BAD GIRL | BAB 6

341 48 5
                                    

Happy reading


Jam menunjukan pukul 17.35 Terlihat seorang gadis yang sedang mengidik-ngidik berjalan layaknya seorang maling dengan mata was-wasnya.

Dengan tujuan agar, tidak di ketahui oleh sang ayah. sebenarnya ini masih sore, tapi Zea baru pulang. Dari dulu sampai sekarang zea memang tidak terbiasa untuk pulang terlalu lama karna ia takut dengan amukan dari sang ayah.

'ya Allah lindungi zea ya Allah.' batin Zea menjerit. Baru saja Zea berdoa tapi ke beruntungan tidak berpihak ke padanya.
"Dari mana kamu?"tanya Zahram yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya.

Zea yang mendengar langsung membalikkan badannya. Zea menatap mata Zahram dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. tatapan yang bercampur rasa takut,cemas dan khawatir. siapa yang akan melindungi nya sekarang, hanya Allah yang bisa membantu Zea.

Zea tidak menjawab pertanyaan dari Zahram."KENAPA TIDAK DI JAWAB? BISU, HAH?!" bentak Zahram lantang membuat Zea terpelonjak kaget. "Anu yah, tadi Zea habis belajar kelompok." Jawab Zea gugup. Dia terpaksa berbohong kepada Zahram agar tidak terkena amukan sang ayah.

"DARI DULU SAYA SUDAH PERINGATKAN KEPADA KAMU! UNTUK TIDAK PULANG TELAH DARI JAM YANG SAYA TENTUKAN, SEKALI LAGI KAMU MELANGGAR ATURAN SAYA, SAYA TIDAK SEGAN-SEGAN UNTUK MENGUSIR KAMU!!"bentak Zahram lantang membuat Zea terpelonjak kaget luar biasa.

Zahram langsung saja meninggalkan Zea yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
Tanpa di undang mata Zea mulai memanas dengan cepat Zea menghapus air matanya dan berlari menuju kamarnya.

____________
_____
____
__

Pagi ini seperti biasa jiwa bad girl Zea kembali meraba-raba. Dengan kecepatan di atas rata-rata Zea melajukan motornya tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Zea melajukan motornya dengan lihai, terlihat saja bagaimana Zea melajukan motornya dengan mudahnya dia menyelipkan motornya di tengah-tengah mobil yang sedang berdempetan.

Saat di pertengahan jalan, tiba-tiba motor Zea kekurangan bensin. Hal itu membuat Zea mengupat sejadi-jadinya. Zea menepikan motornya dan berharap ada seorang yang membantunya.

Sekitar 5 menit Zea menunggu lamanya, akhirnya keberuntungan menghampiri Zea. Sebuah motor sport berwarna merah menghampirinya.Dengan gercep Zea langsung berdiri dan beralih ke arah orang yang tengah duduk di atas motor sport tersebut.

"Pak, om, mas eh apa lah itu. tolong bantuannya, aku mau ke skolah tapi motornya kehabisan bensin. pliss."mohon Zea kepada sosok yang tak tau siapa lah orang tersebut. Nathan langsung saja membuka helmnya dan menatap Zea dengan tatapan bingung.

Zea yang merasa di perhatikan langsung saja mendongakan kepalanya. Saat Zea melirik ke arah orang tersebut betapa terkejutnya Zea saat mendapati sosok Nathan."Elo!! Lo ngapain ke sini. Jangan bilang Lo mau culik gue?" Kaget Zea sambil menebak asal.

Nathan menatap Zea dengan tatapan bingung sambil menaikkan  alisnya.'ni anak stres, apa gimana sih' batin Nathan."ogah!gue mau culik Lo?mimpi aja dulu.orang gue niat mau bantuin, eh kiranya orangnya Lo, gak jadi  amit-amit." Ucap Nathan segera memakai helmnya. Dengan sigap Zea menahan tangan Nathan.

"Lo beneran kagak mau nolongin gue. Plis ... kali ini aja gue mintak bantuan sama Lo untuk seterusnya kagak lagi, janji."mohon Zea sambil menatap Nathan lekat berharap Nathan akan menolong nya.

Nathan melepaskan tangan Zea yang melingkar di pergelangan tangannya."naik!"perintah Nathan. Mata Zea berbinar-binar, dengan gercep Zea langsung menaiki motor milik Nathan."udah." Ucap Zea yang sudah duduk di atas motor Nathan, tapi Nathan masih belum menyalakan mesin motornya.

"Kenapa?"tanya Zea bingung."nih pakai!"suruh Nathan sambil menyodorkan jaket miliknya ke arah Zea. Zea masih bingung dengan ucapan Nathan."ck, lama. Cepet pake."ucap Nathan mulai kesel dengan sikap Zea yang terlalu polos.

"Ya, ya buat apa?"tanya Zea kiku. Nathan berdecak kesal."ck, Lo gak liat apa, pakaian Lo kayak cabe gitu!" Ucap Nathan sambil melirik ke arah Zea. Memang sih pakaian Zea agak terbuka. rok yang di atas lutut dan baju yang begitu pas di badan Zea, itu membuat Zea seperti cabe murah.

Tapi ya wajarlah orang juga namanya bad, kalau rapi namanya bukan bad. Zea segera meraih jaket yang di berikan oleh Nathan dan langsung melilitkannya di pinggang Zea.

__________
______
_____
___

Sekarang Nathan dan Zea sudah berada di gerbang sekolah dan mereka telat 5 menit terakhir."huh huh gimana nih kita telat." Ucap Zea dengan napas ngos-ngosan akibat terlalu banyak berlari.

Sedangkan Nathan sudah bercucuran keringat."Lo sih tarok motor nya kejauhan. Apa salahnya coba di sini aja tarok motornya kan gak ribet."kesal Zea.
Jidat Nathan berlipat-lipat.

"Heh Lo bego apa gimana sih. Kalau gue Tarok di sini, yang ada kita bisa di hukum sama buk Weri. Lo tau sendiri kan kalau gue tu murid teladan."ucap Nathan sedikit menyombongkan diri."budu amat."cuek Zea.

Nathan menyelinap masuk ke pagar belakang sekolah yang di iringi oleh Zea. "duh, ini apaan lagi coba."protes Zea sambil melirik ke kiri dan ke kanan."gak usah protes ikutin aja gue. Lo gak mau kena hukum kan?"tanya Nathan ke arah Zea dan tidak melirik sedikit pun.

"Hello Nathan Lo sadar gak sama Siapa Lo sekarang? Seorang bad girl di sekolah ini, nyadar gak? Jadi kalo gue kena hukum udah biasa secara ni ya kan gue udah sering kena hukum. Dan sat-" belum sempat Zea membanggakan dirinya Nathan sudah duluan ke arah lorong sekolah.

"Tuh anak bener-bener kagak punya hati, ya."kesal Zea,"eh, gimana mau punya hati, orang hatinya aja beku hehehe." Ucap Zea sedikit terkekeh dan langsung menuju ke kelasnya.

TBC


Votmen jgn lupa

BAD GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang