Takdir seperti sebuah tulisan permanen, apapun yang terjadi, itu merupakan sebuah takdir miliknya, serta jalan yang memang harus di tempuh.
_AlsyaFresinca_
°°°
"Good morning gadis manis"
Alsya berjalan beriringan dengan Dian. Mendekati wanita dengan pakaian sangat rapih. "Morning Bunda" jawabnya. Langsung duduk di dekat Siska.
"Kenapa ujiannya gak di sini aja sayang? Kasian Alsya dia sakit, biar sembari istirahat di kamar gitu"
"Bunda tau dia keras kepala" jawab Dian simpel, dengan melahap rotinya.
Alsya tidak menggubris ucapan Dian. Dia menatap Papa Dian berjalan ke arah mereka bertiga. Terlihat sangat gagah, wajahnya bersinar dengan senyuman.
"Morning babe" ujar dia menyapa istrinya dengan ciuman di pipi kanan.
Siska terlihat sangat tersipu malu. Kelakuan suaminya itu, di lihat oleh kedua anak di bawah umur.
Mungkin Dian terlihat biasa saja dengan hal seperti itu, karna mereka tiap hari sudah seperti ini bila pagi datang. Alsya memang sangat terkagum dengan keluarga yang hangat ini. Sangat begitu tentram dan harmonis.
Lanjut mencium kening Dian. "Hallo!! Good boy Papa. Morning to you" dan Papanya Dian duduk di samping Siska sebelah kanan.
"Hmmm too" ujar Dian.
Siska tersenyum lebar menatap putra semata wayangnya itu. "Papa! Lain kali gak boleh kek gitu di depan Alsya. Lihat Dian malu kan" ujarnya dengan kekehan.
Rexton langsung menatap putranya. Dia tertawa. " yaaaa. Terserah Papa dong. Papa kan yang buat Dia sama Bunda iya kan?" ujarnya dengan kekehan.
Siska menyubit perut suaminya hingga meringis kesakitan.
Dian yang mendengar seperti itu malah menatap Papanya dengan tatapan yang berbeda dari seperti biasanya. Baru kali ini mendengar dengan secara langsung. Biasanya, Dian dengar bila Bundanya curhat sekilas. Ternyata Papanya... ah sudahlah tidak bisa di jelaskan.
"Ayok!! Alsya makan yang kenyang biar cepat sembuh. Papa tidak mau yah ini tersisa"
" Perut Alsya bukan karet Papa" ujar Dian.
"Cie belain Alsya" ejek Rexton dengan senyuman.
Siska menyudahi mereka. Dan menyuruh untuk makan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan.
Alsya mengangguk dengan senyuman getir. Lalu melahap roti yang berisi selai. Menatap mereka bertiga dengan rasa iri. Bagaimana kalo posisi Alsya sebagai Dian di sana? Akan terasa bahagia pastinya. Dan itu hanyalah sebuah pemikiran. Tentunya tidak akan mungkin terjadi.
Takdir seperti sebuah tulisan permanen, apapun yang terjadi, itu merupakan sebuah takdir miliknya, serta jalan yang memang harus di tempuh. Dan inilah takdir Alsya. Keluarga yang tidak harmonis.
Hidup adalah sebuah pilihan. Dan jalan yang Alsya pilih adalah usaha. Masalah yang terjadi hanya usaha yang harus Alsya kerahkan. Sebisa mungkin Alsya berusaha. Kelak hasil yang akan menentukan.
"Kalian begitu harmonis" perkataan yang mampu membuat orang terdiam. Menatap Alsya dengan kerutan di kening.
"Kami memang seperti ini" jawab Rexton.
"Beruntung sekali Dian terlahir dari keluarga harmonis. Kau patut bersyukur Dian. Tidak hidup sepertiku dengan segala kekurangan akan suatu perhatian." ucapnya dengan tenang serta senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBIT
Fiksi RemajaAlsya Fresinca gadis yang telah merasakan kehancuran sejak dirinya berumur 6 tahun. Menyaksikan semua dengan kedua matanya. Tentang pertengkaran, permasalahan yang keluarganya alami, kekerasan. Bahkan kehilangan cinta pertamanya, ayah. Semua itu men...