Orang tidak merasakan puas. Bila belum merasakan risiko yang di deritanya.
_AlsyaFresinca_
°°°
Apa kau melupakanku?
Aishhh. Tentu gak. Lagian ngapain nelepon?
Lah emang gak boleh? Cuma rindu doang gak lebih. Hmm....
Lambemu. Dahlah aku mau jalan-jalan.
Sama siapa? Pastinya sendiri yah? Iahh jangan pergi tanpa teman lah. Ayok!! Pulang lagi sana! Oh iyah. Jangan lupa cek hari ini. Aku gak mau tau.
Yayayaya. Banyak ngomong mulu. Telinga aku hampir copot.
Etdahh buuu!! Mana ada telinga copot dengan sendirinya. Ya kali dia gak nyaman sama kamu jadi di tinggalin pas lagi sayang-sayangnya.
Astagfirulloh. Alay deuhh. Bye.
Alsya mematikan secara sepihak. Semakin kesini ucapan Dian semakin ngelantur. Perubahannya banyak sekali. Alsya lebih suka Dian yang dulu, tegas. Lah, sekarang dia berubah berlawanan dengan sifatnya dahulu. Lebaynya, semakin naik peringkat. Tetapi Alsya menyukai perhatiannya. Tiap saat dia selalu mengingatkan kesehatan dan keadaan Alsya.
Menatap pantulan dirinya di kaca. Alsya sedikit memoles wajahnya agar tidak terlihat pucat. Memakai jeans hitam, dengan model sobek, di bagian lutut serta paha. Tidak lupa memakai baju kesukaan Alsya, hoodie. berwarna army. Alsya begitu banyak Hoodie, karna Alsya sangat menyukainya. Berbagai warna apapun Alsya punya. Rambutnya tergerai lurus, di tutupi oleh ciput. Perfect. Merasa sudah sempurna dengan tampilannya. Kini Alsya pergi untuk menjelajahi daerah persinggahannya.
Tidak lupa juga. Uang serta ponsel Alsya bawa. Alsya tidak membutuhkan motor. Karna Alsya sekarang ini hanya ingin berjalan. Sebab, bila menaiki motor kesannya tidak akan terasa.
Baru saja akan membuka kunci. Gangguan sudah menyerang di belakangnya.
"Kak Al. Aku ikut yah" ujar gadis kecil dengan tampang puppy eyes.
Shitt!!
Alsya hanya menatap gadis tersebut, tanpa mengatakan sesuatu. Lalu dirinya membiarkan dia merengek bahkan menangis hanya ingin ikut dengan Alsya.
"Raisya!! Ada apa sayang? Kenapa menangis" ujar Liya di dapur.
Alsya tidak peduli. Toh tidak ada ikatan sama sekali dengan anak-anak di sini, bahkan ibunya sekalipun. Hanya pertalian dengan Zein saja. Kesimpulannya, mereka ber-empat bukanlah siapa-siapa Alsya.
Alsya menatap santai. Menyandarkan tubuhnya pada pintu. Menyeringai bak devil. "Cih!! Dasar setan kecil pengganggu"
"Apa yang kau katakan!!?" bentak Liya. Berjalan cepat, mendekati Raisya.
Drama di hadapannya sangatlah membosankan. Alsya memalingkan wajahnya menghadap kelain arah.
Gadis bernama Raisya itu. Memeluk Liya dengan sesegukan. Dengan berkata terbata-bata. Yang intinya, dia berkata ingin ikut bersama Alsya. Sejak kapan Alsya ingin di ikuti oleh anak kecil. Terkecuali Aditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBIT
Ficção AdolescenteAlsya Fresinca gadis yang telah merasakan kehancuran sejak dirinya berumur 6 tahun. Menyaksikan semua dengan kedua matanya. Tentang pertengkaran, permasalahan yang keluarganya alami, kekerasan. Bahkan kehilangan cinta pertamanya, ayah. Semua itu men...