~____________~
"Sahabat itu sama seperti tangan dan mata, bila tangan kesakitan, pasti mata akan menangis. Jika mata menangis tangan lah yang akan menghapus air matanya."
______________________________________
Happy reading 😘
Tak henti-hentinya Zea menangis sepanjang perjalanan, Nathan yang melihat Zea, merasa iba.
"Lo ga usah nangis lagi, gue yakin bokap Lo baik-baik aja." Nathan berusaha menenangkan Zea.
Zea menghapus air matanya dan menatap Nathan.
"Makasih." Nathan tersenyum lebar mewakili jawabannya.
Berapa menit kemudian mereka sampai di rumah sakit. Zea langsung melangkah menuju ruangan sang ayah.
Nathan hanya mengikuti Zea.
"Non,""Bi, gimana keadaan ayah bi?" Tanya Zea dengan air mata yang mengalir.
"Dokter masih di dalam non."
Tak lama kemudian Seorang Dokter keluar dari ruangan Zahram.
"Gimana Dok? Gimana keadaan ayah?" Tanya Zea.
"Keadaan pasien baik-baik saja, cuman kecapekaan, dan satu lagi polo makan yang tidak teratur, dan nanti sore pak Zahram sudah boleh pulang."
"Saya pamit." Ucap sang dokter dan langsung pergi meninggalkan Zea.
Sampai-sampai Zea lupa dengan Nathan. Zea memukul pelan dahinya.
'lupa lagi.'
"Than, makasih ya Lo udah anterin gue, kalau ga ada Lo, mungkin gue belum sampai ke sini." Ucap Zea yang di balas deheman oleh Nathan.
"Oh iya, kalau Lo mau pulang gpp."
"Lo Ngusir gue? Gue mau jenguk bokap Lo dulu." Mereka pun masuk bersama.
Zea berdiri di sebelah kiri Zahram, perlahan Zahram membuka matanya.
Dan ...Zahram menatap Zea dengan amarah yang membara. Zea mengambil mangkuk yang berisi bubur.
"Yah, makan dulu ya." Ucap Zea sambil menyodorkan sebuah suapan.
Zahram menghampas tangan Zea dan mendorong mangkok tersebut kasar.
"Pergi kamu dari sini!"
"Yah, ayah harus makan." Kata Zea lembut.
"jangan bersikap sok baik kamu! SAYA TIDAK PERNAH MENGUNDANG KAMU! PERGI!" Nathan menatap heran, ada apa dengan ayah dan putrinya.
Zea berusaha menahan air matanya.
"Zea tau, ayah masih marah sama Zea tapi setidaknya ayah jaga kesehatan ayah, hanya ayah yang Zea punya sekarang hiks ..."
"Saya tidak marah! HANYA SAJA SAYA BENCI DENGAN KAMU ANAK SIALAN! PERGI KAMU SEKARANG DAN JANGAN PERNAH PERHATIAN DENGAN SAYA! KAMU BUKAN SIAP-SIAP BAGI SAYA! PERGI!" Emosi Zahram semakin memuncak.
Zea tak kuat, Zea menghapus air matanya kasar.
"Ya sudah, kalau ayah memang mau begitu. Zea pamit." Ucap Zea dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
Nathan mengikuti Zea sampai di sebuah taman. Zea terduduk sambil menutup kedua matanya.
Nafas Zea mulai tidak teratur, dan darah segar mulai mengalir di hidungnya.
Zea mendongakkan dan menegang.'Darah.' Zea mengelapnya dengan lengan bajunya.
Nathan yang melihat itu langsung menghampiri Zea dan mendudukkan bokongnya di sebelah Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL {END}
Teen Fictionig @ Dhyni Khaira ummah wp dhyni Khaira ummah TYPO BERTEBARAN! SINOPSIS Pletak ... "Yah, m-maafin Zea, kenapa ayah selalu menyalahkan Zea?" ringis zea yang merasakan sakit pada bagian pinggang dan punggungnya yang terkena cambukan dari sang ayah...