Kring... Kring... Kring...Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Alena memasukan buku yang ia keluarkan ke dalam tasnya.
"Len!!" Alex memanggil.
Alena tak mengindahkannya. Ia terus saja memasuki semua peralatannya ke dalam tas.
Alena menyorongkan tangan kanannya di depan wajah Alex. "Apa?" tanya Alex.
"Duit." Singkat Alena.
"Mau ngapain?"
"Kantin."
"Yaudah ayok. Bareng."
Alena menatap Alex tajam. Kalo gak mau kasih, bilang aja. Batin Alena.
Setelah itu, Alena keluar kelas. Alena terus memikirkan bagaimana ia jajan sekarang. Ia tidak ada uang sama sekali dikantongnya.
Alena berjalan tak tentu arah. Ia tidak tahu harus kemana sekarang. Ke kantin pun tidak mungkin. Lagian kantin tidak membuka langganan buat kaum penghutang. Alena membuang napasnya jengah, lalu pergi ke arah toilet.
Alena masuk ke dalam toilet lalu masuk ke dalam salah satu biliknya. Alena berkaca seraya merapikan pakaiannya.
"Gua kuat. Gua kuat untuk nggak makan seharian." Alena menguatkan dirinya sendiri.
Alena menutup kloset duduk lalu duduk diatasnya. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan memainkannya.
"Masih ada 20 menit lagi." Lirih Alena seraya melirik ke arah jam yang tertera di atas ponselnya.
Alena mengotak-atik ponselnya. Mulai dari buka Whatsapp, Instagram, Whatsapp lagi, Instagram lagi. Itu terus yang Alena lakukan hingga bel berbunyi. Alena bernapas lega karena ia sudah tidak tahan disini untuk lebih lama lagi. Bukan karena aroma toiletnya yang bauk. Hanya saja tidak ada yang menarik disini.
Alena keluar dari bilik toilet. Saat membuka pintu bilik toilet, Alena membesarkan bola matanya. Pasalnya Alex tengah berada di sana dengan posisi membelakangi Alena. Refleks, Alena menutup kembali pintu bilik toiletnya.
Sepuluh menit telah berlalu. Alena juga belum siap-siap untuk keluar dari bilik toilet ini. Ia tidak mau ketemu dengan Alex. Alena malas bertemu dengan Alex.
Alena membuang napasnya pelan lalu membuka pintu biliknya. "Untung." Lirih Alena.
"Apa yang untung?" Tanya seseorang yang keluar dari bilik toilet sebelah kanan Alena.
Alena menutup matanya. Ia tak mau melihat orang yang sedang berbicara itu. Lagian tanpa melihatnya, Alena sudah mengetahui siapa orang itu.
"Buka mata lo!" suruh orang itu dengan posisi yang sudah berada di depan Alena.
Alena menelan salivanya. Lalu membuka matanya secara perlahan. "Alex!!" Gumam Alena kemudian menundukkan pandangannya.
Alex berdehem cool. "Kenapa ga ke kantin?" Tanyanya.
Lihatlah, pastinya ia sudah tahu jawabannya. Tapi dia masih aja bertanya. Dasar cowok!!
Alena mengangkat kepalanya. "Aku gak ada duit." Jawab Alena seadanya.
"Kan lo bisa minta sama gua!"
Huftt benar-benar menyengkelkan! Padahal tadi gua udah minta uang sama dia. Dia aja yang gak kasih!
Alena menatap Alex tajam. Kemudian beranjak dari hadapan Alex.
Alex menghentikan aksi Alena.
"Lepas." Ketus Alena yang sekarang tangannya di genggam oleh Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH MY HUSBAND (TAMAT)
Подростковая литератураPERJODOHAN anak SMA dan mereka berasal dari sekolah yang berbeda. ••••••• "Apa lo tau kalo ini kamar gua?" Alena menelan saliva, mengangguk lirih. "Tau!" "Malahan Mami suruh bikin debay." Lanjut Alena lalu duduk di sofa yang ada di kamar Alex, untuk...