24. Menyimpan rasa

331 53 21
                                    





Saga bangun dengan perasaan campur aduk. Lebih kepada bingung harus bagaimana mengekspresikan sengatan di hatinya sejak semalaman bermimpi hal-hal aneh tentang seseorang. Dalam mimpinya muncul perempuan bergaun merah sebatas lutut tengah berdiri di depan background pepohonan hutan pinus sambil membawa sekeranjang buah apel.

Harusnya presensi perempuan dalam mimpi anehnya tertuju kepada sosok Seline, namun kenyataan yang dia lihat wujud perempuan itu bahkan lebih menyedihkan dibanding wajah Seline biasanya.

"Ah, aneh banget. Masa tiba-tiba mimpiin dia?"

Saga berdiri di depan cermin wastafel kamar mandi dan tengah menyikat giginya sampai betulan bersih. Busa-busa pasta gigi mengepul di sekitar mulut, Saga bisa melihat sosok dirinya bak seorang sinter clause berjenggot putih, dan itu kadang bikin dia ketawa dengan sendirinya. Hingga kemudian dering ponsel yang tergeletak manis di sisi jemarinya mengalihkan perhatian Saga dari cermin.

Jesseline is calling.

Duh.

Perut Saga bergerilya. Selain lapar, dia juga kepingin memutahkan kumuran air di mulutnya. Lalu setelah bersih dan merasa fresh, Saga kembali melirik layar ponsel yang menyala, namun tak kunjung dia angkat.

Lima belas detik melakukan usaha menelepon Saga, Seline mematikan panggilan lebih dulu. Sengaja sih. Saga nggak begitu niat mengangkat panggilan itu. Makanya dia biarkan berdering. Bayang-bayang mimpi bertemu kembaran Seline semalam masih menghantui pikirannya.

Atau... Itu memang Seline?

Anjing.

Saga mengumpat kasar. Ditaruhnya sikat gigi pada tempat semula kemudian meraih cleanser dan mulai memijat lembut kedua pipinya dengan cream cleanser yang mengeluarkan busa halus. Saga selalu konsen ketika melakukan kegiatan ini. Nggak heran mukanya kinclong. Dan nggak ada jerawatnya sama sekali. Menurut vlog cewek-cewek selebgram yang pernah dia tonton tak sengaja di samping teman cewek kelasnya tempo lalu. Merawat wajah dari sentuhan lembut dan penuh ke hati-hatian itu jauh lebih penting. Karena kamu cuma punya satu wajah, nggak bisa di tuker dengan milik orang lain. Sebisa mungkin sewaktu skincare-an harus ekstra hati-hati, jangan sampai melukai. Karena wajah adalah aset penting. Maka nggak heran bila sampai detik ini, treatment sederhana yang Saga lakukan pada wajahnya terbilang sungguh hati-hati dan sangat bertahap.

Muncul beberapa bubble chat yang muncul di layar. Sambil memijat bagian sekitar hidung, Saga mengintip isi chat tersebut.

Jesseline Arthadinata;
Saga..
Jangan kasih tahu siapa-siapa ya tentang yang aku bilang kemarin.
Please aku mohon

Saga...
Aku nggak mau Kak Sean tau.
Aku mau tetep temenan sama dia.
Saga aku nggak pernah suka sama cowok dan bilang ke cowok juga.
Aku kemarin nggak hati-hati.
Please kalau ketemu kak sean jangan bilang apa-apa ya?

Saga baca please
Aku bangun tidur langsung panik
Aku takut sama kamu

"Ck," Saga berdecak halus. Bibirnya perlahan miring ke kiri, tersenyum seringai. "Dikira gue lambe apa?"

Selesai membilas wajah dan mengeringkannya dengan handuk, Saga mencomot hapenya dan membawa benda itu keluar dari kamar mandi. Sambil berjalan menuju lantai bawah untuk memakan sarapan paginya, Saga terus menyekrol bubble chat dari Seline yang nggak habis-habis dia kirim. Se panik itu bocah ini, sudah seperti bercerita tentang kehidupan rumah tangga yang berantakan dengan tukang gosip terjulit senusantara.

Saga tergerak mengetik balasan, namun dia tahan terus menerus jempolnya bergerilya karena nggak tau kenapa, dia pun merasa ada yang aneh berkerja di rongga dada. Nyesek gitu istilahnya jaman sekarang.

GUIDE TO YOUR HEART ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang