BAD GIRL | BAB 25

214 30 4
                                    

~_____~

"Ga semua rahasia bisa di sembuyikan, pasti ada saatnya semua itu akan terbongkar, baik itu dari diri sendiri mau pun orang yang selama ini di percaya."

______________________________________

Nathan baru saja sampai di rumahnya, dengan Zea di gendongannya. Nathan membawa Zea menuju kamar tamu. Dengan perlahan Nathan menurunkan Zea dan memakaikan selimut sampai batas lehernya.

Nathan memandangi wajah Zea yang ayu, mata tertutup dan bibir agak terbuka. Pintu kamar Zea terbuka, Nathan menolehkan kepalanya dan menatap sosok yang baru saja memasuki kamar itu. Desi tersenyum kecil, dengan cepat Desi menghampiri putranya dan duduk di sebelahnya.

"Zea kenapa?"

"Dia kecapekaan mungkin Bun, seharian ga ada istirahat. Bunda tau ga, ternyata Zea kerja di kafe kita." Ucap Nathan memberi tahu sang bunda.
Desi hanya diam, baru saja kemaren Zea keluar dari rumah sakit, dan hari ini ia sudah bekerja. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Zea, Desi memang belum tau seluk-beluk dari Zea, tapi yang Desi tau Zea itu anak yang baik.

"Ya udah, kamu mandi dulu. Biar bunda yang jaga Zea." Ucap Desi. Nathan hanya bisa mengangguk, dengan wajah kecewa Nathan melangkah kan kakinya ke luar ruangan ini. Nathan memilih untuk membersihkan diri, tapi apa kabar dengan Zea, belum mandi, bahkan belum makan seharian tadi.

Desi membelai lembut wajah Zea, ia merasa kasian dengan kondisi Zea. Menurut nya Zea begitu kuat, dalam keadaan seperti ini dia masih bela-belain untuk bekerja. Yang dia heran kan lagi, kemana kah keluarga Zea? Apakah Zea tinggal sebatang kara? Atau Zea memilih untuk tinggal sendiri? Sungguh fikiran Desi di berputar, fikirannya sudah di hantui dengan Zea.

"Kamu kuat nak. Bunda bangga." Ucap Desi, seolah-olah ia menganggap Zea adalah putri kandungnya. Tak lama kantuk mulai menyerang Desi. Desi membaringkan tubuhnya di sebelah Zea dan memeluk tubuh Zea sayang.

______________

Zea terbangun dari tidurnya, matanya memutar ke setiap sudut ruangan. Zea sangat ingat dengan kamar ini, kamar di mana ia merasa kan kebahagiaan walaupun sedikit. Matanya menoleh ke orang di sebelahnya, mata yang tertutup dan Khimar yang selalu menutupi auratnya. Zea menatap setiap inci wajah Desi, wajah Desi begitu mulus, bersih.

Lama Zea menatap Desi, tak terasa air matanya lolos begitu saja, sudah lama Zea tidak mengunjungi sang mama, begitu juga dengan kakaknya. Zea sekarang tak tau harus sedih atau bahagia, di satu sisi ia teringat ke pada mamanya, pelukan mamanya, perhatian sang mama dan senyum manis mamanya. Di sisi lain, ia merasa bahagia, masih ada orang  baik, yang menerima nya, tapi itu juga belum tentu, apakah setelah Zea ceritakan semua tentang dirinya kepada Desi, dia masih memperlakukan nya seperti seorang anak? Entah lah.

Zea segera menghapus air matanya saat merasakan pergerakan dari Desi. Dengan cepat Zea mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria. Desi membalas senyuman dari Zea.

"Pagi bunda ..."ucap Zea riang, tak ingin siapa pun tau tentang dirinya sekarang, cukup dia dan tuhan yang tahu.

"Pagi sayang." Balas Desi beranjak dari tidurnya. Sekilas Desi mengecup kening Zea, Zea kaget! Dia tidak pernah sebelumnya mendapatkan kecupan, selain dari kakak nya.

"Gimana? Tidur nya nyenyak?"

"Iya Bun,"

"Ya udah, kamu mandi dulu, bersihin badan. Baju udah bunda tarok di lemari." Ucap Desi tulus, membuat Zea tertegun. Andai saja mamanya masih ada mungkin hidup nya tidak seperti ini.
Desi beranjak dan meninggalkan Zea.

BAD GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang