Happy reading
Azea Talitha Zahram terlahir dalam sebuah keluarga yang berkecukupan malahan lebih. Zea merupakan seorang yang terkenal dengan periang dan mudah senyum, tapi senyuman itu pudar saat kejadian merenggang nyawa sang mama, senyuman itu tidak pernah terlihat lagi, bahkan sang ayah yang harusnya merangkul dan membimbingnya tidak lagi mempedulikannya.
Tak jarang sang ayah memukul, bahkan sempat mencambuk sang putri, sampai seluruh badan zea membiru karena pukulan yang di lakukan oleh sang ayah, tapi zea bisa menutupi semua yang terjadi terhadapnya, zea tidak ingin terlihat lemah di hadapan sang ayah.
Bahkan Saat sang ayah sudah terlampau marah, zafran pun tidak bisa menghalanginya, ayahnya tidak suka kalau ada orang yang ikut campur urusannya, termasuk putranya sendiri.
Zea memang terlahir dari keluarga yang berkecukupan semua yang di inginkan bisa di dapatkan olehnya, kecuali satu yang tak pernah lagi ia rasakan saat sang mama merenggang nyawa yaitu adalah kasih sayang dari seorang ayah hanya kasih sayang seorang kakak lah yang bisa di rasakan nya.
Kini zea sedang duduk di balkon kamarnya untuk melihat matahari tenggelam, sambil mendengarkan alunan musik. suara pintu kamar zea berbunyi, zea langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Dek maafin kakak ya, nggak bisa jagain kamu, bahkan untuk menghalangi ayah dari kamu saja kakak nggak bisa." ucap zafran merasa bersalah.
"Kakak nggak salah kok, kakak udah jadi kakak yang terbaik bagi aku, jadi kakak jangan sedih, oke." ucap zea mencoba tegar .
'kakak tau dek, kamu pasti boong kenapa sih kamu ingin merasa kuat, padahal kamu yang sangat menderita' batin zafran.
Zafran langsung membawa zea dalam dekapannya,'maafin zafran ma, zafran nggak bisa jadi kakak yang baik untuk zea.' Tampa di sadari setetes air mata jatuh dari kelopak mata zafran.
Zea yang merasa bahunya terasa basah, merasa heran dan langsung bertanya kepada zafran." Kak, kakak nangis?" Tanya zea .
Zafran yang langsung menghapus air mata nya, dan merenggangkan dekapannya." nggak, kakak nggak nangis perasaan kamu aja kali, ya udah kakak mau mandi dulu." ucap zafran dan langsung pergi meninggalkan kamar zea.
Zea melihat bekas cambuk yang berada di bagian pinggangnya, dan langsung mengobati luka itu, zea sudah biasa terkena cambuk dari sang ayah, jadi dia sudah biasa mengobati bekas lukanya.
"Auw." pekik zea yang merasa kan sakit, pada Pinggangnya.
"Sabar, dikit lagi kelar kok Zee, Lo nggak boleh cengeng." ucap zea menguatkan diri.
Selesai mengobati luka pada Pinggangnya, zea langsung turun ke bawah untuk makan malam, mata zea tertuju pada sebuah ruang, ruang yang dulu menjadi tempat berkumpul keluarganya dan tempat canda tawa.
"kamu kalah lagi main game nya dek, jadi kamu yang beliin kakak es krim yah." ucap zafran kepada zea yang kalah bermain PS.
"Mama liat tuh kak zafran, mainnya curang." rengek zea kepada sang mama.
"Loh kok main bawa-bawa mama sih dek, kan tadi perjanjiannya siapa yang kalah harus beliin es krim bagi yang menang."
"Iya, tapi itu kalau aku yang menang." ucap zea.
"Ih main curang."
"Hai anak ayah yang ganteng ini kenapa cemberut?"
"Adek mainnya curang, masak nggak mau beliin kakak es, kan cuman 5k doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL {END}
Teen Fictionig @ Dhyni Khaira ummah wp dhyni Khaira ummah TYPO BERTEBARAN! SINOPSIS Pletak ... "Yah, m-maafin Zea, kenapa ayah selalu menyalahkan Zea?" ringis zea yang merasakan sakit pada bagian pinggang dan punggungnya yang terkena cambukan dari sang ayah...