6

138K 7.9K 75
                                    

Hai everyting
Kangen gak?
Nungguin gak?

First of all i wanna say thankyou for 1k viewers but i'm still upset
Yang baca banyak tapi yang vote nggak sebanding 😢

Jan lupa vote dan comment guys
Semangad dari kalian tu berarti banget buat aku so please🥺
Gratis kok
Enjoy reading

***
Zalina duduk di bar yang menyediakan berbagai jenis minuman yang di racik oleh beberapa bartender

Sempat terbesit di pikirannya untuk mencicipi minuman keras itu, selama ini ia tidak pernah sekalipun menyesap barang seteguk.

Namun malam ini malam yang cukup dingin Fanila pernah bilang bahwa minum dapat membuat tubuh menjadi hangat, sekarang ia ingin membuktikan itu sendiri.

Zalina tahu, bahwa banyak pasang mata liar yang menatapnya bagaikan mangsa yang siap disantap.
Namun ia tidak perduli lagipula ia hanya punya dua tangan yang mana tidak akan cukup untuk menutup mata tiap orang.

"baru pertama mencoba huh?" suara dari kursi di samping mengagetkan Zalina

"iya, ah ya aku ingin bertanya karena ku lihat sepertinya kau sudah tidak asing lagi dengan minuman" Zalina hanya

"ya, tebakanmu benar sekali nona...?"

"Zalina...panggil saja begitu" Zalina mengulurkan tangannya menjabat tangan pria di sampingnya

"Bryan"
adegan menjabat tangan di lepas oleh Zalina

"jadi bryan, menurutmu minuman apa yang kadar alkoholnya rendah? Aku sama sekali tidak memiliki ilmu di bidang ini" Zalina menatap para bartender yang bergerak dengan lincah meracik minuman hingga tidak menyadari senyuman licik yang Bryan tampilkan.

"ah mengenai itu? Jika aku memberitahumu apa yang akan aku dapat" Bryan bertanya namun di benaknya terucap 'tubuhmu'

"tidak ada" jawab Zalina

"Hei" Bryan memanggil salah satu bartender lalu berbisik padanya
"berikan yang paling tinggi"
Bartender lalu mengangguk tanda mengerti

"Zalina, aku sudah memesan  dan bisakah kau tunggu aku sebentar ? Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu" Bryan sebenarnya ingin mengambil obat perangsang yang biasa ia letakkan di dashboard mobil

"karena kau sudah membantuku, baiklah aku tunggu" Zalina menatap Bryan yang membelah keramaian

Minuman tersaji di depan Zalina
Segelas minuman yang langsung tanpa ba bi bu ditegak sekaligus oleh Zalina

"yaks...pait... minuman apa ini? Bagaimana bisa Fanila minum air yang bahkan tidak terasa enak sama sekali?" Zalina merasa pusing jadi ia putuskan untuk kembali ke kamar dan tidur

Meski bumi terasa berputar jadi Zalina memutuskan menggunakan lift, kali ini ia bersyukur dengan adanya lift.

Zalina menekan serangkaian password kamar lalu tanpa menghidupkan penerangan ia mencampakkan heels lalu menelusup ke dalam selimut karena AC yang cukup dingin baginya.

---
Sementara itu di bar

Bryan sudah siap dengan obat perangsang di saku jas nya namun, Bryan tidak menemukan Zalina di manapun, bahkan bartender yang membuatkan minuman tidak tahu kemana perginya Zalina
"sial mangsa kabur"

---
Kedatangan Rafael Riller menyita perhatian tiap orang, ketampanannya yang tak di ragukan lagi.

Kekayaannya yang mungkin tidak akan habis tujuh turunan,banyak yang ingin berkerjasama dengannya.

Banyak wanita yang rela melemparkan dirinya sendiri ke ranjang demi menikmati tubuh indah bagai pahatan dewa.

Namun tidak ada satupun yang menarik perhatian Rafael, hubungan asmaranya pun tidak ada satupun orang tahu bahkan para sahabatnya tidak ada yang tahu Rafael memiliki ketertarikan pada perempuan atau tidak.

Bahkan cara berjalannya saja terlihat gagah dalam balutan jas hitam
Rafael berjalan menghampiri tuan rumah yaitu Kevin dan Fanila.

"Selamat menempuh hidup baru, hadiahnya menyusul" Rafael memeluk Kevin lalu beralih menatap Fanila dan menjabat tangannya saja

"Rafael aku benci mengatakan ini tapi terimakasih atas ucapannya dan ya aku ingin menghampiri tamu yang lain. Anggap saja rumah sendiri lagipula kau kan sudah terbiasa menginap disini" Kevin menepuk pundak Rafael

"Rumah mu juga rumahku" Rafael tertawa

Sepeninggalan Kevin dan Fanila
Rafael memilih untuk duduk di bar tepat di kursi yang tadinya di duduki oleh Zalina,bahkan mereka meminum jenis yang sama.

Bedanya Rafael tidak terlalu mabuk dan cara minum rafael yang anggun tidak sekali teguk seperti yang Zalina lakukan.

Rafael sebenarnya sedang kecewa, tadinya ia akan kesini dengan membawa serta mengenalkan kekasihnya namun sepulangnya dari perjalanan bisnis justru ia yang mendapat kejutan.

Kekasihnya sedang berselingkuh bahkan mantan kekasihnya itu bergulat di dalam selimut bersama selingkuhannya, Rafael memilih untuk pergi daripada menyaksikan penghianatan yang dilakukan oleh MANTAN kekasihnya.

Disinilah ia sekarang, tidak terasa sudah 2 botol yang is habiskan bahkan bartender hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya merasa tidak heran dengan pemandangan di depannya saat ini
'putus cinta' begitu tebaknya.

Setelah dirasa sudah tidak lagi mampu menampung minuman itu
Rafael memilih untuk menuju kamarnya

Di tekan password kamar yang memang dia request secara khusus pada Kevin dan hanya di angguki oleh Kevin.

Gelapnya kamar tidak menghalangi langkah Rafael hingga ia tidak sengaja menendang heels milik Zalina,
Rafael terlalu malas untuk menyalakan lampu jadi ia memilih langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Cukup lama Rafael berdiam diri di kamar mandi
Tenang Rafael tidak menangis
Lagipula untuk apa menangisi mantan? Rafael hanya tengah mandi karena badannya tadi tidak sengaja tertumpah sedikit minuman miliknya dan ia merasa tubuhnya lengket maka dari itu ia memilih mandi.

Rafael keluar hanya dengan celana pendek miliknya lalu menelusup ke dalam selimut dan baring dalam posisi telungkup dengan kepala menghadap kiri kasur,
Sebenarnya ia tidak mengantuk sama sekali...ia hanya ingin kabur dari keramaian.

Merasa bahwa suhu di kamar tidak sedingin biasanya bahkan terkesan hangat, Rafael mencoba meraba sisi kanan kasur mencari remot AC yang biasanya memang terletak di sisi kanan kasur.

Rafael mencoba meraba namun ia merasa ada yang aneh dari benda yang ia raba

Benda aneh yang berukuran besar
teksturnya kenyal bagaikan squisy milik keponakan namun ia sadar bahwa tidak mungkin ada squisy di rumah ini
Rafael kembali meremas benda asing tersebut,mencoba menebak benda apa yang ia remas saat ini.

Desahan kecil dari dalam selimut menyadarkan rafael
desahan tersebut memang sangat kecil bahkan hampir tidak terdengar namun Rafael sadar itu suara desahan dengan kaget ia beranjak menghidupkan saklar lampu yang berada di samping nakas kasur.

Rafael duduk di kasur
gerakan spontan yang dilakukannya tadi memgakibatkan selimut yang tadinya menutupi tubuhnya kini terbuka seluruhnya bahkan selimut itu terjatuh dari kasur.

Rafael masih mematung terkejut cahaya membantunya melihat dengan jelas sosok yang ia raba, itu jelas bukan squisy tapi perempuan.

Rafael menatap telapak tangannya yang tadi meraba dan meremas sesuatu lalu beralih menatap Zalina

Rabu, 6 mei 2020




My Baby [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang