12

1.1K 114 1
                                    

Di siang hari yang cerah ini, Jimin baru terbangun dari tidurnya. Sekarang, ia ada di kamar rumahnya, Ia kembali hanya jika jadwalnya kosong. Dan ini adalah hari kedua ia pulang. Biasanya selepas Jimin menjalankan schedule, ia lebih memilih untuk pergi ke apartemen miliknya. Lebih nyaman sendirian di sana daripada harus satu atap dengan eomma kandungnya dan Appa tirinya. Toh juga eommanya tak akan peduli apakah Jimin kembali atau tidak.  Mungkin hanya ayah tirinya saja yang akan mencarinya, karna kalau Jimin tak ada maka ayahnya itu tidak akan memiliki penerus untuk perusahaan. Namun mau bagaimanapun, ini adalah rumahnya. Tempatnya berpulang.

Jimin bersiap-siap untuk kembali bekerja. Setelah konser kemarin, Jimin telah beristirahat selama 2 hari. Jadi ia fikir, waktu istirahatnya sudah lebih dari cukup dan Ia harus kembali mempersiapkan album terbarunya yang akan dikeluarkan beberapa bulan lagi. Setelah Jimin memastikan bahwa dirinya sudah rapi, ia turun ke lantai bawah. Ternyata Eomma dan Appa nya sudah duduk manis di depan meja makan dengan banyak lauk yang terhidang di atasnya. Tumben sekali mereka menyempatkan diri untuk makan siang bersama dengan Jimin di rumah. Padahal biasanya mereka akan sangat sibuk hingga untuk makan siang saja rasanya sulit. Apalagi ayahnya. Ia bekerja dari pagi-pagi sekali dan akan pulang hingga malam sudah sangat larut. Lain hal dengan ayahnya yang suka mencari uang, eommanya itu sangat suka menghamburkannya. Padahal suami eommanya itu memiliki banyak uang, tapi sang ibu malah terus-terusan meminta uang untuk dihamburkan kepada Jimin. Entah untuk berkumpul dengan teman-teman sosialitanya, berbelanja, traveling atau makan di restauran mewah.

Jimin duduk di samping eommanya dan berhadapan langsung dengan appanya. Suasana nya sangat canggung. Jimin sungguh membenci ini. Eommanya sibuk men-scroll sosmed di ponselnya sedangkan appanya sibuk membuka iPad dimana kurs keuangannya disimpan. Namun tiba-tiba saja jemari Kim Hana, eomma Jimin berhenti. Ia membaca sebuah artikel yang menyebutkan nama putranya. Disana tertulis  'Penyanyi Terkenal Park Jimin, Ternyata Seorang Gay'. Ia kemudian berdiri dan mengehentakan bangkunya dengan kasar hingga menghasilkan suara yang begitu keras.

"Jimin!! Apa maksud dari artikel ini hah?!" Eommanya menyodorkan ponsel miliknya ke wajah sang putra. Jimin pun membaca artikel tersebut. Kemudian ia mulai panik, tak tau harus berkata apa. Ia tak mungkin membenarkan artikel itu karna itu sama sekali tak benar. Tapi ia juga tak bisa mengatakan hal yang sebenarnya, Jungkook bisa terkena masalah.

"A-akuu.."

Hana mencengkram dengan erat bahu Jimin. Kukunya yang panjang menusuk bahu sang anak. Ia bahkan mengguncang tubuh Jimin dengan kuat.

"Apa?? Kau apa? Kau memang benar seorang gay ha? Kau benar-benar anak tak tau di untung Jimin. Aku melahirkanmu bukan untuk mempermalukan ku seperti ini" Hana berteriak marah pada Jimin.

"Lalu untuk apa? Untuk menuruti semua keinginanmu? Sudah, aku sudah melakukan apapun yang kau mau. Mulai dari memberimu uang untuk kau hamburkan, dan bahkan menuruti permintaanmu untuk kencan buta dengan putri dari teman-temanmu. Lalu sekarang untuk apalagi hah? Eomma, semua anak dilahirkan untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tapi tidak denganku, kau tak pernah memberikan itu untukku. Dan apakah aku gay? Yaaa aku memang gay. Jika itu bisa membuatmu peduli padaku, maka akan aku katakan sekali lagi jika aku memang gay"

Plakkkkk....
Kim Hana menampar putra sematawayangnya tersebut. Dasar anak tak berguna. Jimin sama sekali tak bisa membanggakan eommanya sekalipun. Ia selalu saja menyusahkan Hana dan Joonmin. Dasar anak tak tau diuntung. Hana membesarkan anaknya itu agar ia bisa menjadi pewaris dari perusahaan Joonmin. Tapi anak itu malah berani menolaknya dan memilih menjadi seorang penyanyi. Selama ini Hana tidak pernah mengganggu nya lagi, karna Jimin telah memberikan apapun yang Hana mau. Entah itu perhiasan, baju, atau bahkan mobil sekalipun. Jadi Hana tak pernah mencampuri urusan karir Jimin. Tapi sekarang, saat Hana mulai lengah, Jimin malah menjadi seorang gay dan mempermalukan Hana. Bagaimana ia bisa bertemu dengan teman-teman nya nanti? Pasti mereka akan mengejek Hana. Benar-benar anak pembawa sial. Seharusnya Hana tak pernah melahirkan Jimin.

Our Destiny | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang