Guyss aku mau ceritaaa...
Jadi kemarin itu part ini mau aku up, cumaaa pas abis di edit, lupa pencet publish hehehehehehehe~🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Setelah selesai mengikuti kuliah hari ini, Hasan memberi sedikit pengumuman di kelas tentang kepanitiaan kuliah lapangan yang akan dilaksanakan sekitar 3 minggu lagi.
Selaku ketua pelaksana, Hasan benar-benar menekankan kepada seluruh panitia untuk mempersiapkan segalanya dengan maksimal, termasuk akomodasi selama kuliah lapangan nanti.
Sebagai salah satu penanggung jawab praktikum, Lia juga mendapat tugas untuk berkoordinasi dengan asprak seperti pengadaan modul dan memberikan surat tugas.
"Li, jadi kesehatan ya bareng sama Aul. Kita tadinya mau masukin kamu di acara tapi karunya kamu baru sembuh." Hasan menanyakan kesiapan Lia dalam keterlibatannya di kepanitiaan.
[karunya: kasihan]
"Yaudah boleh." jawab Lia. Lagipula, setiap kuliah lapangan, panitia kesehatan kerja nya tidak begitu berat. Hanya menyediakan obat dan kepentingan mendesak yang sekiranya diperlukan oleh peserta kuliah lapangan.
"Nanti koordinasi aja sama si Aul, bikin list obat-obatan apa aja yang di butuhin nanti."
"Siaap." Lia mengacungkan jempolnya.
🌻🌻🌻🌻🌻
Seperti biasa, setelah selesai kuliah Yeri, Hasan dan Lia pergi ke kantin untuk jajan dan sekadar mengobrol. Hampir jam makan siang, kantin cukup ramai dan nyaris tidak ada tempat duduk tersisa.
"San, pesenin atuh. Kita cari tempat duduk." Ujar Yeri sambil mengedarkan matanya mencari tempat yang kosong.
"Yaudah, mau apa?" tanya Hasan.
"Aku siomay aja San, tapi cuma kol, kentang, sama tahu. Gak pake bumbu." Lia teringat pesan bundanya untuk tetap menjaga makan, karena Lia juga masih agak takut tentang penyebab sakitnya yang sampai sekarang belum dia ketahui.
"Aku mie ayam dong. Gak pake mie tapi." Mendengar pesanan Yeri, Hasan mendengus kesal. Karena—
"Nya ari maneh lain ge mie ayam?!"
[trans: ya bukan juga mie ayam namanya!]
"Ya pokoknya pesenin itu, si mang nya juga tahu-eun da." Untuk menghindari perdebatan yang tidak penting, Lia menarik Yeri untuk segera mencari tempat duduk.
Setelah makanan mereka datang, kedua sahabatnya dibuat keheranan karena makanan yang Lia pesan tidak seperti biasanya.
"Eh iya kamu teh kenapa ceunah Li? Kenapa abis sakit malah jadi makan kayak orang diet segala di kukus."
"Belum tau. Tapi katanya harus jaga pola makan dulu, jadi kemarin di rumah juga bunda bikinin rebus-rebusan aja."
🌼🌼🌼🌼🌼
Di tempat lain, bundanya Lia sedang menerima telpon dari kakaknya yang kemarin memeriksa kondisi anak bungsunya.
"Ren, si dede bawa lagi rumah sakit sekarang! Kalau telat penanganan bisa bahaya. Darahnya drop!"
Irena —bundanya Lia langsung panik dan ketar-ketir karena tadi pagi anak bungsunya itu baru saja ke kampus untuk kembali kuliah. Dia langsung menelpon anak sulungnya untuk segera menjemput adiknya kembali.
Halo aa lagi dimana?
Kampus bun baru selesai bimbingan. Ada apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
ASPRAK [END] ✔
General FictionDenis Dwi Fahreza, si asprak perfeksionis bertemu dengan dia adik tingkat yang bahkan tujuan kuliah pun dia masih bingung. Bisakah Denis membantunya menemukan tujuan hidupnya? Atau memang benar, kalau kuliah itu harus sesuai sama passion? Tapi masal...