Kalian menemukan titik ramenya cerita ini dari part apa coba? I wonder 😆
Tempat yang bagus untuk membicarakan keputusan, kan?
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Malam tadi adalah malam terpanjang bagi Lia karena waktu seperti berjalan lebih lambat dari biasanya. Perasaannya tak menentu menunggu hari itu tiba.
Dengan keberanian yang sudah dia kumpulkan sejak kemarin, Lia mencoba untuk menghubungi Taza lewat telpon.
Halo?
Eh, iya Lia kenapa?
Eum, busy?
I'm on my way to Bandung, why?
Loh, ada apa emang Kak?
Ada pengarahan dari dosbing buat magang nanti
Tapi gak lama kok, paling nanti sore atau besok mau pulang lagiOohh, gitu ya kak..
Kalimat yang sudah Lia rangkai dalam kepala mendadak buyar karena percakapan di telpon itu. Dia mendadak lupa akan tujuannya menghubungi Taza sepagi ini.
Kenapa?
Hmm, gapapa kak.
Nanti aja deh, lagi di jalan kan?Iya, cuma ini lagi di rest area tol,
Abis isi bensin terus lagi istirahat dulu, pegelOalaahh..
Yaudah deh, nanti selesai dari kampus kita ketemu aja
Kamu masih di kosan itu?Engga, aku udah pulang kemarin.
Yaudah, nanti aku ke rumah
Atau mau ketemu dimana, boleh aja terserahOkedeh, kabari aja ya kalau udah selesai.
Iyaaa..
Udah ya? Kakak mau jalan lagi.Oke, hati-hati kak..
🍑🍑🍑🍑🍑🍑
Memberikan jawaban tentang ungkapan perasaan yang Taza utarakan waktu itu cukup membuat Lia merasa cemas dan was-was. Pengalaman cintanya dengan Felix waktu itu membuatnya takut ketika berurusan dengan perasaan dan lawan jenis.
"De, ayo sarapan! Tadi bunda panggil-panggil kirain masih tidur." Jefry masuk ke kamar adiknya yang baru saja menutup sambungan telpon dengan Taza.
"Enak aja, engga ini tadi abis beresin meja." jawab Lia seadanya. Setelah itu mereka langsung turun ke ruang makan untuk sarapan.
🍯🍯🍯🍯🍯
KAMU SEDANG MEMBACA
ASPRAK [END] ✔
General FictionDenis Dwi Fahreza, si asprak perfeksionis bertemu dengan dia adik tingkat yang bahkan tujuan kuliah pun dia masih bingung. Bisakah Denis membantunya menemukan tujuan hidupnya? Atau memang benar, kalau kuliah itu harus sesuai sama passion? Tapi masal...