"Terimakasih ya Maya sudah bantu handle Merlion"
"Justru Maya yang terimakasih mbak...oh iya mbak, yang lain pada kangen sekalian pengen liat bumil. Mbak kapan bisa ke Merlion?"
"Sama mbak juga rindu tapi maklum ibu hamil susah gerak apalagi sana sini bengkak, bahkan nafas aja engap" aku tertawa menceritakan keadaanku saat ini
"Yaudah deh mbak semoga lancar sampai lahiran nanti dan sehat ibu juga debay nya, maya masih mau ngecheck yang lain nggak papa kan mbak" ujar Maya
"Iya nggak papa...makasih ya May, mbak nggak tahu deh kalau nggak ada kamu"
"Ah mbak bisa aja...Maya tutup ya mbak"
"Iya" dan sambungan pun terputus
Sesuai perjanjian ku dengan Rafael, aku bebas tapi bersyarat sudah mirip tahanan aja.
Usia kehamilanku sudah 37 minggu dan dalam kurung waktu tersebut aku hanya berdiam diri di apartement-Mall-rumah sakit-dan begitu seterusnya.Fanila yang memilih untuk melahirkan di Indonesia membuatnya pulang ke Indonesia tiga bulan yang lalu bersama suaminya Kevin meskipun Kevin harus rela pulang pergi Indonesia-London . Setidaknya aku tidak terlalu suntuk dan memiliki teman sesama ibu hamil dan tahu apa? Usia kehamilan kami sama entah aku pun bingung harus senang atau sedih mengingat mereka yang telah terikat dalam ikatan suci yaitu pernikahan sedangkan aku dan Rafael hidup bersama tanpa status.
Rafael adalah Daddy yang siaga namun sifatnya si penggila kerja masih tidak berubah. Dulu aku sempat berambisi untuk membuatnya berhenti menjadi workholic tetapi aku menyerah di tengah jalan semenjak itu aku tersadar bahwa kita tidak bisa merubah orang seperti yang kita inginkan dan hidup sesuai standar yang kita tetapkan.
Semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing dan itulah yang aku lihat dari Rafael. Meskipun ia sibuk berkerja ia tidak pernah mengacuhkan kami karena sepulang bekerja ia pasti menghabiskan waktunya bersamaku atau sekedar berbincang dengan putrinya hingga tertidur. Meskipun kami tidur di ranjang yang sama kami tidak pernah melewati batas meskipun sesekali setan pembawa nafsu pasti bertamu dan membuat kami menghabiskan malam dengan ciuman panas dan hanya sampai disitu.
Tubuhku menjadi lebih berisi dan perut membesar yang terlihat lucu membuatku sering mengabadikan pertumbuhannya setiap bulan hingga terciptalah kolase foto baby bump dari bulan pertama hingga bulan ke delapan. Melihatku melakukan itu membuat Fanila iri dan menyesal tidak melakukannya dari awal.
Aku dan Fanila kerap mendatangi kelas yoga yang sama, berbelanja baju bayi, menonton bioskop berdua, bahkan kami sering memeriksakan kandungan di hari yang sama dan dokter yang sama. Aku yakin anaknkami akan menjadi sahabat yang dekat jika saja mereka memiliki jenis kelamin yang sama namun sepertinya harapan ku pupus karena anak Fanila dan Kevin adalah laki laki.Terkadang mami dan papi Fanila akan mengundang kami untuk sekedar makan malam bersama menciptakan kebersamaan. Mami dan papi awalnya terkejut melihat perutku bahkan papi telah menghajar Rafael membuat hidungnya mengeluarkan darah yang untungnya ketampanan Rafael masih paripurna.
Seiring berjalannya waktu Rafael akhirnya diterima oleh mami dan papi jadi tidak heran setelah acara makan malam papi, Kevin dan Rafael sibuk berbincang sebagai sesama pria.Kebersamaan yang tercipta antara aku dan Rafael semakin erat, sikap Rafael tidak pernah berubah bahkan sangat perhatian dan penyayang membuat hatiku luluh dan jatuh padanya. Hatiku yang dulunya kosong kini telah terbagi menjadi dua dengan dibatasi sekat tipis, satu ruang untuk putriku dan ruang satunya untuk Daddy dari putriku.
Ya aku mengakui pada dunia dan seluruh isinya bahwa aku mencintai seorang Rafael Riller pria brengsek yang menghamiliku di hari pertama pertemuan kami, ia menyamar untuk mendekatiku meski pada akhirnya terbongkar dan aku yang ternyata hamil anaknya. Aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku padanya begitu pula ia. Kami saling menyanyangi dan mengasihi. Aku yang mencintainya dan dia yang tidak ku ketahui perasaannya. Pernah satu kali aku menyarankannya untuk mencari wanita pendamping hidup namun ia marah besar saat itu juga dan aku menyesal perbuatanku kala itu. Ia marah tapi tidak pernah meluapkan amarahnya padaku, ia akan mengunci dirinya di kamar mandi hingga ia merasa bahwa amarahnya telah pudar lalu datang menghampiriku untuk meminta maaf sekalipun ia tidak salah. Dan aku perempuan lemah yang jatuh cinta padanya.
Sebenarnya ada hal yang aku sembunyikan dari semua orang. Rahasia yang aku simpan hingga saat ini. Rahasia dimana ini terlalu gila untuk diabaikan. Namun lebih gila jika hiraukan. Aku selalu mendapatkan terror aneh setiap bulannya. Teror yang entah siapa pelakunya.
Sudah tujuh teror yang aku dapatkan dan untuk bulan ini aku belum mendapatkan teror apapun.
Di bulan pertama aku mendapatkan surat ancaman untuk menggugurkan bayiku.
Di bulan kedua aku mendapatkan paket pisau dapur yang berlumuran darah
Di bulan ketiga muncul kotak di depan apartement berisi boneka bayi yang rusak juga berdarah
Di bulan keempat mobil ku yang di coret menggunakan cat bertuliskan bunuh bayi
Di bulan kelima dimana aku mendapatkan paket berisi kucing hamil yang telah mati
Di bulan keenam aku hampir tertimpa lampu gantung untung saja ada Radit yang menyelamatkanku
Di bulan ketujuh aku hampir tertabrak mobil yang hilang kendali dan lagi lagi Radit menyelamatkanku
Untuk teror kedelapan ini aku sudah berantisipasi untuk tidak terlalu sering keluar dari apartement ditambah kondisiku yang sulit untuk pergi kemana mana.Dering hp berbunyi
"Halo Zal...tidak lupa kan kalau hari ini kita check up ke rumah sakit?" Tanya Fanila di ujung telpon"Jika kau tidak menghubungiku mungkin aku akan tetap lupa" aku terkekeh pelan
"Hmm...jemput aku dan kita akan pergi bersama dari rumah papi mami, mengandalkan para pria untuk mengantar ke rumah sakit terlalu mustahil, mereka telalu cinta pada tumpukan berkas." Untuk itu aku setuju ternyata pertemanan Kevin dan Rafael sangat dekat karena mereka sama sama workholic.
"Aku setuju, baiklah aku akan bersiap ke sana tunggu aku!" Aku menutup telpon dan mengirim pesan pada supir pribadi dan itu adalah kemauan Rafael melarangku menyetir. Aku mengirim pesan untuk menyiapkan mobil dan menungguku di lobby.
Aku berterimakasih pada pencipta kotak besi alias lift sehingga aku tidak perlu bersusah payah menuruni tangga karena setelah perutku semakin membesar bahkan aku tidak lagi bisa melihat telapak kakiku jika aku berdiri tegak. Punggungku kadang terasa berat dan kerap ke kamar mandi setiap malamnya membuat Rafael juga ikut terbangun mengantarkanku. Aku kasihan padanya dan menyuruhnya untuk berhenti menemaniku dan dia menolak dengan keras dan akupun pasrah.
Lift telah sampai di lobby dan aku melihat pak bayu yang sedang berbincang dengan petugas apartement.
"Yuk pak...kasian Fanila nunggu lama" pak bayu memang sudah tidak asing dengan Fanila karena ketika kami jalan kemanapun Fanila lebih suka menumpang di mobilku katanya sih mobil yang diberikan Rafael lebih masuk ke dalam seleranya dibandingkan mobil yang dibelikan oleh Kevin, dasar Fanila dan kelakuan absurd nya. Untung saja Kevin bucin pada Fanila jika bukan Kevin yang menjadi suami Fanila aku tidak berani membayangkannya.Mobil berjalan meninggalkan kawasan apartement menuju rumah mami papi yang memang berlokasi lumayan jauh, jalanan ibu kota tidak terlalu padat hari ini. Kami berada di jalan satu arah yang hanya terpisah pembatas jalan saja. Entah pengendara dari arah berlawanan yang gila, mabuk ataupun dibawah pengaruh obat obatan dengan gilanya berbelok ke kanan menembus pembatas jalan menabrak mobil yang aku naiki hingga terjadi tabrakan yang cepat. Mobil ku terseret hingga beberapa meter kedepan dengan bagian kemudi yang penyok parah. Mobil hingga mengeluarkan asap dan pak bayu yang terlihat tidak sadarkan diri.
Aku merasa pusing dan ketika aku menyentuh kepalaku yang terhantuk ketika mobil itu menabrak kami, aku merasakan tanganku basah lalu bau besi tercium. Untung saja aku duduk di kursi penumpang sebelah kiri dan tidak terlalu terbentur oh aku berharap kandunganku tidak apa apa.
Saat aku melepaskan sabuk pengaman pintuku terbuka dan yang aku ingat aku mencium bau menyengat dari sapu tangan dan aku tenggelam di kegelapan...
***
Kamis, 10 september 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby [TAMAT]
RomansaSingkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris ***