~~~•••Pagi pagi sekali Kyuhyun sudah bersiap. Hyun Gi digendongannya sudah tampan dengan kupluk berwarna kuning. Bayi yang hampir berumur tiga bulan itu hanya sesekali membawa jari tangannya untuk dikulum. Kakinya menendang udara dengan bebas.
Kyuhyun sudah menyiapkan tas berisi peralatan Hyun Gi. Termasuk baju ganti dan susu formula yang sudah dibuatnya sebelum berangkat, jaga jaga jika saja Hyun Gi rewel diperjalanan menuju rumah sakit.
Tapi bahkan hingga kakinya keluar dari lift dilantai tempat Hyunra dirawat, Hyun Gi menjadi bayi yang sangat tenang. Mungkin tahu jika akan bertemu Eomma. Entahlah.
Kyuhyun melangkah dengan pelan. Sesekali menunduk hanya untuk mengecup puncak kepala Hyun Gi pelan. Tak ada seorangpun yang ditemuinya dikoridor rumah sakit. Mungkin karena ini masih terlalu pagi untuk jam membesuk orang sakit.
Menatap ponselnya yang baru diaktifkan sejak semalam, Kyuhyun mendapati puluhan panggilan tak terjawab dari mertuanya. Juga kakaknya yang mengirim serentetan pesan yang menanyakan dimana keberadaannya semalam.
Tiba tiba perasaan tidak enak menghampiri Kyuhyun. Mencoba mempercepat langkah kakinya, Kyuhyun malah mendapati ruangan tempat istrinya dirawat sudah kosong dan hanya diisi oleh seorang perawat yang tengah membereskan kasur.
Perasaan mencelos memenuhi hati Kyuhyun. Apakah... dia terlambat?
"Pak?" Kyuhyun mengerjap pelan dan mendapati sang perawat tengah menatapnya heran, mungkin merasa terganggu oleh kehadiran Kyuhyun. Tapi meski begitu senyum ramahnya tetap terbit. "Ada yang bisa saya bantu Pak?"
Kyuhyun bungkam. Matanya mengelilingi ruangan, berharap sang istri masih disana. Tapi kenyataan lagi lagi seperti menamparnya. Mengerjapkan matanya yang terasa perih, Kyuhyun beranjak membawa Hyun Gi untuk duduk dikursi dekat lift yang memang disediakan disepanjang koridor. Tanpa ingin bertanya barang sepatah kata pada perawat yang menggeleng pelan pada kelakuan aneh salah satu pengunjungnya.
"Hyun Gi-ya." Kyuhyun mengusap pelan kepala Hyun Gi, miris pada nasib putranya yang masih terlalu kecil untuk menjadi seorang piatu. "Kau masih memiliki Appa sayang."
Membersit hidungnya yang mendadak terasa tersumbat, Kyuhyun mendapati cairan bening yang mengaliri pipinya tak bisa lagi ditahan. Kyuhyun tergugu dipundak Hyun Gi yang tengah dipangkunya. Menyembunyikan tangis yang selama ini coba ditahannya. Dan menggunakan pundah kecil Hyun Gi untuk menjadi tumpuannya barang sejenak.
Pikirannya berkelana akan masa depan. Bagaimana nasibnya? Putranya? Hyun gi yang harus tumbuh tanpa figur seorang ibu. Hyun gi yang mungkin akan kesulitan saat sudah memasuki taman kanak kanak saat anak lain diantar oleh seseorang yang dipanggil mereka Eomma, sedang Hyun gi tidak. Bagaimana Kyuhyun menjelaskannya?
Mengeratkan pelukannya pada Hyun gi. Kyuhyun kembali mengecup kepala putranya.
"Hyun Gi-ya."
Kyuhyun masih menunduk dalam. Tanpa menyadari jika didepannya sedang berdiri tiga orang yang tengah menatap binggung kearahnya.
Seorang laki laki dewasa. Tinggi. Tengah menangis dipundak seorang bayi, masih terlalu kecil untuk dijadikan tempat bertumpu. Sedang bayi dipangkuan laki laki itu dengan amat tenang mengulum ibu jarinya, tak perduli kaos dibagian pundaknya telah basah karena air mata.
"Kyuhyun-ah. Kau menangis?" Mendengar suara yang dirindukannya, Kyuhyun segera mendongak cepat. Dan segera mendapati wanita yang ditangisinya tengah duduk disebuah kursi roda dengan tampang mengernyit bingung. "Kau menangis Kyuhyun-ah?"
~~~•••TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
KyuRa Series
Roman d'amoursebuah cerita tentang kehidupan pernikahan Cho Kyuhyun dan Han Hyunra.