Bagian 28

3.5K 169 0
                                    

📍Alexander Gutama📍
Kok lo ngomong gitu? Kita kan udah sah. Sekarang lo itu tanggung jawab gua. Jadi, semua masalah lo, masalah gua juga.

🍃🍃🍃

Jam berputar dengan sangat cepat. Class meeting telah usai. Tahun ini, juara 1 di menangkan oleh kelas Alex--kelas 11 MIA 1. Alex memiliki andil besar di perlombaan tersebut. Ya, meskipun Alex tidak ikut bertanding, namun ia selalu memberi intruksi untuk melakukan ini dan itu pada setiap anggota tim di kelasnya. Bisa di bilang, Alex sebagai pelatih dari tim-nya.

Beberapa menit lagi, pengumuman juara kelas dari ujian semester akan di umumkan. Alex dan Alena telah berbaris sesuai dengan kelas masing-masing. Dan pastinya, mereka bersebelahan. Hanya barisan cowok dan cewek yang memisahkan mereka.

"Langsung saja. Kita mulai mengumumkan juara satu dari kelas 10 MIA 1 terlebih dahulu. Juara satu dari kelas 10 MIA 1 adalah....." ujar Guru Kesiswaan dari mikrofon. Alena greget banget hari ini. Pengumuman juara kelas ada di depan mata. Ia takut, apakah ia bakal juara satu lagi seperti di sekolah lamanya atau tidak. Bismillah.

Semua murid kelas 10 yang menaiki pentas seni telah di foto. Dan sekarang mereka turun dari pentas seni dengan piagam di tangan kanan mereka.

"Baiklah. Sekarang pengumuman juara untuk kelas 11."

Alena menutup matanya seraya mengucapkan Basmallah.

"Juara 1 dari kelas 11 MIA 1 adalah Alena Callista. Kepada Alena dipersilahkan untuk naik ke atas pentas seni." Ujar Buk Lili--guru kesiswaan.

Alena yang mendengar namanya disebut tersenyum sumringah. Ia menatap Alex dengan gaya sombongnya. Alex memanyunkan bibirnya sebagai balasannya.

"Selanjutnya, juara 2 dari kelas 11 MIA 1 adalah Alexander Gutama." Lanjut Buk Lili tanpa menyuruh Alex naik ke atas pentas seni.

Buk Lili memang menyuruh orang yang juara satu saja yang naik ke pentas seni. Sedangkan untuk juara 2 dan 3 naik begitu saja ke pentas seni tanpa disuruh. Juara satu tampak lebih spesial dari juara 2 dan 3. And this is real.

Alex menaiki pentas seni dengan wajah datarnya. Pastinya banyak yang bertepuk tangan. Terutama dari kaum hawa. Ya, walaupun diantara mereka ada kecewa karena juara Alex telah diambil oleh seorang cewek yang selalu bersamanya. Tapi, mereka tetap memberi support pada Alex.

Ngomong-ngomong, Alex adalah satu-satunya cowok yang berhasil menjadi juara kelas. Tidak ada cowok lainnya yang pernah menjadi juara kelas. Karena itu, Alex mempunyai banyak orang yang menyukainya. Selain tampan, Alex termasuk murid yang pintar dan jago main futsal, walaupun hanya anggota.

"Juara 3 dari kelas 11 MIA 1 adalah Dimas Effendi." Ujar Buk Lili.

Semua murid melongo mendengarnya. Dimas, murid baru di semester dua, spesies cowok yang berhasil menjadi juara kelas. Dia cowok kedua yang mencetak rekor menjadi juara kelas.

Dimas menaiki pentas seni. Ia canggung sendiri dibuatnya. Begitu juga Alena. Alex mah bodoamat. Apalagi, sekarang posisinya berada di tengah-tengah sahabat yang lagi tidak baikan ini. Sedangkan, Buk Lili lagi sibuk menyebutkan juara-juara dari kelas lain.

Bicara soal Dimas. Dia orangnya mood-mood-an. Kadang ia juara di kelas, kadang tidak. Dulu di SMP, juaranya selalu turun naik. Kadang juara 3, juara 2, ranking 4, ranking 5, ranking 7, juara 2 lagi. Pokoknya, dia selalu berada di posisi 10 besar. Tapi dia tak pernah juara 1, mungkin dia tidak mampu melebihi kepintaran Alena. Atau hanya mengalah?!

Bicara soal Alena, ia selalu juara 1 berturut-turut, hingga tamat SMP. Bahkan, di SMA yang lama Alena juga menjadi juara pertama.

Buk Lili telah menyelesaikan tugasnya sebagai guru kesiswaan. Dia telah menyebutkan semua murid yang juara di tingkat kelas 11. Selebihnya tugas Kepala Sekolah yang memberikan piagam penghargaan kepada juara dari tiap kelas.

LIVE WITH MY HUSBAND (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang