27

61.4K 3.5K 20
                                    

Maya dan yang lainnya sudah pulang.
Zalina kembali sendirian hanya ada perawat yang mengeceknya sesekali.
Tadi juga ada orang bernama James yang mengaku bawahan Rafael mengantar makanan malam untuknya.
Zalina hanya berterima kasih tanpa bertanya lebih lanjut meskipun ia penasaran kenapa bukan pria itu sendiri yang mengantar makanan untuknya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan kamarnya sudah ia atur dengan penerangan yang temaram. Zalina lebih suka tidur jika lampu dimatikan namun karena ini di rumah sakit bukan apartement nya jadi dia tidak akan mematikan semua lampu. Tirai jendela sengaja ia buka agar bisa menikmati kegelapan malam dan lampu lampu bangunan dan lampu kendaraan di jalanan ibu kota dari kamarnya.

"Jalan tidak pernah sepi dan aku menginginkan sesuatu yang manis!" Memang terdengar tidak nyambung namun itulah Zalina dan hormon ibu hamilnya

Sebenarnya ia sudah merasa kenyang namun entah kenapa tiba tiba ia menginginkan sesuatu yang manis.
"Kamu mau apa nih? Es krim? Cake? Donat? Atau permen?" Zalina bertanya sambil mengelus perutnya

"Tapi beli nya gimana ya?" Zalina bingung pasalnya ia pun kemari tidak membawa uang jika ia ingin memesan melalui go-food, Ia juga tidak mungkin meminta tolong pada suster kan? Ia juga tidak ingin merepotkan Maya.
Pria tua bernama James pun ia tidak memiliki hak untuk meminta bantuan lagipula ia siapanya James?

Zalina tidak akan menghubungi pria itu meskipun dia bilang untuk menghubunginya apabila Zalina menginginkan sesuatu. Zalina sedang dalam mode marah ditambah harga dirinya terlalu tinggi untuk menghubungi pria itu lebih dulu. Percayalah itu adalah hal terakhir yang akan Zalina lakukan bahkan jika hidupnya hanya tersisa beberapa detik.

Zalina memutuskan untuk keluar dari kamarnya sekedar melihat lihat namun ketika ia membuka pintu Zalina terkejut melihat banyak pria bertubuh besar menunggu di depan pintunya. Seingat Zalina ia tidak pernah berhutang pada rentenir...oh apakah Fanila yang berhutang pada mereka dan karena tidak bisa menemukan Fanila mereka mencari Zalina untuk menggantikan Fanila? Tapi kenapa pihak rumah sakit memperbolehkan rentenir masuk dan menagih hutang pada pasien?

"Katakan berapa banyak Fanila berhutang pada kalian?" Zalina bertanya pada mereka yang berdiri tegap berbaris rapi menghadapnya

"Hutang?Fanila? Maksud nona apa?" Tanya pemimpin mereka bingung

"Kalian bukan rentenir?"

"Tentu saja bukan nona, kami ditugaskan untuk menjaga keselamatan nona Riller" ujar mereka yang nampak tersenyum tipis bahkan sangat tipis, Zalina rasa orang orang tidak akan menyadari senyuman pria pria besar itu.

"Ehm baiklah kalau begitu...tapi kurasa kalian salah" tegur Zalina

"Katakan pada kami apa kesalahan kami nona Riller" mereka nampak menunduk mencoba mengingat kesalahan apa yang mereka perbuat jangan sampai klien tidak puas atas kinerja mereka.

"Nah kalian melakukan kesalahan lagi! Berhenti memanggilku nona Riller karena namaku Zalina Zerlian bukan Riller! Namaku tidak mengandung unsur Riller didalamnya jadi jangan panggil aku nona Riller...mengerti?" Zalina terlihat seperti guru tk yang sedang memarahi murid muridnya yang melakukan kesalahan.

"Mengerti nona Zalina" mereka semua menganguk patuh

Zalina baru saja ingin melangkahkan kaki meninggalkan ruangannya namun pria pria besar itu langsung mengelilinginya hingga tidak tersisa ruang untuk Zalina kabur.

"Menyingkir lah kalian menghalangi jalanku!" Ujar Zalina tidak suka

"Maaf nona tapi tuan melarang nona meninggalkan ruang inap sebelum dokter menyatakan bahwa nona cukup sehat untuk pulang"

"Oh ayolah...Aku hanya ingin mencari udara segar! Terlalu lama di dikamar membuatku suntuk" ujar Zalina kesal

"Maaf kami tidak akan membiarkan nona keluar kecuali nona meminta izin secara langsung dengan tuan"

"Siapa bilang dia tidak mengizinkanku! Aku sudah bilang padanya!" Zalina bersedekap dada Oh tentu saja itu sebuah kebohongan mana mau Zalina menghubungi pria itu

"Baiklah tapi kami tetap harus menunggu konfirmasi langsung pada tuan, mohon tunggu sebentar" pria itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan akan menelpon Rafael membuat Zalina panik seketika

"Hentikan...tidak perlu menghubungi tuanmu! Aku sudah tidak berkeinginan untuk keluar" ujar Zalina yang lesu hilang sudah kesempatannya untuk keluar. Pria itu mengurungkan niatnya dan menyimpan ponselnya di saku

"Silahkan kembali ke kamar nona dan jika butuh sesuatu kami bisa melakukannya" perkataan pria besar itu membuat Zalina menimbang nimbang apakah dia bisa mengambil keuntungan hingga akhirnya ia teringat keinginannya beberapa saat lalu.

"Kalian punya uang?"

"Tentu nona ada apa?"

"Tolong belikan aku es krim, donat dan permen. Uang kalian akan aku ganti ketika aku keluar dari rumah sakit ini cukup katakan nominal yang harus aku bayar" akhirnya ia bisa memanjakan lidahnya

"Tidak perlu mengganti uang kami karena semuanya akan ditanggung di akhir perjanjian oleh tuan Riller" pria itu pun menelpon seseorang untuk membelikan pesanan Zalina, sedangkan pria besar lainnya mengantarkan Zalina kembali ke kamar dan merek kembali berjaga.

Zalina sangat tidak sabar menunggu pesanannya tiba meskipun di awal dia merasa bingung padahal dulunya dia sama sekali tidak menyukai segala sesuatu yang memiliki rasa manis dan pada akhirnya ia tahu bahwa baby nya lah yang menyukai makanan manis. Tidak mengapa ia tidak merasa sebal marah ataupun jengkel karena keinginan baby nya, selama itu dapat membuat baby bahagia akan ia turuti.

Tidak beberapa lama ketukan di pintunya membuat Zalina senangnya bukan main.
"Masuk!" Pria besar masuk dengan kantung besar berisi pesanan Zalina lalu izin pamit meninggalkan ruangan

Zalina membuka setiap bingkisan dengan senang namun ketika ia melihat semuanya telah tertata di depan matanya seketika rasa bahagianya hilang dan perasaannya biasa saja. Zalina merasa bukan ini yang ia inginkan padahal ia tahu yang di beli sama seperti yang ia minta namun entah kenapa ia tidak lagi menginginkan mereka. Zalina kembali memasukkan semuanya kedalam kantong dan membawanya keluar.

Zalina membawa kantong itu keluar dengan ekspresi malas membuat pria pria besar itu bertanya tanya
"Apakah pesanannya salah nona?" Tanya mereka yang dibalas gelengan oleh Zalina

"Tidak...pesanannya sama seperti yang aku mau tapi aku tidak lagi menginginkan nya" Zalina menyerahkan kantong pada salah satu pria besar

"Kalau begitu apa nona ingin memesan yang lainnya?"

"Tidak perlu...semua itu untuk kalian saja!" Zalina menunjuk kantong yang berisi makanan manis

"Nona...serius?" Semuanya terlihat keberatan

"Kenapa? Menolak?" Tanya Zalina ketus

"Tidak nona" pria itu membagi rata setiap makanan sehingga mereka menghabiskan seluruh pesanan sedangkan Zalina memaksa menyaksikan secara langsung memastikan mereka benar benar makan tanpa memperdulikan tatapan orang yang lewat.

Mau taruh dimana wajah sangar pria pria besar yang berotot namun menjilat es krim, memakan donat warna warni, dan mengulum permen? Jangan sampai boss mereka tahu kalau mereka berperilaku memalukan bisa bisa orang yang menyaksikan mereka beranggapan bahwa wajah mereka boleh sangat dan menakutkan tapi hati mereka hello kitty.

Namun mereka tidak akan marah apalagi menolak karena peraturan di perusahaan yang memiliki lima pasal:
1. Keinginan klien bersifat mutlak
2. Kesenangan klien adalah wajib
3. Meskipun klien aneh klien tetap klien
4. Selama perjanjian klien adalah boss kedua setelah boss perusahaan
5. Jika keinginan klien bersifat tidak masuk akal kembali pada pasal 1

Disinilah mereka di rumah sakit berpakaian formal jas hitam, bertubuh besar menjulang, otot otot besar yang memaksa keluar, wajah datar yang untungnya masih enak dipandang namun makanan manis yang seketika membanting jatuh image Bodyguard dari puncak burj khalifa hingga ke lantai dasar.

Ditambah boss mereka duduk mengawasi dengan wajah yang tidak kalah datarnya.
Zalina hanya menatap bosan hingga seluruh makanan habis baru ia kembali masuk ke kamar dan mencoba menidurkan dirinya

***
Kamis, 10 september 2020

My Baby [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang