End

103K 4.1K 246
                                    

Zalina gemetar ketika pistol itu diarahkan pada perutnya.
Ia tidak menyangka akan mati ditangan pria yang berkali kaki melamarnya itu.
Radit Novaldy.

"Berdirilah" ujar Radit ikatan di tangannya memang sudah dilepaskan Radit dan untungnya ia masih sempat menyembunyikan pisau kecil itu di balik bajunya yang longgar.

Zalina berdiri dan berjalan di depan dengan pistol yang menempel di punggungnya. Radit membawanya keluar meninggalkan Maya yang berada di lantai. Mereka menaiki lift meninggalkan pintu merah bertuliskan Masterpiece. Lift mengantarkan Zalina dan Radit ke atas dan pintu lift terbuka menampilkan ruangan baca. Radit mengarahkannya untuk berjalan dan Zalina bisa melihat rumah Radit yang terlihat seperti mansion dan mereka melewati tangga sebenarnya kemana ia akan dibawa.

Ternyata Radit membawanya ke arah lift dan menekan tombol terakhir. Berada berdua di dalam ruang sempit terasa sangat menyiksa Zalina meskipun hanya beberapa menit saja namun waktu terasa berhenti sangat lama.
Ketika lift terbuka Zalina melihat tangga yang tadi di lewatinya dan sedikit bersyukur radit tidak memaksanya menaiki tangga disaat perutnya sebesar ini.

Berbeda dengan lantai sebelumnya, lantai ini hanya memiliki satu buah pintu yang terlihat seperti kamar.
Radit menyerahkan kain hitam kepada Zalina.

"Tutup matamu menggunakan ini, akan ada kejutan yang menanti mu!" Radit berucap dengan senang seakan ia begitu gembira dan tidak marah seperti sebelumnya.

Sikap manis Radit terkadang berubah menjadi menyeramkan dalam waktu yang sangat singkat membuat Zalina berpikir apakah radit berkepribadian ganda? Atau alter ego? Atau bipolar? Zalina menurut dengan pasrah dan berdoa semoga ia dan bayinya bisa selamat dari Radit.

Zalina menutup matanya dengan kain yang radit berikan lalu ia kembali di tuntun memasuki pintu tadi dan setelah pintu terdengar tertutup Zalina ditarik untuk duduk di sebuah kursi.

"Bukalah...surprise" Zalina melihat meja yang diatur sedemikian rupa dengan makanan mewah juga bunga dan tidak tertinggal lilin yang menambah kesan romantis setidaknya itu yang dianggap oleh Radit. Dari semua hal yang radit ucapkan Zalina malah tercengang dengan seluruh dinding kamar yang luas ini berisi ratusan tidak ia rasa ini ribuan bahkan jutaan fotonya menempel layaknya wallpaper.

"Bagaimana kejutannya? Romantis bukan? Tidak perlu berterimakasih ataupun terharu karena ini bukanlah hal yang besar untukku lakukan. Kau bisa meminta apapun aku pasti mengabulkannya" ujar Radit bangga

"Benarkah? Apapun itu?" Tanya Zalina

"Tentu saja" ujar Radit tertawa bahagia

"Bebaskan aku" permintaan Zalina membuat senyum Radit menghilang digantikan raut amarah, Radit membalikkan meja bundar itu hingga meja dan apa yang ada di atasnya berhamburan ke lantai. Untung Zalina sempat menghindar memeluk perutnya.

"SIALAN KAU ZALINA! KURANG APA AKU PADAMU! AKU TAMPAN! AKU BANYAK UANG! DAN AKU SANGAT MENCINTAIMU! TAPI KENAPA? SANGAT SULITKAH MEMBALAS CINTAKU? kenapa?" Radit sangat marah ia menjambak rambutnya sendiri lalu meninju dinding hingga tangannya berdarah

"Radit...sadarlah...itu bukan perasaan cinta...itu hanyalah obsesimu! Kau hanya terlalu terobsesi padaku"

"Kau salah! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Ini perasaan cintaku!" Radit berteriak tidak terima ketika rasa cintanya diragukan

"Kau hanya terobsesi Radit...kau terobsesi padaku karena hanya aku yang perduli padamu disaat semua orang membencimu! Aku menerima kehadiranmu berharap kau memiliki hidup yang setidaknya benar benar hidup dimana kau memiliki teman yang ada untukmu namun sepertinya kau salah mengartikan hal itu dan aku menyesal pernah mengenalmu." Zalina menangis sadar bahwa Radit terobsesi karena dirinya yang tanpa sadar menyerahkan diri sebagai teman berharap bisa merubah radit menjadi manusia normal lainnya.

My Baby [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang