SEBUAH KEPUTUSAN

10 2 0
                                    

- Salma -

_________________

Aku sekarang ada di rumah sakit. Kondisi Bapak sudah semakin membaik. Kata dokter, beberapa hari lagi Bapak sudah di perbolehkan pulang.

Aku menerima sebuah pesan dari Kak Bayu. Ia menanyakan aku di sedang di mana. Aku menjawab jika aku ada di rumah sakit setelah itu tak ada balasan lagi. Aneh, jarang sekali Kak Bayu bersikap begitu.

30 menit kemudian handphone ku berdering. Sebuah panggilan masuk.

Kak Bayu is calling

Kak Bayu menelpon, mungkin ada yang penting, pikirku.

"Assalamu'alaikum,Kak."

"Waalaikumussalam," jawabnya di seberang sana.

"Ada apa Kak?" tanyaku

"Kamu masih di rumah sakit kan, Sal?"

"Iya, Kak. Memangnya kenapa?"

"Bisa turun sebentar gak, aku sekarang ada di depan rumah sakit. Ada hal yang pengen aku bicara in sebentar," ucapnya.

"Oh, ok, Kak. Aku turun sebentar lagi."

"Ok, aku tunggu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

Tut....

Panggilan itu terputus.

"Bu, aku turun dulu, yah. Ada Kak Bayu di depan, katanya ada yang penting," pamitku pada Ibu.

"Loh kok gak naik aja ke sini?"

"Mungkin Kak Bayu buru-buru jadi gak sempet."

"Oh, yaudah. Sekalian ibu titip tolong beliin bubur yang ada di depan rumah sakit yah."

"Iya, Bu."

Setelah itu aku turun. Ada hal penting apa yah? kenapa Kak Bayu tidak langsung ke kamar Bapak?

Kak Bayu

Aku di taman rumah sakit

Itu pesan singkat dari Kak Bayu. Rupanya ia menunggu di taman tepat di samping rumah sakit ini.

Aku berbelok menuju taman itu, hingga dari kejauhan aku melihat sosok Kak Bayu sedang duduk di bangku taman dengan meja bundar di hadapannya. Tunggu, ia tidak sendiri. Ada lagi seseorang yang duduk di sampingnya. Aku tidak tau itu siapa, wajahnya terhalang oleh Kak Bayu.

"Kak Bayu!" panggilku.

Kak Bayu menoleh kemudian tersenyum padaku. Barulah detik itu aku bisa melihat wajah yang duduk di samping Kak Bayu. Dia Kak Hanif. Tapi kenapa ia bosa bersama Kak Bayu?

"Sini Sal, aku pengen bicara in sesuatu," kata Kak Bayu.

Aku duduk di kursi yang tersisa.

"Kita bertiga?" tanyaku heran. Kata Kak Bayu ini hal penting, lalu kenapa Kak Hanif juga di sini?

"Iya, Aku, kamu dan juga Hanif."

"Kenapa Kak? Kenapa Kak Hanif juga?"

"Karena ini tentang kita bertiga."

Aku heran, apa maksudnya tentang kami bertiga. Hingga Kak Bayu mengeluarkan sebuah amplop dari balik jasnya. Sebuah amplop merah yang sangat ku kenali.

Aku tak bisa menutupi wajah kagetku saat melihatnya. Kenapa surat itu ada di Kak Bayu? Oh, jangan-jangan map itu....

"Kamu pasti tau isi surat ini, Sal. Iya, kan?" tanya Kak Bayu tegas.

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang