35. Mengulur Waktu

583 104 85
                                    

Teruntuk siapapun pembaca yang bawa work ini ke base, makasih banyak 😘Semoga ceritaku bisa dinikmati, kalau ada yg baru mampir dan mau ngasih kritsar, boleh langsung DM aku aja 😊Thank you once again 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teruntuk siapapun pembaca yang bawa work ini ke base, makasih banyak 😘
Semoga ceritaku bisa dinikmati, kalau ada yg baru mampir dan mau ngasih kritsar, boleh langsung DM aku aja 😊
Thank you once again 💚

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃


Lia sedikit waswas ketika Denis membawanya agak menepi dari keramaian. Dia membawa motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Kalau mau ngebut mending anterin aku pulang aja!" Lia berteriak dari belakang karena angin cukup kencang.

"Biar cepet nyampe!"

"Kemana sih?" Lia terus berpikir kira-kira Denis akan membawanya kemana. Mereka sekarang sedang menyusuri jalan yang dipenuhi pohon pinus dan cemara.

"Bukit bintang?" Lia menyadari bahwa sekarang Denis membawanya ke tempat yang cukup tinggi dan jauh dari keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukit bintang?" Lia menyadari bahwa sekarang Denis membawanya ke tempat yang cukup tinggi dan jauh dari keramaian.

"Pernah kesini?" tanya Denis.

"Pernah sama Hasan, tapi siang."

Tempat itu memang salah satu destinasi favorit anak muda karena pemandangannya akan terlihat jauh lebih indah jika berkunjung kesana di malam hari. Udara dingin yang berhembus kontras dengan lampu yang memancar hangat disana.

"Ngapain?"

"Ngadem, numpang makan seblak, foto-foto abis itu pulang." Jawab Lia seadanya.

"Cees banget kemana-mana Hasan terus perasaan." Denis bertanya penasaran.

"Cees lah, kita pisah SMA doang. Dari SD barengan, dulu sebelum pindah kita tetanggaan."

"Udah ah jangan ngomongin dia. Suka terus rasa dia mah. Ayo cari tempat dulu, kita ngobrolnya sambil duduk biar enak." Lia berjalan mendahului Denis dan mencari space yang enak untuk di duduki.

Malam ini bukit bintang tidak seramai biasanya, tetapi masih ada beberapa orang disana. Lia memilih untuk duduk di batu besar dekat tebing karena dari sana cukup jauh dari kerumunan orang.

ASPRAK [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang