16. Sekelumit tentang kamu

351 54 15
                                    

Soundtrack ; Comethru - Jeremy Sucker 🎶








↪↩



"Nasi ayam Madura dua porsi sama satenya sepuluh tusuk. Makan di sini."

Sambil mencari kursi kosong, Saga menunggu pesanannya di catat si pemilik warung.

Saga kenal lelaki berkulit sawo matang itu. Namanya Ipank, asli orang Jawa. Mereka sempat beberapa kali mengobrol karena Saga sering mampir ke warung pinggiran jalan tersebut kalau sedang kepingin merakyat. Dan ketika dia menggandeng tangan anak perempuan sekalem Seline, baginya tempat makan ini sudah yang paling cocok.

Hari sudah sore, langit pun perlahan gelap dan hanya tinggal menunggu malam datang menjemput. Saga yakin Seline pasti takut pulang kemalaman, kentara dari raut wajahnya yang memucat.

"Sekali-kali pulang malem nggak apa-apa, Lin." Saga meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menuang air ke gelas kosong, meminumnya seteguk dan bicara lagi. "Kenapa? takut dimarahin Mama?"

Masih belum bersuara, gerak mata Seline melirik ke kepalan tangannya yang menyatu. Bibir tipis itu betah membungkam, Saga kehabisan ide. Dia membiarkan hal ini berlalu sembari menahan diri untuk tidak marah-marah.

"Makan ya? Di sini paling terkenal sama nasi ayam Madura. Pernah liat nggak ada YouTuber yang nge-review makanan itu?'

Seline mengangkat kepalanya kemudian menggeleng.

"Iya pokoknya gara-gara YouTuber itu tempat makan sini jadi rame."

Seline diam, alisnya lagi-lagi bertautan. Seolah nggak serta merta percaya.

Datanglah Ipank bersama tiga piring makanan pesanan Saga, senyuman cowok itu mengembang. "Tumben cepet nyampe makanan gue?"

"Lo datengnya kecepatan bro, gue masih nganggur. Pembeli belum banyak."

"Gitu?" Saga meraih dua sendok dan garfu, memberikan ke Seline. "Nih."

Seline menerima tanpa banyak tanya.

"Siapa, Ga?" tanya Ipank yang belum beranjak pergi.

"Adek." jawab Saga asal.

Seline mengerjap. Dalam hati dia bertanya-tanya. Apakah Saga betulan menganggap dia adik? Seline nggak merasa dia akan marah atas anggapan ini, karena toh dia juga menginginkannya.

"Kok nggak mirip?"

Saga menoleh, mata sipitnya melebar. "Masa sih? Mirip ah. Coba lo liatin lagi."

Bodohnya Ipank betulan menekuri potret wajah Seline dan Saga lekat-lekat, tapi meskipun begitu kepalanya tetap saja menggeleng. "Kagak ah. Kulit kalian sih sama-sama putih, badannya juga tinggi kayak lo. Tapi lo berdua nggak ada mirip-miripnya sama sekali!"

"Itu tau!" Saga terkekeh geli sambil menggigit setusuk sate.

"Lo ngebadutin gue ya? Padahal gue udah percaya tadi." Ipank menepuk pundak Saga pelan sebelum akhirnya berlalu. "Dah, selamat makan."

"Yang bener itu itakadazimasu." Saga mengoreksi.

"Bodoh amat."

Selepas Ipank menjauh ke tempat asalnya, hening kembali merambati meja kedua anak itu. Saga menuang air ke gelas Seline dan menyodorkannya langsung. "Minum dulu biar nggak seret."

Seline berhenti mengunyah sate dan mengambil sodoran gelas dari Saga.

"Nggak ngucapin terimakasih?" pancing cowok itu, berharap Seline mau bersuara kembali. Namun Seline masih belum bisa lugas menggerakkan bibirnya. Rasa tidak nyaman masih bergantungan di pikiran gadis itu.

GUIDE TO YOUR HEART ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang