Epilog

1K 108 42
                                    

"Aku masuk dulu ya—" ujar Lia kepada seseorang yang hari ini sengaja mengantarnya bimbingan skripsi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masuk dulu ya—" ujar Lia kepada seseorang yang hari ini sengaja mengantarnya bimbingan skripsi.

Orang itu tersenyum manis seperti biasa. Setidaknya itu menurut Lia. Senyuman yang belakangan ini dia rindukan kini bisa dia nikmati langsung.






Satu setengah tahun setelah kelulusannya, ternyata rencana yang sudah Denis persiapkan harus dia tata ulang karena informasi yang selama ini dia ikuti, secara mendadak berubah sehingga pendaftaran beasiswa pasca sarjana nya harus dia tunda.

Sambil menunggu Lia bimbingan dengan dosennya, Denis iseng membuka ponselnya dan mengecek e-mail yang masuk.







"Selesai?" tanya Denis ketika Lia keluar dari ruangan pembimbingnya dengan raut wajah lelahnya, ditambah lingkaran hitam dibawah matanya itu terlihat jelas.

Yang ditanya hanya mengangguk sambil tersenyum menyembunyikan kelelahannya.

"Cape banget? Abis di apain sih di dalem, hm?" Denis mengacak rambut gadisnya yang agak berantakan.

"Abis diomelin." Lia berdecak dan langsung mengeluarkan jurus seribu ocehannya karena bimbingan bab 4 dan 5 nya itu berjalan sangat lama.

"Sebentar lagi kok. Semangat dong!! Makan dulu yuk?" Denis langsung menyeret langkah gontai Lia menuju parkiran.






Melihat kondisi Lia sekarang ini, sepanjang jalan Denis tidak berhenti berpikir bagaimana caranya dia menceritakan hal yang ingin dia ceritakan.


Apakah Lia akan baik-baik saja setelah ini?





"Yang, iihh— di dengerin gak sih?" Satu pukulan yang tidak begitu keras mendarat di pundaknya.

Jalanan macet, udara panas, dan pikiran yang berisik membuat fokusnya terbagi menjadi beberapa cabang.

"Iya— iya. Diomelin terus perasaan daritadi. Gak kangen apa?"

"Ya kangen. Makanya aku pengen cepet sidang, terus lulus terus wisuda biar bisa bebas main. Nanti giliran aku deh yang main ke Bogor."

"Emang bunda bakal ngizinin?? Udah gapapa selama aku bisa ke Bandung, aku aja yang kesini."

"Dih, bunda bunda siapa? Sok akrab banget!"

"Emang akrab kali. Kemarin abis vcall sama Kak Jef juga. Kerja di Dubai mantap anjir, mobil operasional aja mobil sport."

"Hih kok aku gak tau?!" Lia protes karena akhir-akhir ini kakaknya lebih sering bertukar cerita dengan Denis.

Denis mengedikkan bahunya sambil tertawa karena dia merasa 'menang' atas Lia.

"Licik banget sih, pacaran sama siapa yang di deketin siapa. Licik, tau gak?!"

"Bukan licik, strategi ini namanya." dia menjulurkan lidahnya kemudian raut wajah bingungnya nampak lagi.

ASPRAK [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang