Bagian 9

5.4K 217 4
                                    

📍Gaguk Abimana📍
PERGI!! PERGI SEBELUM GUE NGELAKUKAN SESUATU YANG JAGAT DENGAN LO!!

🍃🍃🍃

Alena mengeliat dalam tidurnya. Ia menoleh ke arah jam dinding yang menghiasi kamar apartment Alex.

"Jam Enam." Lirih Alena.

Alena membulatkan matanya besar-besar. Dia memang tak salah lihat. Sekarang sudah jam 6. Alena segera bangkit dari tidurnya dan menuju kamar mandi. Sekitar 5 menitan, Alena selesai memakai pakaian seragam sekolah barunya.

Alena memasukan buku kosong ke dalam tas sekolahnya. Ia berniat untuk membangunkan Alex, namun orang yang akan dibangunkan tidak ada di tempatnya. Semalam Alex tidur di kasur sedangkan Alena tidur di sofa.

Menyebalkan.

Alena mencari keberadaan Alex, ia mengelilingi apartment tapi hasilnya nihil. Alex tak ada.

Apa dia ninggalin gua? Batin Alena bertanya.

Alena membuang nafasnya kasar. Sekarang ia tak perduli dengan Alex. Yang ada di otaknya hanya menuju sekolah barunya. Sekolah yang belum pernah ia datangi. Otomatis Alena tak tau tempatnya dimana.

Alena berjalan tergesa-gesa. Ia turun ke lantai dasar menuju tangga darurat. Bukan karena lift sedang rusak. Hanya saja Alena keseringan nonton film horor yang sering meng-adegankan kehororan di lift kosong.

Iya, meskipun tangga darurat memiliki kehororan yang berbeda, Alena tak perduli. Ia terus berlari menuruni tangga darurat.

Dengan napas terengah-engah Alena sampai di lantai dasar. Ia memegang lututnya sejenak lalu pergi ke tempat resepsionis.

"Permisi, Mbak. Saya mau bertanya?" Tanya Alena sopan.

"Iya, dek." Balas Ina--sang resepsionis.

Alena melihat namanya di bagian baju yang menerakannya.

"SMA Pancasila dimana ya, Mbak?" Tanya Alena.

"Kalau masalah itu saya kurang tau dek. Karena saya baru tinggal disini beberapa bulan yang lalu." Jawab Ina.

Alena membuang napasnya kasar. Tengok aja lo, Lex!! Batin Alena.

"Makasih ya, Mbak."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Alena langsung pergi dari hadapan resepsionis. Alena berjalan tanpa arah hingga sampai di pengkolan ojek.

"Permisi, bang. Bisa antarkan saya ke sekolah SMA Pancasila?" Tanya Alena sopan.

"Bisa, dek. Ayok naik." Ujar tukang ojek lalu memasang helmnya tanda ia bersedia mengantarkan Alena ke tempat tujuannya.

Alena menaiki bagian belakang motor. Sekarang dipikiran Alena hanya satu. Bagaimana cara dia datang tepat waktu ke sekolah, mengingat kini sudah pukul tujuh lewat lima puluh lima menit. Artinya Alena hanya memiliki waktu lima menit untuk sampai ke sekolah sebelum bel berbunyi.

❤❤❤

Alena memberikan uang sisa dari belanja kemaren pada abang ojek. Ia lupa meminta uang pada Alex. Alex pun tak memberikan uang atau meninggalkan uang untuk Alena.

Sangat menyebalkan!!

Alena melirik ke arah jam tangannya. Sekarang jam 07.35. Dari apartmentnya menuju sekolah membutuhkan waktu setengah jam lebih jika pergi menggunakan motor.

Untung jam upacara udah habis. Batin Alena mengingat hari ini ialah hari senin.

"Permisi, Pak. Saya anak baru di sekolah ini. Jadi apa boleh kalau saya masuk ke dalam?" Tanya Alena hati-hati pada satpam yang berjaga.

LIVE WITH MY HUSBAND (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang