20

82.4K 3.9K 80
                                    

"Selamat bergabung di Merlion Restaurant mas Juna, mohon bantuannya di dapur ya" aku menjabat tangan Juna koki baru Merlion disambut uluran tangannya

"Terimakasih miss Zalina karena telah menerima saya berkerja di Merlion, saya merasa bahagia diterima sebagai koki." aku melepaskan jabatan terlebih dahulu disusul oleh Juna

"Mas Juna panggil saya Zalina saja jangan miss kesannya kok formal banget" aku tersenyum padanya

"saya sungkan...miss Zalina pemilik Merlion, rasanya kurang pantas jika saya memanggil seperti itu"

"lho kenapa sungkan? Tidak apa apa mas juna,cukup panggil Zalina atau mbak Zal. Semua karyawan juga memanggil saya begitu, bagi saya seluruh karyawan sudah seperti keluarga makanya mas Juna tidak perlu sungkan"

"baik...mbak Zalina...ehm...saya jadi semakin mengagumi mbak" Juna tersenyum malu

"ah iya mas Juna bisa langsung masuk kerja hari ini?"

"bisa mbak Zalina" Juna mengangguk dengan cepat

"kalau begitu ayo mas saya antar ke dapur sekalian kenalan sama yang lain" aku beranjak dari kursiku dan kami keluar dari kantor lalu menuruni tangga hingga sampailah di dapur

"perhatian semuanya" aku bertepuk tangan tiga kali guna mendapatkan perhatian setiap orang tertuju padaku dan Juna

"perkenalkan ini mas Juna Koki baru kita"

"Nama saya Arjuna...mohon bantuannya" Juna hanya tersenyum tipis dan bersikap dingin seolah olah dirinya bukanlah Juna yang tadi bersikap ramah padaku, ia terlihat seperti bukan Juna...ah sudahlah lupakan...

"nah sudah kenal kan? Kenalan lebih dekat bisa di lakukan nanti karena sekarang waktunya kembali berkerja" semua karyawan pun kembali pada tugasnya

"Nah mas Juna yang itu Raditya Koki utama di sini, kalau ada yang ingin di tanyakan bisa tanya ke Radit aja ya." aku menunjuk Radit yang sedang berdiri bersedekap tangan

"Mengerti mbak Zalina" Juna tersenyum ramah padaku...apa hanya perasaanku saja?

"ayo mas Juna saya antar ke loker...
Nah yang ruangan kanan loker perempuan kalau ruangan kiri loker laki laki. Pintu di tengah itu kamar mandi khusus karyawan kalau mau mandi bisa di sini, nah mas Juna silahkan ganti seragam di ruangan loker yang kiri yah! Biar nanti saya suruh maya ambil seragam yang baru"

"maya...tolong ambilkan seragam baru di gudang ya!" aku menoleh pada maya yang sedang mengelap piring bersih

"baik mbak...ehm mas juna ukuran baju nya apa? S ? M ? L ? Atau XL ?" Maya mengelap kedua tangannya yang tadinya basah menggunakan sapu tangan.

"sepertinya L...saya juga kurang mengerti" wajah Juna terlihat kaku

"kok bisa sih? Mas Juna aneh ya mbak Zal ? masa ukuran baju sendiri nggak tahu? Kaya baru keluar dari goa aja deh?" Maya terlihat seperti tidak percaya dengan jawaban Juna

"hustt...Maya nggak boleh gitu dong masa' mas Juna baru keluar daru goa? Manusia loh itu...bukan beruang yang habis hibernasi" aku menyenggol pundak maya karena bagaimanapun juga tinggi kami tidak jauh berbeda hanya saja aku lebih tinggi beberapa inci ditambah heels yang aku gunakan.

"maafin Maya ya mas juna...habis nya aneh aja masa ukuran baju sendiri nggak tahu" Maya terlihat menyesal

"bukan salah kamu Maya...saya yang salah karena biasanya yang mengurusi pakaian saya orang lain"

"jadi gimana nih? Maya tahu nggak kira kira ukuran mas juna berapa?" aku pun tidak tahu karena aku sangat jarang memperhatikan ukuran tubuh pria kecuali Riller eemm kira kira Riller menggunakan pakaian ukuran apa ya? Apa aku tanya saja nanti?

My Baby [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang