Jantung Fanila seakan terhenti menyaksikan berita yang meliput kecelakaan di jalan. Diduga pengendara dari arah berlawanan berkendara dalam kondisi mabuk melewati pembatas jalan dan menabrak mobil yang tengah melaju dari arah berlawanan.
Pengendara mabuk mati di tempat sedangkan korban dari mobil satunya yaitu seorang langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kecelakaan itu sontak menimbulkan kemacetan yang parah meskipun tadinya jalanan itu terlaporkan lenggang.
Bukan...yang membuat jantung Fanila seakan menyentuh lantai adalah mobil itu mobil yang sangat dikenalinya, ia hapal plat mobil yang ia sering naiki, mobil kesukaannya, mobil milik sahabatnya Zalina dan ia yakin pria yang dilarikan kerumah sakit adalah pak Bayu supir pribadi Zalina.
Fanila lega tidak ada korban lain selain dua pria tapi dimana Zalina? Padahal Zalina dalam perjalanan menuju rumahnya namun terjadi kecelakaan pada mobil Zalina. Apakah Zalina selamat? Apakah Zalina tidak ikut menaiki mobil itu?beribu pertanyaan di otak Fanila namun tidak ada satupun jawaban yang ia temukan.
Berulang kali di telponnya nomor Zalina namun tidak ada satupun yang tersambung, dengan bergetar dia menelpon Kevin dan menceritakan apa yang terjadi dengan menangis membuat kevin dengan segera pulang menjemput istrinya.
Kevin menghubungi Rafael untuk bertemu di apartement milik Zalina meskipun Rafael bertanya tanya namun ia tetap pulang.
Fanila menunggu dengan tangisnya yang belum kunjung surut melihat apartement Fanila kosong dan Kevin sudah bertanya pada petugas apakah Zalina pergi dan anggukan petugas membuat Kevin melemas.Rafael melihat pintu apartemen Zalina yang terbuka dan di dalam terdapat Fanila yang sedang menangis dipelukan Kevin.
"Hei ada apa? Kevin menjahili mu lagi ya? Oh ya dimana Zalina aku merindukannya. Aku beritahu rahasia ya...aku berniat melamar Zalina dan kalian harus mau membantuku dan ikut repot mempersiapkan lamaran..." Rafael bercerita dengan antusias sebelum ucapannya dipotong oleh Kevin
"Raf...kurasa kau harus menonton ini" Kevin menyalakan tv yang menyiarkan berita kecelakaan dan lutut Rafael melemas hingga ia berlutut lesu meskipun ia tidak terlalu mengerti bahasa indonesia namun ia melihat mobil yang ia belikan untuk Zalina terlihat hancur akibat tabrakan.
"Kalian bercanda kan? Itu tidak mungkin mobil Zalina! Zalina baik baik saja tadi pagi, aku masih sempat menghujani wajahnya dengan ciuman, aku masih berbincang dengan putri kecilku, kami sarapan bersama tadi pagi. Kau tau kan betapa enaknya masakan Zalina meskipun aku sudah melarangnya memasak? Aku berjanji akan membelikannya es krim! Dia pasti pulang! Aku seharusnya melamarnya malam ini dengan makan malam yang romantis! Dia harusnya tahu bagaimana perasaanku selama ini!..." Rafael tidak percaya akan berita bisa saja berita itu settingan kan? Setidaknya begitulah yang Rafael yakini
"Rafael tenangkan dirimu! Itu memang mobil Zalina dan pak Bayu sudah dilarikan ke rumah sakit namun tidak ada Zalina di mobil itu hanya ada ponsel dan tas nya yang tertinggal. Tidak ada saksi mata karena jalanan sedang lenggang." ujar Kevin mencoba menenangkan dua orang sekaligus yaitu istrinya dan sahabatnya meskipun di dalam hatinya ia juga kalut
Rafael menelpon James
"James kerahkan seluruh polisi untuk mencari Zalina kemanapun! Bahkan jika itu hanya...jasadnya! Tolong James! Tolong aku!" hp terjatuh dan Rafael jatuh terduduk bersembunyi dibalik kedua kakinya ia menangis sejadi jadinya.Kenapa? Kenapa ia harus kehilangan dua orang sekaligus di waktu yang bersamaan? Apakah ini ada kaitannya dengan dokter palsu di rumah sakit itu? Rafael sudah menyelidikinya namun tidak satupun petunjuk yang ia dapatkan. Rafael bahkan sempat berpikir mungkin itu semua ulah kakeknya.
Rafael sebenarnya sudah tahu Zalina sering mengalami teror, Rafael tentu saja khawatir dan ia tidak hanya diam memantau tetapi ia sudah mengerahkan detektif swasta untuk menyelidiki teror dan pelaku sangat sulit di temukan jejak seakan akan sudah terbiasa melakukannya tanpa meninggalkan celah sedikitpun.
Ia juga sudah mengirim mata mata untuk mengawasi pergerakan kakeknya namun tidak ada yang mencurigakan. Itulah yang membuatnya semakin sibuk akhir akhir ini untuk mencari pelaku teror.
Dunianya hancur seketika. Kebahagiaanya ditarik paksa. Nafasnya tersendat sendat karena menangis belum pernah ia menangis bahkan di pemakaman ayahnya ia biasa saja. Tidak bisakah ia mengecap kebahagiaan? Apakah ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar hingga langit murka padanya? Ia menginginkan wanitanya
Ia menginginkan putrinya.Persetan dengan uang dan kekayaan jika ia kehilangan Zalina nya. Buat apa ia berkerja keras mencari uang jika bukan untuk membahagiakan Zalina. Ia dan Zalina tinggal menunggu satu bulan lagi agar dapat bertemu dengan putri mereka.
Ia akan menjadi Daddy seutuhnya, ia ingin menggendong putrinya, mengajarkannya berbicara, mengajarkannya berjalan, mengajarkannya naik sepeda, mengantarkannya ke sekolah di hari pertamanya, mengantarkannya sekolah di hari terakhirnya, mengantarkannya ketika berkerja dan mengantarkan putrinya ke pernikahan.
Kenapa?
Apa Rafael tidak memiliki kesempatan untuk melakukan itu semua?
Kenapa?
Apa salahnya?Ia juga ingin hidup bersama Zalina
Menutup mata bersama Zalina
Membuka mata bersama Zalina
Hidup bersama hingga tua
Bahkan jika bisa ia akan meminta malaikat maut menjadwalkan kematiannya dan Zalina di saat yang bersamaan sehingga tidak ada yang merasa meninggalkan dan ditinggalkan.Pikirannya tidak tenang
Jantungnya berdebar kencang
Tangannya berkeringat
Air matanya pun tidak mau surut.Ia berulang kali menyakinkan dirinya bahwa Zalina dan putrinya akan baik baik saja.
"Zalina akan pulang! Zalina akan terseyum menyambutku! Zalina akan bercerita mengenai kesehariannya! Zalina akan memelukku jika aku merasa lelah hingga lelahku hilang! Zalina akan menemaniku tidur hingga aku bangun! Aku akan berbicara pada putriku lagi! Dia akan menendang nendang riang jika mendengar suaraku! Ya mereka akan baik baik saja mereka akan pulang" kalimat itulah yang di ulang ulang oleh Rafael untuk menenangkan dirinya
Kevin melihat Rafael iba bagaimanapun juga sahabatnya itu baru saja menemukan kebahagiaanya dan dengan sekelibat mata semua kebahagiaan itu terenggut paksa tanpa aba aba.
Fanila sudah lumayan tenang di pelukannya. Ia mencium dahi Fanila mencoba membuat Fanila senyaman mungkin di pelukannya. Ia pun berdoa semoga Zalina dan kandungannya baik baik saja.
Ia juga memiliki istri yang sedang mengandung buah hati mereka dan Kevin tidak bisa membayangkan yang terjadi pada Zalina terjadi pada istrinya dan dia memahami ketakutan yang dirasakan oleh Rafael.
Hingga ketukan di pintu membuat semua orang melihat siapa yang mengetuk.
Untuk apa pria datang itu kemari?
Kevin tidak mengenal sosok itu namun Fanila dan Rafael mengenalinya.Sosok itu menodongkan pistol ke arah Rafael...
***
Kamis, 10 september 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby [TAMAT]
RomansSingkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris ***