamar mandi, Alena mengeluarkan ponselnya. Alena menekan tanda telpon di nomor yang ngechat ia tadi. Gisel Handayani. Nomor Gisel.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH MY HUSBAND (TAMAT)
Подростковая литератураPERJODOHAN anak SMA dan mereka berasal dari sekolah yang berbeda. ••••••• "Apa lo tau kalo ini kamar gua?" Alena menelan saliva, mengangguk lirih. "Tau!" "Malahan Mami suruh bikin debay." Lanjut Alena lalu duduk di sofa yang ada di kamar Alex, untuk...