Sekarang jam di dinding sudah menunjukkan pukul 1 siang, proses pernikahan tadi pagi cukup menegangkan.
Rasa haru masih terasa,Fanila sahabatku sudah resmi menjadi istri dari kevin bahkan saat mengucapkan janji suci Fani sempat menitikkan air mata.
Acara pertama selesai dengan lancar, kini aku sedang berada di kamar pengantin menemani Fani memilih aksesoris yang akan ia kenakan malam nanti. Mengenai kevin aku tidak tahu sekarang ia ada dimana
"Zal malam nanti kau akan memakai gaun yang sudah ku siapkan kan?" Fani tengah memilih mana yang akan ia pakai sedangkan aku berbaring telentang di kasur pengantin
"entahlah kurasa gaun pilihanmu tak cocok padaku, terlalu sexy" cicit ku
"kau ini aku saja belum meresmikan kasur malah kau resmikan duluan! Disini siapa pengantinnya?" protesnya dan aku tahu dia hanya bercanda
Aku terkekeh dan bangkit dari kasur menghampiri Fani
Fani berbalik dan menyerahkan gaun hitam dengan tali tipis serta panjangnya semata kaki yang ku yakini pasti gaun itu membentuk lekuk tubuhku
"ini aku berikan koleksi terbaru, warna kesukaanmu hitam dan kurasa ini masih lebih sopan daripada gaun merah darah tanpa lengan yang ku berikan kemarin".
"ya kurasa terlihat lebih baik dari gaun kemarin dan warnanya yang tidak terlalu mencolok, bisa bisa orang salah mengira bahwa aku pengantinnya" candaku sedangkan Fani memincingkan matanya menatap tidak suka
"baiklah aku menyerah nyonya Fani, ukurannya sesuai dengan ukuran ku kan?" tanyaku
"iya, sudah ku sesuaikan"
"awas saja jika lingkaran dadanya kecil, akan ku gagalkan malam pertamamu" balasku mengancam karena memang ukuran dada ku yang agak besar menyulitkanku dalam memilih pakaian dan aku adalah tipe yang selektif
"bukan salah gaunnya, salahkan susu mu yang besar blekk" jelas sekali ejekannya dasar papan penggilas
"susumu yang seperti papan penggilas ,sebenarnya apa yang dilihat kevin dari dirimu" kami berbalas mengejek dan kalian tidak perlu khawatir kami sudah terbiasa saling menghina karena beginilah kami bersahabat selama 8 tahun rasanya jika tanpa mengejek satu sama lain ibaratkan makan mie tanpa nasi, kurang kenyang
"hey susu mu saja yang kebesaran, ukuran milikku tergolong normal dan kevin tentu saja mencintaiku " protesnya dan aku mau tak mau mengakui mengenai ukuran milikku yang memang besar
"baiklah-baiklah kau menang, aku pergi karna sepertinya suamimu sudah tidak sabar belah duren bye " iya ekor mataku menangkap kevin tengah mengamati perdebatan tak penting kami
Daripada aku mengganggu mereka berdua lebih baik aku mengistirahatkan diri di kamar sebelum menyambut acara malam nanti
"jangan lupa kenakan gaunnya bodoh!" teriak Fani dari dalam kamar
"iya aku dengar " jawabku sembari menaiki undakan tangga menuju kamar
22022
*Ceklek* bunyi pintu yang terbukaSetelah menutup pintu, aku meraih kapas dan toner pembersih muka lalu berjalan terseok menaiki kasur
Setelah selesai membersihkan wajah dari make-up aku memilih tidur tanpa mengganti pakaian
"kasur orangkaya memang beda" racauku meskipun mata sudah terpejam tapi tetap mengagumi betapa empuknya kasur serta sejuknya AC
Sungguh inilah surga bagi kaum rebahan

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby [TAMAT]
RomanceSingkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris ***