AKHIR RASA

18 2 0
                                    

- Salma -

___________________

5 bulan kemudian....

Kejadian yang hampir saja merenggut kehormatanku, membuatku sedikit trauma untuk sekadar datang ke kampus. Tapi drama itu sudah berakhir. Kak Chaca dan gengnya di keluarkan dari kampus ketika Aldo mengakui bahwa dalang di balik semua rencana penculikan itu adalah Kak Chaca.

Di saat terpuruk itulah Kak Bayu selalu ada di sampingku. Dia yang menyelamatkanku hari itu dan Dia juga yang memperjuangkan hak ku sebagai korban. Dia baik, bahkan sangat baik. Aku bersyukur karena di pertemukan dengannya.

Tapi tahun ini adalah semester akhir bagi Kak Bayu. Sebentar lagi Ia wisuda, sungguh tak terasa.

"Sal, sidang aku udah selesai," ucapnya riang kala menemui ku di kantin.

"Maa syaa Allah selamat yah, Kak."

"Hehe iya. Makasih yah," ucapnya lalu duduk di meja seberang.

"Gimana tadi sidangnya? lancar?"

"Alhamdulillah sih lancar. Tapi aku sampe panas dingin tau gak."

"Haha wajar itu mah."

"Jantungku dag-dig-dug." Ia memegangi dadanya.

"Bagus. Itu artinya Kak Bayu masih hidup," candaku.

"Bukan karena itu, Sal," sanggahnya.

Aku mengerutkan kening tanda tak paham.

"Aku dag-dig-dug karena ini."

Ia menyodorkan handphonenya tepat di hadapan wajahku. Ternyata aplikasi kameranya terbuka hingga yang ku lihat hanyalah wajahku.

"Apaan sih kak. Aku gak gampang di gombal yah!" ejekku.

"Yaa gagal deh," keluhnya pura-pura kecewa.

Aku hanya tertawa menanggapi. Mengenal Kak Bayu beberapa bulan belakangan membuatku hapal setiap tingkah lakunya.

"Sal, nanti pas wisudaku, kamu datang yah." pintanya.

"Emang tanggal berapa, Kak?"

"Tanggal 11 bulan depan."

"In syaa Allah aku usahain."

"Harus pokoknya! awas aja sampai gak dateng! kamu gak boleh chat-chat aku lagi!" ancamnya.

"Yang nge chat setiap hari siapa? yang suka spam chat siapa? Kak Bayu, kan? jadi yang seharusnya bilang gitu yah aku."

"Oh iya yah, haha. Kamu sih kalau di chat di read doang. Gimana aku gak nyepam coba," keluhnya.

"Kak Bay, kita ini bukan mahram. Ada batasan yang harus kita jaga. Gak mungkin aku bisa terus-terus chat-an sama Kak Bayu padahal gak ada yang penting."

"Iya, iya paham aku, kamu lagi ngodein kan buat aku halalin?! cewek mah sukanya kode-kodean."

Aku memutar mata malas. Maksudku tidak seperti itu!

"Siapa juga yang ngode!"

"Aku paham kok, cewek emang suka malu-malu. Untung aku peka hehe."

Kak Bayu kembali menyebalkan. Tapi aku harap apa yang Ia katakan hanyalah sebatas candaan. Karena jika Ia benar ingin melamarku maka aku tidak akan pernah bisa menerimanya. Aku memandanb Kak Bayu adalah sosok kakak yang baik, bukan untuk di jadikan calon Imam. Karena sejak dulu hingga sekarang aku masih menunggu Imam yang sama.

***

11 Mei 2019

H

ari ini Kak Bayu wisuda. Seperti kataku dulu bahwa aku akan hadir. Ku rapikan sekali lagi jilbab dan gamis merah maron yang ke kenakan.

"Mau kemana, Sal? pagi-pagi kok udah rapih. Bukannya hari ini kamu libur kuliah yah?"

"Kak Bayu wisudah Bu hari ini, Dia pengen aku datang." jelasku.

"Maa syaa Allah. Alhamdulillah yah Bayu udah sarjana."

"Iya, Bu."

"Yaudah Ibu titip salam yah buat Nak Bayu."

"Iya, In syaa Allah nanti Salma sampein."

Ibu memang sudah kenal baik dengan Kak Bayu. Karena kasus dengan Kak Chaca kemarin membuat Bapak dan Ibu mulai mengenal Kak Bayu.

"Bu aku pergi dulu yah. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam. Hati-hati yah."

Aku menaiki angkot yang melalui jalur menuju kampusku. Ternyata jalanan sangat macet. Butuh satu jam lebih untuk sampai.

Suasana kampus sudah sangat ramah saat aku tiba. Banyak sanak kelurga dari pada wisudawan yang hadir. Para pedagang bunga dan stang foto juga ikut serta.

Aku mulai menaiki eskalator menuju lantai tiga dimana acara itu di selenggarakan. Terlihat acara wisuda sudah di mulai.

Aku merasakan getaran dari dalam tasku. Sebuah telfon dari Kak Bayu.

"Kamu di mana? jadi dateng kan?"

"Kak Bayu salam dulu ih!"

"Astaga lupa hehe. Assalamu'alaikum Sal. Kamu di mana? jadi dateng kan?"

"Waalaikumussalam. Gak, aku gak jadi dateng. Maaf yah, Kak." aku hanya bercanda.

"Kok gitu sih." ucapnya dengan nada kecewa.

"Haha becanda kok. Ini aku udah sampe kok. Giliran Kak Bayu kapang?"

"Bentar lagi. Kamu liat yah, jangan lupa fotoin hehe."

"Malas ah hehe. Yaudah aku matiin yah telfonnya. Assalamu'alaikum."

Aku menutup telfon sebelum Kak Bayu menjawab karena aku harus mencari tempat duduk yang masih kosong.

Aku duduk hingga giliran Kak Bayu naik ke atas panggung. Ia sangat gagah dengan pakaian wisuda lengkapnya.

Setelah semuanya selesai Kaka Bayu mengatakan kalau Ia ada di luar untuk sesi pemotretan. Aku pun menghampirinya.

"Kak Bayu!" teriakku dari arah belakang Kak Bayu.

Kak Bayu pun menoleh begitupun dengan seorang perempuan paru baya yang ada di sampingnya.

"Salma! sini!"

Aku pun menghampirinya kemudian menyerahkan buket bunga yang sudah ku beli tadi.

"Selamat yah, Kak atas gelarnya."

"Makasih yah, Sal. Oh iya, kenalin ini Mama aku." ucapnya.

Aku pun tersenyum ramah padanya lalu mencium tangannya.

"Oalah ini toh yang namanya Salma. Geulis pisan. Bayu suka cerita loh sama tante soal kamu. Katanya kamu calonnya dia."

Aku hanya tersenyum menanggapi. Kak Bayu sudah bercerita apa saja tentang ku?! dasar Kak Bayu!

"Ma, jaga rahasia dong! bisik Kak Bayu tapi aku masih bisa mendengarnya.

"Emang kenapa sih! kamu jangan kebanyakan ngode, jadi cowok harus berani ngungkapin duluan!"

"Tapi, Ma...."

"Yaudah biar Mama yang wakilin. Salma, kamu mau gak jadi istrinya Bayu?"

Aku dan Kak Bayu sama-sama kaget dengan kalimat tadi. Tolong katakan ini hanya bercanda! aku tidak mau menyakiti Kak Bayu dengan menolak perasaannya.

***

Assalamu'alaikum....

Happy reading

Salam sayang,

Bk2

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang