Happy reading
Seperti biasa, hari ini Zea mengisi kesehariannya dengan menuntut ilmu. Dan hari ini adalah hari terakhir Zea ujian,untuk itu Zea tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Zea sangat lega, semoga hari ini tak ada kendal lagi yang mengusik hidupnya. Sungguh, Zea sangat berharap, kehidupannya damai, ya walaupun masih banyak beban di benaknya. Senyum terukir di wajah mulus Zea, pandangan nya lepas.
Nathan menghampiri Zea dan langsung menggenggam tangan nya. Zea tak hirau lagi, semenjak insiden Zea di culik, Nathan benar-benar menyebalkan, kemana-mana Zea harus bersamanya. Zea sudah berusaha meminta Nathan untuk berhenti mengikutinya. Ya seperti yang kalian tahu, Nathan itu sangat keras kepala, bahkan, kalau di bandingkan antara batu dengan kepalanya, mungkin keras batu.
Zea sudah berdiri rapi di depan kelasnya, tapi Nathan masih saja bersama nya. Zea menyuruh Nathan untuk pergi secara paksa.
"Pergi sana gih," Usir Zea dengan nada kesal. Bukannya pergi, Nathan malah mendekat ke arah Zea. Zea gugup tak karuan, pandangan nya tak lepas dari tatapan Nathan. Kejadian itu tak berselang lama, Nathan memundurkan tubuhnya, dan kembali bersikap cool.
"Ya udah, ujian yang bener." Ucap Nathan, tanpa berfikir panjang Nathan pergi meninggalkan Zea yamg masih mematung di depan kelasnya. Zea memasuki kelasnya, dan mendudukkan bokongnya di sebelah Afra. Zea menatap sekeliling, dia tak mendapat Afra. Kemana Afra? Zea sangat bingung.
"Tuh anak kemana ... lagi? Tau mau ujian, masih aja main-main." Zea berjalan keluar, dan berniat menunggu Afra di ambang pintu. Cukup lama Zea menunggu Afra, dan akhirnya orang yang di tunggu datang. Memang ya, menunggu itu sakit, lebih sakit dari pada ke tusuk jarum pentul. Zea menatap bingung ke arah Afra. Afra tidak sendiri, Tapi, Afra datang dengan Killa. Zea ternganga, ada apa sebenarnya? Pagi saja Zea sudah di buat bingung oleh keadaan ini.
"Lah, kalian kok bisa samaan? Dan Lo, kok bisa kenal sama Killa?" Tanya Zea.
Afra dan Killa melirik satu sama lain."Ya bisa lah, Lo kira Lo doang yang bisa kenal sama Killa?" Ucap Afra enteng. Killa tersenyum jahil ke arah Zea. Zea yang melihat perubahan ekspresi wajah Killa bersikap was-was, pasti nih anak akan menjahili dia. Zea mengatur jarak dengan Killa.
"Napa Lo kak? Takut ya ama gue?" Ucap Killa tersenyum.
"Iya lah, Lo kan adek laknat. Suka iseng ama gue, ntar gue malah di kerjain lagi." Ucap Zea masih was-was. Killa semakin semangat untuk menjahili Zea. Killa tersenyum jahil, jelas terpampang dari wajahnya.
"Hehe, Lo tau aja kak. Tapi, kali ini gue ga bakalan jahil kok kak, gue cuman mau kasih tau ini. Lo deketan dulu ama gue, ada yang mau gue bilang." Ucap Killa sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Zea. Zea hanya mengikuti ucapan Killa.
Afra hanya diam, memperhatikan perangai kedua makluk di depannya.Dan ...
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA .....!!" Teriak Killa kencang, menggema di telinga Zea. Zea terpelonjak kaget, Zea merasa ada suara ledakan yang menembus gendang telinganya. Sakit, pasti sangat sakit rasanya. Zea menatap Killa yang tengah tertawa renyah.
"LO! DASAR ADEK LAKNAT! KALAU GEDANG TELINGA GUE PECAH GIMANA?!, LO MAU GANTI, HAH?" Ucap Zea meninggikan volume suaranya. Afra sudah yakin ini akan terjadi, dia lebih memilih untuk diam.
"eh, ada pak Budi, gue pergi dulu kak. Bubay ...!" Ucap Killa berusaha mengalihkan pembicaraan. Killa pergi meninggalkan Zea dan Afra. Zea menghembuskan nafas kasar.
"Untung adek kelas, kalau ga udah abis tuh anak gue cincang." Ucap Zea.
"Udah lah biarin aja tuh anak, memang suka bikin kesel dianya. Mending kita masuk, ntar gue ceritain kenapa gue bisa ketemu sama tuh anak." Ucap Afra dengan nada santainya. Zea mengangguk dan memilih untuk mengikuti Afra.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL {END}
Teen Fictionig @ Dhyni Khaira ummah wp dhyni Khaira ummah TYPO BERTEBARAN! SINOPSIS Pletak ... "Yah, m-maafin Zea, kenapa ayah selalu menyalahkan Zea?" ringis zea yang merasakan sakit pada bagian pinggang dan punggungnya yang terkena cambukan dari sang ayah...