TERASA ASING

24 4 1
                                    

- Salma -

___________________

Setelah melewati serangkaian proses, akhirnya aku bisa bernapas legah berdiri di gedung ini. Beberapa hari lalu aku baru saja menyelesaikan masa orientasi mahasiswa. Baguslah disini tidak ada yang namanya peloncongan.

Hari ini perkuliahan sudah di mulai. Aku ada kelas pagi hari ini. Sampai sekarang kemana-mana aku masih sendiri. Aku bukannya tidak mau bergaul, tapi dunia perkuliahan ini baru untukku. Aku tidak akan mudah menerima begitu saja mereka yang datang mengajak berteman, karena dunia mahasiswa tak seindah yang di bayangkan.

"Hei ... gak masuk kelas?"

Seseorang menyapaku, aku tahu dia adalah salah satu teman kelasku.

"Oh, hai. Kamu duluan aja," jawabku sambil tersenyum.

Ia pun pamit dan masuk terlebih dahulu. Aku hanya tidak mau di dalam kelas hanya diam seperti patung memperhatikan mereka yang bercanda ria.

Maklum, di kampus ini tidak ada pemisah antara perempuan dan laki-laki. Bagiku yang notabenenya susah dan jarang berinteraksi dengan lawan jenis membuatku sedikit risih dan canggung.

Tapi bagaimana pun aku juga harus mencari teman, mungkin nanti.

Aku memasuki kelas sesaat sebelum dosen masuk. Ini hari pertamaku di bangku kuliah. Tempat baru, orang baru, dan mungkin saja akan ada masalah baru.

Aku mengikuti perkuliahan sampai siang hari. Setelah salat zuhur, aku memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum pulang.

Kantin di sini sangat ramai, terbersit untuk makan di rumah saja, tapi perut ini tidak bisa di ajak kompromi.

Aku memutuskan tetap masuk. Mencari stang yang menjual bakso atau batagor. Ku lihat ada beberapa, tapi semua di isi oleh mahasiswa.

Aku mencari stang makanan yang lebih sedikit orang, yang bisa membuatku lebih nyaman untuk makan.

Akhirnya aku memilih stang yang paling pojok. Aku duduk sendiri sedang di seberang sana ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi bercakap-cakap sambil menyantap makanan masing-masing.

Hah aku merasa asing di sini. Aku memesan sepiring batagor, cukuplah mengganjal sampai di rumah.

Aku makan dengan khusyu, hingga aku mendengar kursi di depanku di tarik.

Aku mendongak, seorang laki-laki berbadan tegap duduk dengan santainya tepat di hadapanku.

"Di sini kosongkan?" tanyanya. Mungkin Ia melihat aku memandangnya dengan heran, makanya Ia bertanya.

Aku mengangguk ragu. Ku dengar Ia memesan minuman dingin pada Mba yang sama saat aku memesan batagor.

"Kamu mahasiswi baru ya?"

Aku mengangguk mengiyakan. Bisa ku tebak mungkin dia senior di sini.

"Hmm ... pantesan," lirihnya.

Tak ada lagi percakapan antara kami. Aku hanya menunduk, tak berani memandang Dia yang ada di depanku. Aku berusaha menghabiskan batagorku secepat mungkin. Beberapa menit kemudian seporsi batagor tadi sudah tak bersisa di piringku, lalu ku teguk es teh manis yang tinggal setengah di gelasku.

Setelah itu aku bangkit, siap meninggalkan meja itu. Tapi sebuah suara menghentikanku.

"Eh, tunggu!"

Aku menoleh, laki-laki tadi memanggilku. Aku pikir mungkin ada barangku yang tertinggal.

"Nama kamu siapa?"

Aku tak langsung menjawab. Untuk apa Dia menanyakan namaku? apa aku berbuat salah? apa ada sikapku yang kurang sopan?

Saat ku lihat Ia berdiri dari tempat duduknya, aku kemudian berbalik, melangkah selebar mungkin. Tapi Ia mengikutiku. Aku semakin mempercepat langkahku menuju gerbang keluar.

"Hei! tunggu!" Ia meriakiku.

Aku pura-pura tak mendengar. Semakin Ia berteriak semakin aku memacu langkah.

Aku hampir saja menyetop sebuah angkot, tapi sebelum itu aku sudah di tarik ke belakang oleh seseorang.

Senior itu?!? astaga dia bahkan masih mengejarku sampai di sini.

"Kamu kenapa? aku dari tadi manggil- manggil." Ia mengatur napas setelah berlari mengejarku tadi.

"Ada apa kak? Kakak juga kenapa mengejarku?

Aku terus menunduk. Ini hari pertamaku berkuliah, aku tidak ingin mencari gara-gara dengan siapa pun.

"Aku tadi nanya nama kamu, tapi kami gak jawab." protesnya.

Aku mengangkat kepala. Hanya karena sebuah nama? hanya karena itu dia sampai mengejarku? heh!?

"Nama aku, Bayu. Kamu?" ucapnya sambil mengulurkan tangan di depan ku.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Tangan itu masih setia menunggu balasan dariku. Aku hanya diam, tak mungkin aku bersalaman dengannya.

Dari kejauhan aku melihat sebuah angkutan umum yang menuju ke arahku. Ku lambaikan tangan, isyarat aku akan naik angkutan itu. Sebuah mobil biru berhenti tepat di hadapanku dan Bayu, seniorku yang baru saja memperkenalkan namanya tadi tanpa ku minta.

"Maaf, Kak saya mau pulang dulu. Assalamu'alaikum," pamitku tanpa menjawab pertanyaannya tadi.

"Heh, tunggu!" teriaknya saat aku sudah menaiki mobil.

Aku tak peduli, aku tetap masuk tanpa menoleh padanya. Ku lihat dia dari jendela belakang angkutan ini, dia masih memandangi mobil yang ku tumpangi. Dengan PD nya dia melambaikan tangan, mengucap kata perpisahan. Siapa dia? baru bertemu saja dia sudah seperti itu. Aku menggeleng-gelengkan kepala.

Di atas mobil aku memikirkan kejadian tadi. Bagaimana kalau dia akan mencariku lagi. Menanyai soal nama. Atau bahkan membully ku karena sudah tidak sopan padanya tadi. Hahh apa dunia kuliah memang seribet ini?

Jika memang si Bayu itu adalah senior di kampusku, maka tamatlah aku. Aku yakin ini bukan akhirnya, permainan di dunia kampus ku baru saja di mulai. Aku menghela napas, dunia dewasa memang tak semenyenangkan yang terlihat.

***

Assalamu'alaikum gaess
Salma baru masuk kampus, kasih semangat dong buat dia hehe

Happy reading yah,

Salam sayang,

Bk2

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang