Malam Merindu🍂

1.5K 115 4
                                    

Rindu pacar itu hal biasa. Tetapi rindu orang tua memang sangatlah dasyat. Pertalian orangtu, apalagi ibu dengan anak, memang sangat kuat.

_AldoPernando_

°°°

Ternyata jauh dari ibu bukanlah hal yang baik. Aslya benar-benar sangat merindukannya. Foto yang ada di dalam ponsel, Alsya tatap lekat-lekat. Ibu jarinya mengelus pelan di gambar wajah ibu. Sepoi angin malam menerpa tubuh. Menatap bintang yang begitu indah di langit. Pikirannya tertuju pada ibu. Seketika, air mata menetes. Ini baru saja satu hari. Alsya sudah merindu. Andaikan ibunya itu memilih meninggalkan si bajingan. Tentu, Alsya tidak akan pergi. Dan sekarangpun masih ada di dekatnya.

Ingin sekali meneleponnya, mendengarkan suaranya. Dengan cepat Alsya urungkan niatnya itu. Tujuannya, agar ibu merasakan risiko, atas perbuatannya sendiri. Dia memang begitu sering menyakitiku. Tetapi, dia tetap pahlawan bagi Alsya. Dia ibu yang sudah sepatutnya Alsya banggakan. Ibu yang memang selalu ada di sisi Alsya.

Beda lagi setelah bertemu dengan si bajingan. Ibu berubah seketika, karna cinta. Benar sekali, cinta yang membuat seseorang buta akan segalanya, buta akan sebuah kenyataan. Percuma saja bila di nasehati. Karna seseorang yang jatuh cinta, tidak memiliki otak yang normal. Hanya ada cinta cinta cinta dan cinta. Begitupun dengan ibu. Sudah beberapa kali Alsya nasehati baik-baik, bahkan dengan keras sekalipun, ia tetap percaya dengan si bajingan penguras harta itu.

Jalan satu-satunya yaitu Alsya pergi. Alsya hanya ingin tahu apa selanjutnya yang akan terjadi. Apa ibunya benar-benar kehilangan putrinya ini? Apakah dia akan tetap sama menjalani hubungan dengan si bajingan?

Alsya sendiri hanya ingin tahu. Bila tidak sesuai ekspetasi. Sudah sewajarnya Alsya menyerahkan semuanya pada ibu sendiri. Lakukanlah apa yang ingin ibunya lakukan. Ingin menikah atau menderita. Alsya tidak akan peduli. Biarkan merasakan apa yang dirinya rasakan. Karna, percuma saja menasehati. Tidak akan pernah mengerti. Kehancuran mungkin akan membuat ibu mengerti.

Anggap saja Alsya adalah anak yang jahat. Kalo saja tidak merasakan kehancuran terlebih dahulu. Ibu tidak akan pernah lepas dari si bajingan. Tentunya, dia pasti akan mengambil hikmah dari perbuatannya itu. Tetapi, bila ada yang menyakiti ibu kelewat batas. Alsya sebagai anaknya. Akan turun tangan. Tidak segan untuk membunuh orang tersebut. Meski nanti dirinya terkurung di jeruji besi. Karna ibu seperti barang berharga bagi Alsya. Segalanya bagi Alsya.

Menghapus air matanya kasar. Alsya masuk ke kamar. Tidak lupa jendela menuju balkon Alsya tutup rapat-rapat. Mematikan lampu. Dirinya berjalan di kegelapan malam. Membaringkan tubuhnya perlahan di kasur. Menyelimuti tubuhnya hingga perut. Tidur dengan memeluk guling di atas tubuhnya.

Pikirannya terus saja tertuju pada situasi di rumah ibu. Keadaan ibu, keadaan Aditya. Alsya merindukannya. Mereka berdua, sekarang ini sedang apa bila Alsya tidak ada di sana? Ibu yang tertidur lelap. Semuanya Alsya rindukan.

Air mata itu mentes kembali. Alsya membuka matanya, menatap di kegelapan malam. Posisi tidurnya berubah, menghadap ke arah samping kanan dengan memeluk guling erat. Wajahnya tertutupi guling. Hingga isakan tangis terdengar nyaring. Alsya menangis. Dirinya berusaha mengendalikan emosinya itu. Menangis dalam diam. Ingat menangis dalam diam itu sangat menyakitkan. Mulutnya Alsya bekam dengan guling. Memeluk guling tersebut semakin erat. Merindukan ibu sangatlah dasyat. Hati terasa ingin bertemu, ingin terus berada di dekatnya.

"Selamat malam ibu. Sya di sini sangat merindukan ibu" batin Alsya berkata.

Alsya berusaha tertidur. Dalam tidurpun, air mata itu terus saja menetes perlahan-lahan. Hingga dirinya benar-benar tertidur.

BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang