BENTENG RASA

26 5 1
                                    

- Salma -

__________________

Aku menatap sebentar gerbang yang ada di depanku. Ini baru hari kedua, tapi kenapa rasanya berat sekali untuk masuk kampus.

Aku menghela napas, melihat kanan- kiri, dan yah orang yang kemarin tidak terlihat. Aman! aku segera masuk gerbang dengan tetap memperhatikan wajah sekitar.

Hari ini aku ada kuliah di lantai empat. Ku putuskan untuk naik tangga saja. Aku malas harus naik lift, berdesak-desakan dengan mahasiswa lain. Saat di lantai tiga aku melihat segerombolan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang bercanda bersama di koridor. Aku memperhatikan, takut si Bayu itu ada juga di sana. Aman! aku melangkah lagi naik menuju lantai empat.

Sebelum aku naik ada seseorang yang meneriaki ku. Aku menoleh, seorang perempuan dengan pakaian stylis berdiri dengan ketiga temannya.

Mereka memanggilku? aku?

"Sini lo!"

Aku tak segera mendekat.

"Budek lo! sini cepetan!" gertaknya.

Baru di panggilan kedua aku mendekatinya. Mereka memasang wajah garang.

"Iya, Kak ada apa?"

"Lo mahasiswi baru yah?"

"Hmm ... iya, Kak."

"Bagus kalau gitu, gua mau nyuruh loh sesuatu."

"Nyuruh apa, Kak?"

Ia tak langsung menjawab, Ia merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini. Kasih coklat sama bunga ini ke Bayu," perintahnya.

Siapa tadi dia bilang? Bayu? jangan bilang Bayu yang....

"Maaf, Kak. Tapi saya ada kelas sebentar lagi," tolakku.

"Heh! Ini sebentar doang. Sekarang lo pergi ke gedung sebelah. Gedung teknik. Cari Bayu di sana."

"Maaf, Kak saya gak bisa. Kelas saya sudah hampir di mulai."

Ia menarik jilbabku keras, aku merasakan sakit. Mahasiswa lain juga mulai geger, memperhatikan keributan kami.

"Nurut aja kenapa sih! kuliah lo gampang. Cepetan kasih ini ke Bayu. Bilang sama dia kalau ini dari Chaca."

Aku ingin menangis, tapi ku tahan. Tak mungkin aku menangis di depan banyak orang seperti ini.

Setelah memberikan coklat dan bunga itu, Chaca —seniorku— melenggang pergi bersama kedua temannya tadi sambil terkikik geli.

Apa salahku? kenapa harus aku? apa karena aku terlihat seperti orang penyendiri yang tak punya teman? hingga aku selalu menjadi bahan tindasan senior? apa dunia kampus sekejam ini?

Aku kembali menuruni tangga menuju lantai bawah. Sesuai titahnya tadi, aku harus mengantar bunga dan coklat ini ke gedung Teknik. Setahuku, setahuku anak Teknik rata-rata adalah cowok. Aku menghala napas, aku hanya perlu memberikannya kemudian pergi. Untung saja aku sudah tahu wajah Kak Bayu, setidaknya mencarinya lebih mudah.

Orang yang ku hindari nyatanya sekarang malah ku cari. Ada niatan untuk membuang coklat dan bunga ini. Jadi aku tidak perlu menemui Bayu itu, tapi bagaimana kalau aku bertemu Kak Chaca lagi? nyatanya memang tidak ada pilihan lain.

Aku mulai mencari-cari. Menengok kanan-kiri sambil mengingat-ingat wajah yang kemarin mengejarku.

Aku bertanya pada satu-dua mahasiswi yang ku lihat, tapi kata mereka belum ada yang melihat Kak Bayu.

Lelah mencari, aku memutuskan pergi. Istirahat saja baru ku cari lagi, lagi pula aku sudah terlambat mengikuti kuliah ku pagi ini.

Tapi sayang niatku terhenti, saat di depan sana seseorang yang ku hindari akhirnya datang. Menenteng tasnya dengan santai sambil sesekali menyapa temannya yang kebetulan ada di koridor itu.

Tanganku sudah gemetaran, rasanya aku ingin bersembunyi saja. Tak apa kalau Kak Chaca marah.

Tapi sebelum aku berbalik untuk bersembunyi, Ia sudah melihat ku duluan.

Pandangan kami bertemu, sebelum aku cepat-cepat berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Ia tersenyum penuh arti, dengan sedikit berlari Ia sudah berdiri mengahadangku.

"Jadi kamu anak fakultas ini juga?" tanyanya sambil tersenyum.

Aku menggeleng. Tanganku gemetar, aku sudah mulai berkeringat.

"Grogi ya ketemu aku lagi?" katanya lagi sambil menaikkan sebelah alis.

Aku harus pergi dari sini sebelum laki-laki di depanku ini bertingkah lebih jauh. Dengan cepat aku merogoh coklat dan bunga yang ada di dalam tasku.

Dia nampak bingung saat ku sodorkan sebuah bunga dan coklat itu. Tapi beberapa detik kemudian Ia tersenyum, mengambil coklat dan bunga itu. Aku tak berkata apa-apa lagi, dengan sigap aku berbalik, melangkah secepat mungkin. Coklat dan bunga itu sudah ku berikan padanya, sesuai titah Kak Chaca.

"Aku juga suka sama kamu."

Kalimat itu menghentikan langkahku yang sudah di ujung tangga. Aku berbalik, di sana Kak Bayu sedang tersenyum sambil melambai-lambaikan bunga yang ada di tangannya. Ia tampak bahagia sekali.

Tunggu, apa dia bilang tadi? suka? juga? apa maksudnya?

"Aku juga suka sama kamu," ucapnya lagi yang mulai mendekat ke arahku.

"Makasih yah, bunga sama coklatnya," ucapnya.

Astagfirullah, manusia satu ini sudah salah paham. Itu bukan dariku. Tapi baru saja aku akan mengatakan pengirim sebenarnya, semua orang sudah meneriaki kami dengan kata "Ciee". Aku sangat malu, aku bahkan tidak sanggup lagi menatap siapa pun. Ku putuskan untuk pergi saja, nanti saja ku katakan yang sebenarnya pada Kak Bayu bahwa itu semua bukan dariku dan aku sama sekali tidak menyukainya.

Aku berlari menuruni tangga. Sebaiknya aku ke perpus saja menenangkan diri, lagi pula jam kuliah ku sudah di mulai setengah jam yang lalu. Percuma kalau aku ke sana.

Aku merasa tenang setelah duduk di tempat ber-Ac ini. Syukurlah tak banyak orang. Ku ambil sebuah buku untuk menemaniku duduk di pojok meja. Hari ini mata kuliahku hanya satu saja, jadi setelah ini mungkin aku akan segera pulang.

Tak terasa aku menghabiskan banyak waktu di perpus. Membaca buku membuatku lupa waktu. Hingga suara azan dari pengeras suara menyadarkanku. Sekarang sudah waktu zuhur, aku menyimpan kembali buku yang sudah ku baca.

"Hayya ala sholah...."

Suara itu. Suara azan itu mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang dulu setiap hari ku dengar suaranya. Tapi sekarang dia sudah jauh di benua sana. Di sini aku berusaha membuat benteng hati agar tak ada rasa lain yang masuk, tapi apa Kak Hanif juga melakukan hal yang sama? menjaga rasa yang sudah tumbuh itu sama seperti ku?

***

Assalamu'alaikum gaezz

Part 10 nih hehe

Happy reading yak:)

Salam sayang,

Bk2

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang