"Melepaskan adalah cara terbaik untuk diri sendiri, tapi mengikhlaskan, adalah cara dimana kita tidak egois."
Happy readingZea baru saja menyelesaikan pekerjaan nya di kafe, ia memilih untuk duduk sebentar melepas penat.
Sudah satu tahun sejak kepergian sang kakak Zea memilih untuk fokus bekerja dan belajar karna sekarang Zea sudah beranjak ke kelas yang lebih tinggi. Untuk urusan Nathan, Zea sudah menyerahkan, sebulan setelah kepergian sang kakak, Zea berusaha untuk mendapatkan hati Nathan tapi yang namanya Nathan ya tetap saja menolak.
"Huhff." Zea menghembuskan nafas pelan. Jam menunjukan pukul 10.55 sama saja itu jam 11 malam.
'ga terasa ya kak, udah udah dua tahun kakak pergi, dan selama itu juga Zea sendirian ga ada penyemangat.' batin Zea sambil tersenyum tipis.
'udah Zea coba buat pergi dan meninggalkan dunia yang hancur ini, tapi kenapa selalu ga bisa kak? Kenapa? Apa tuhan ga mau liat Zea bahagia? Apa Zea di lahir kan cuman buat menderita?' tak terasa mutiara bening Zea lolos begitu saja.
Zea Sangat merindukan sosok Zafran meskipun itu mustahil. Selama 1 tahun juga Zea tidak bertemu dengan sang ayah, bukanya Zea tidak mau bertemu, tapi sang ayah lah yang selalu mengusirnya.
Hidup Zea mengeluarkan cairan merah, Zea memegang darah itu dengan bingung. "Aku kok sering mimisan ya?" Tanya Zea pada diri sendiri.
Memang sih akhir-akhir ini Zea sering mimisan dan sering kecapekaan."Mungkin aku kecapekaan kali ya? Ya udah lah." Zea mengelap darah tersebut dan memilih pulang.
Sekedar informasi, Zea sekarang tidak tinggal di rumah Afra lagi, ia memilih untuk kos ya walaupun itu kecil tapi cukuplah buat Zea hidup.
___________________
______________
__________06.23 pagi
Zea sudah siap dengan seragam sekolahnya, sejak kejadian satu tahun yang lalu Zea sudah mulai berubah, dia tidak lagi pernah membuat ulah di sekolah.
"Bu, Zea pamit sekolah dulu ya Bu." Pamit Zea kepada Bu Marni ibu kos Zea.
"Eh nak Zea, udah rapi aja. Mau berangkat sekarang ya?" Tanya Bu Marni di sambut senyuman tulus dari Zea.
Zea langsung pergi dan menunggu angkot yang lewat. Tak selang berapa menit angkot yang di tunggunya sudah sampai.
_______________
Di sini Zea sekarang bersama kedua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Afra dan Jessie.
"Kantin kuy, gue laper." Teriak Jessie dengan toanya.
"Ya udah ayok, Zee ayok." Zea mengangguk patuh dan mulai berjalan menyusul sahabatnya.
Sekarang Zea sudah mulai menyantap makanan dengan lahap tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Eh Zee, ada si Nathan tuh." Ucap Jessie sambil memonyongkan bibirnya ke arah Nathan.
Dengan sigap Afra menepis tangan Jessie, sang empu meringis kesakitan.
"Auw, Lo apa apaan sih fra, Lo ga tau kalau si Zea suka sama si Nathan? Masa iya? semua orang tau kali!" Ucap Jessie meninggi kan suaranya.
"Jess, Lo kenapa sih? Kok Lo berubah gini? Lo ga Jessie yang pernah gue kenal dulu! Kenapa Lo malah ngerendahin sahabat Lo sendiri. Gila ya Lo!" Bentak Afra mengundang perhatian warga sekolah.
Nathan yang melihat keributan tersebut langsung menghampiri meja Zea dengan di ikuti oleh duo curut.
Zea hanya diam, sambil memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit, hingga cairan merah lolos begitu saja dari hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL {END}
Teen Fictionig @ Dhyni Khaira ummah wp dhyni Khaira ummah TYPO BERTEBARAN! SINOPSIS Pletak ... "Yah, m-maafin Zea, kenapa ayah selalu menyalahkan Zea?" ringis zea yang merasakan sakit pada bagian pinggang dan punggungnya yang terkena cambukan dari sang ayah...