33. Satu hari dengan cerita

381 54 34
                                    

Soundtrack : Someday - My first story
🎶



Nggak ada hal yang lebih menyebalkan bagi Seline selain melihat nilai C di portal akademiknya pada pukul dua dini hari. Sialnya, nilai tersebut ia dapat pada mata kuliah dengan SKS yang terhitung cukup tinggi. Dengan nilai sekecil itu, Seline terpaksa harus kembali mengulangi mata kuliah yang sama di semester tiga mendatang.

Seline sudah nggak bisa lagi memejamkan matanya dengan tenang. Untuk saat ini, lelap tak lagi menjadi teman setianya melepas penat barang tertidur satu atau dua jam saja.

"Ah gimana sih?" Seline memukul boneka beruang di atas dadanya berkali-kali saking ia terlalu kesal pada diri sendiri.

Rasanya seperti nggak sebanding dengan pengorbanannya bergadang semalam suntuk mengerjakan macam-macam tugas.

Namun di lain sisi, Seline seharusnya bisa memaknai hal ini sebagai suatu evaluasi akan usaha, niat, serta kesungguhannya belajar selama ini.

Bukankah memang belum sepenuhnya maksimal?

Seline menyeret kakinya berlalu dari kasur lalu beringsut duduk di kursi belajar dan mengambil potongan-potongan sticky notes yang tertempel di etalase lemarinya. Beragam quotes semangat ia tulis di sana, lengkap dengan nama sang pencetus kalimat tersebut.

Takdir selalu memiliki cara dalam menghadirkan bermacam-macam penderitaan, dengan atau tanpa diminta -  Krishna Pabichara

Membaca kalimat itu membuat kepala Seline manut begitu saja. Seline menulis catatan tersebut ketika ia telah menyelesaikan buku kisah hidup salah satu tokoh berpengaruh di negara ini. Betapa inginnya Seline mengerti makna ribuan kalimat indah yang berasal dari tulisan para penyair sajak atau bahkan penulis fiksi dan non fiksi terkemuka kemudian mentelaah segalanya untuk menemukan secercah semangat dalam menjalani kehidupan. Namun kalimat yang paling mendekati sempurna untuknya selalu sesederhana ini;

Hidup sejatinya hanya perlu dijalani apa adanya.

Terkesan menyepelekan keriuhan semesta, namun Seline menyukai kalimat sederhana itu untuk memupuk harapannya lebih tinggi daripada yang ia jalani sebelumnya.

"Nanti semangat lagi kuliahnya, ya Seline!" ia berkata pada diri sendiri.

Hingga jarum jam berlalu ke pukul empat pagi dan Seline tak sengaja tertidur di meja belajarnya sambil menumpuh dagu di atas buku novel Aroma Karsa yang belum sempat ia selesaikan pada bagian pertama.

-

Pagi menjemput hati yang perlahan pulih dari cedera. Dalam sedetik Seline lupa nama seseorang yang menumbuhkan benih sakit hati di dadanya yang kemudian berganti menjadi nama sebuah tempat di salah satu sudut kota.

Tempat yang mungkin tak akan kau singgahi di kala musim liburan jauh lebih berharga dihabiskan dengan berkumpul bersama keluarga besar ataupun berpergian keluar negeri.

Namun Seline lebih memilih perpustakaan daerah ketimbang tempat-tempat hiburan padat pengunjung.

Selain karena ia ingin melupakan jejak kekecewaan samar akibat nilai buruk di portal. Seline juga ingin mengumpulkan buku-buku referensi untuk keperluan studi kasus di pertemuan kuliah selanjutnya.

Perpustakaan terlihat sepi. Beberapa pengunjung bahkan memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul di pojok ruangan seraya mengobrol tentang berbagai hal.

"Mau pinjem buku?" tanya salah satu penjaga perpus berpakaian seragam khas pegawai negeri.

Tiga bulan sebelumnya Seline telah membayar uang kartu peminjam di perpustakaan yang ia singgahi itu. Dan ketika ia mengetik sebilah kata di notes handphone, sang penjaga perpus menginstruksikan Seline untuk mengambil kartunya di salah satu ruangan administrasi.

GUIDE TO YOUR HEART ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang