Happy reading
Zea sudah siap dengan pakaian nya sebagai pelayan, dengan gercep Zea membersihkan semua peralatan yang kotor dan melayani orang-orang dengan ramah.
Zea Bekerja dengan telaten, 2 jam pekerjaan membuat Zea lelah, ia memilih untuk istirahat sejenak.
Air keringat nya begitu deras, padahal dia tidak melakukan banyak pekerjaan yang begitu berat.Fikiran kembali kepada penyakitnya, Minggu ini dia belum melakukan pencucian darah, bagaimana ini, sedangkan dia belum gajian. Apa Zea harus menunda sejenak untuk pencucian darah, sampai hari gajian?
Tapi di sisi lain, dia juga memikirkan biaya kos nya yang sudah 2 bulan menunggak, untung saja ibu kos Zea sangat murah hati. Tapi, tidak mungkin dia menumpuk uang kos nya terus, dan pasti ibu kos nya juga butuh uang.
Sungguh Zea harus apa? Dia tidak tau, di satu sisi penyakitnya mempengaruhi fikirannya dan di sisi lain, dia merasa tidak enak dengan ibu kos, kalau masalah makan Zea tidak memperdulikan nya.
Nathan yang baru saja ingin menghampiri Zea, malah bingung. Tak biasanya Zea termenung seperti ini. Nathan duduk di sebelah Zea. Zea tersadar dari lamunannya.
"Eh, Lo ngapain ke sini?"
"Ga ada, Lo ngapain bengong? Lagi mikirin gue ya?" Entah sejak kapan Nathan sudah tidak dingin lagi kepada Zea.
"Dih, kepedean, siapa juga yang mikirin lo, najis." Ucap Zea, berusaha menenangkan pikirannya sejenak.
"Trus lo pikirin apa?" Tanya Nathan penasaran, tak tega melihat Zea setiap hari harus di penuhi beban.
Belum sempat Zea menjawab pertanyaan Nathan, handphone nya berbunyi. Zea mengangkat telepon itu.
"Hallo bik,"
" ... "
"Ada apa bik?"
" ... "
"Apa bik? Ayah sakit, oke Zea bakalan ke rumah sekarang." Ucap Zea mematikan sambungan telefon. Nathan menatap Zea bingung, seolah bertanya, ada apa?
"A-ayah sakit." Ucap Zea.
"Gue boleh ijin ga Than? Gue janji nanti gue balik lagi, Lo boleh potong gaji gue, atau apa yang penting gue minta ijin, ayah gue lagi sakit hiks ..." Mohon Zea kepada Nathan.
"Biar gue anter." Zea mengangguk dengan cepat mereka langsung menuju rumah Zea.
___________
Zea jalan terburu-buru, khawatir akan keadaan sang ayah. Nathan hanya mengikuti Zea dari belakang, sebenarnya kaki nya berat untuk melangkah, tapi karna khawatir akan Zea dia memilih untuk ikut.
Zea memasuki rumahnya. Zea berjalan menuju kamar sang ayah. Nathan hanya menunggu di ruang tamu. Nathan melihat setiap inci rumah yang bernuansa putih itu.
Zea membuka perlahan pintu kamar Zahram, Zea melihat Zahram yang terbaring lemah dengan kompres di jidat nya.
Dengan perlahan Zea berjalan menuju sang ayah, dan mendudukkan dirinya di samping ayahnya. Zea menatap Zahram sendu, ingin rasanya Zea memeluk sang ayah, tapi apa daya.
Nathan masih setia melihat foto yang tertata di sebuah lemari. Matanya tertuju pada seorang gadis kecil dengan rambut yang di biarkan terurai. Beberapa detik, mata Nathan membulat saat melihat wanita yang sangat familiar di matanya.
'lah, kayak pernah liat deh. Tapi kapan?' Nathan membatin.
"Eh, ada den Nathan." Ucap bik Imah, dengan nampan yang berisi bubur. Nathan tersadar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL {END}
Teen Fictionig @ Dhyni Khaira ummah wp dhyni Khaira ummah TYPO BERTEBARAN! SINOPSIS Pletak ... "Yah, m-maafin Zea, kenapa ayah selalu menyalahkan Zea?" ringis zea yang merasakan sakit pada bagian pinggang dan punggungnya yang terkena cambukan dari sang ayah...