Jadi kaya nya part ini memang membingungkan kalian tapi ini memang bagian dari cerita kok jadi di nikmatin aja arusnya.
Intinya suatu peran tidak akan hadir jika tidak memiliki arti dalam cerita😉
***
Perempuan berpakaian ketat duduk terikat di sebuah kursi terbangun dan menemukan dirinya berada di ruangan dengan pencahayaan temaram yang tidak terdapat perabotan lain kecuali kotak besar yang tertanam di dalam dinding."eum...eum..." dia mencoba berbicara namun bibirnya di tutup dengan sejenis perekat dan dia menangis seraya mencoba melepaskan sesuatu yang mengikat kedua tangannya di balik kursi
"shhuuttt...santai...tidak perlu menangis" bisik seseorang tepat di telinga kanannya
Disusul belaian di rambut panjangnya, ia takut bahkan tidak berani bergerak seinci pun padahal jantungnya berpacu kencang juga air mata yang menganak sungai di pipinya.
Perempuan itu tegang terkejut dengan benda tipis yang menelusuri sepanjang lengannya yang terikat, ia merasakan dinginnya besi yang semakin terasa bahkan lengannya terasa perih dan ada yang mengalir disana...
"eummhhrrrr...." lengannya disayat dan ia yakin itu adalah sebilah pisau tipis nan tajam meskipun sayatan tidak terlalu dalam tetapi sayatan panjang itu terasa perih.
"sakit? Ayolah ini hanya permulaan...kita bahkan belum memulai permainannya!"
Perempuan itu menggeleng dengan cepat yang ia inginkan saat ini adalah kabur dari pria gila ini, dan apa katanya? Permainan?
"Hahaha...." pria itu tertawa dan meninggalkannya sendirian di ruangan tersebut.
Kesempatan itu tidak di sia siakan oleh nya karena ia tidak ingin mati di tangan pria gila yang tampan.
Ia mengingat pertemuannya dengan pria itu.Flashback on
Ia adalah pekerja sex dan seperti malam malam sebelumnya ia akan mencari pembeli 'jasa' nya di club yang pastinya berisi pria kaya.Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh pejuru club memindai mindai manakah yang akan ia layani malam ini, hingga ia melihat pria tampan yang terlihat paling bersinar (rich) malam ini dari pengunjung lainnya.
Ia melangkah dengan percaya diri menuju 'pelanggannya', bukan tanpa alasan ia berani menghampiri langsung itu semua karena ia selalu disenangi karena wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang menarik dimata laki laki.
Dengan kata lain
Ia tidak pernah ditolakLagipula kucing mana yang menolak jika di sodori ikan?
Begitulah pikirnya.Ia tanpa malu duduk di pangkuan pria dan biasanya ia menamai para pelanggannya dengan sebutan mr.x
Ternyata mr.x sama sekali tidak menolaknya, benar kan apa yang ia bilang bahwa ia tidak pernah ditolak."halo tampan...butuh teman?" ia merapatkan tubuhnya dengan mr.x dan berbisik di telinga juga tangannya yang meraba kemeja mr.x
"kau mau menemaniku?" balas mr.x seraya meraba pinggul nya
"tentu...tapi 'ada harga ada barang' bagaimana?" ia menawarkan kesepakatan pada mr.x
"setuju"
Mendengar itu ia langsung meraup bibir mr.x dengan ganas dan mereka berciuman dengan panas.
"kurasa kita butuh kamar" ia melepaskan ciuman dari bibir sexy mr.x
"menurutmu begitu?" mr.x tersenyum lebar
"ya tentu saja dengan begitu kita dapat bersenang senang" ia mengusap dada mr.x dengan penuh gairah

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby [TAMAT]
RomanceSingkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris ***