Disclaimer:
Cerita ini hanya fiksi belaka.
Apabila ada kesamaan nama cast di cerita lain, please aku tegaskan itu hanya kebetulan karena mikirin nama itu susah beud brow!
Hepi enjoiii~🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Tak terasa sekarang sudah memasuki hari-hari menjelang UTS. Di kampus Lia biasanya minggu terakhir belajar ini digunakan untuk me-review materi keseluruhan sebelum UTS di laksanakan.
Hari ini adalah jadwal untuk perkuliahan mata kuliah Botani Phanerogamae yang di ampu oleh pak Yudhis. Tidak seperti biasanya, sekarang Lia dan Yeri sedang sibuk mengerjakan tugas yang hari ini harus di kumpulkan karena mereka lupa deadline, —saking banyaknya.
Dengan menganut prinsip the power of kepepet, mereka yakin tugas akan selesai pada waktunya, meskipun sekarang adalah 10 menit menuju perkuliahan di mulai.
"Hasan, duduk sini dong!" ketika Lia sedang fokus pada tugasnya, Yeri tiba-tiba memanggil Hasan untuk duduk di barisan kursi mereka dan hal tersebut sontak membuat Lia gelagapan. Sudah lama mereka tidak duduk berdekatan seperti ini. Biasanya Hasan memilih untuk duduk di barisan belakang dengan Mark, Jemy, Jeno, dan Rendra.
Sadar akan janji yang pernah Yeri tawarkan beberapa waktu lalu, Hasan pun menurutinya. Dia berharap mudah-mudahan ini adalah salah satu usaha yang Yeri lakukan agar hubungannya dengan Lia kembali seperti semula. Hasan tidak ingin berjauhan tanpa alasan pasti dengan sahabatnya, begitu juga Yeri yang takut karena raut wajah Lia kadang tidak bersahabat jika ada orang menyinggung sesuatu yang tidak ingin Lia bahas.
"Ngerjain apa nih gadis-gadisku?" Hasan berucap sesantai mungkin, melontarkan candaan yang biasanya akan berujung mendaratnya jitakan dari Lia karena terlalu cringe to infinity and beyond.
Tapi berbeda dengan sekarang, Lia terlalu gugup dan canggung untuk menanggapi candaan Hasan. Dia hanya melirik sekilas dan membiarkan Yeri saja yang menjawab.
"Nugas lah, apalagi. Selagi masih bisa dikerjakan di kelas, kenapa harus di kosan. Iya gak Li?" Jawab Yeri dengan maksud terselubung, dia hanya ingin mencairkan suasana dan mencari momen yang tepat untuk membicarakan apa yang harus dia bicarakan pada kedua temannya itu.
"Haha iya." Jawab Lia sekenanya.
Tanpa distraksi dari Hasan yang daritadi fokus dengan gadget nya, akhirnya tugas mereka selesai tepat pada waktunya. Kini di detik-detik terakhir, Yeri dan Lia sudah sangat siap menyambut kedatangan yang mulia bapak dosen dan mengikuti perkuliahan seperti biasanya.
"Selamat pagi, semuanya. Biologi 4B benar?"
Ternyata yang masuk bukanlah pak Yudhis, melainkan 'tangan kanannya' yang selama setengah semester ini telah membantunya mengurus praktikum atas mata kuliah yang diampunya.
"Kenapa si aa asprak yang masuk?" Ujar Yeri terkejut. Lia hanya menggidikan bahunya karena dia juga tidak tahu apa-apa soal ini.
"Hm, mewakili pak Yudhis yang hari ini berhalangan hadir karena beliau sedang mengikuti seminar di luar kota, saya ingin meminta maaf karena hari ini perkuliahan di kelas akan digantikan oleh saya. Tidak apa-apa ya?" Denis dengan mantap sudah mengambil alih kelas dan siap untuk menggantikan peran pak Yudhis selama 3 sks kedepan.
[sks itu ibarat jam pelajaran, kalau di SMA 1 jam pelajaran itu 45 menit, kalau di kuliahan 1 sks itu 50 menit]
Tanpa meminta bantuan kepada ketua kelas atau siapapun, Denis dengan cekatan langsung menyalakan proyektor dan menyambungkannya dengan laptop yang sudah dia siapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASPRAK [END] ✔
General FictionDenis Dwi Fahreza, si asprak perfeksionis bertemu dengan dia adik tingkat yang bahkan tujuan kuliah pun dia masih bingung. Bisakah Denis membantunya menemukan tujuan hidupnya? Atau memang benar, kalau kuliah itu harus sesuai sama passion? Tapi masal...