Calon istri?

2.4K 270 26
                                    


Sore tadi kami berhasil mendapatkan trophy kemenangan yang ke -10 sebagai penutup dari rangkaian promosi comeback kami di musik show. Jerih payah dan penantian panjang rasanya terbayar sudah dengan keberhasilan yang kami peroleh saat ini.

Untuk merayakannya, malam ini kami sedang makan malam di salah satu restaurant bersama dengan para manager, dancer, tim makeup dan tim stylist.


"Lisa-ya, Soonho Oppa sudah datang." Manager Oppa datang memberitahuku ditengah acara makan malam.

"Oh, bisa Oppa minta ia untuk masuk dan bergabung dengan kita?"

"Sudah kuajak juga, tapi katanya dia sudah makan dan akan menunggumu di mobil."

"Hm, baiklah. Terima kasih Oppa."

Setelah menyelesaikan makan malamku, Aku berjalan mendekat kearah Unnideul, aku harus pamit untuk pulang lebih dulu karena tidak enak jika harus membuat Soonho Oppa lama menunggu.


"Kau akan pulang kerumah Ji Oppa?" Jennie Unnie menatapku menyelidik.

"Ne. Soonho Oppa sudah menunggu di depan. Ini pakai saja kartuku untuk membayar semua tagihannya, Unnie."

"Ani-ya. Biar Bill-nya aku yang handle, tidak usah kau pikirkan. Tapi Lisa, kau yakin sudah tidak apa-apa jika pulang kerumah Ji Oppa?"

"Gwaenchana, Unnie. Terima kasih untuk makan malamnya. Aku pamit ya." Kupeluk erat tubuh mungilnya, dan beralih ke memberku yang lain untuk berpamitan juga.


Kekhawatiran Jennie Unnie memang beralasan, kejadian pertengkaran antara aku dan Jiyong Oppa minggu lalu memang disaksikan olehnya.

Flashback

Setelah kejadian dimana aku tahu Jiyong Oppa ada main dibelakangku, sepulang dari Cafe dengan Loren, aku memutuskan untuk pulang ke Dorm dan tinggal bersama Jennie Unnie disana.

Namun, mengetahui aku yang tidak pulang ke Apartment-nya, membuat Jiyong Oppa datang ingin menjemputku. Perdebatan hingga pertengkaran tentang keputusanku yang tidak akan tinggal dengannya lagi pun berlangsung alot, namun akhirnya Jiyong Oppa mencoba mengalah dan menerima keputusanku ini.

"Ada apa sebenarnya lisa-ya? Kenapa Ji Oppa begitu menyebalkan seperti itu? Dan kau, kenapa tiba-tiba ingin tinggal di dorm lagi? Kalian bertengkar karena Dara Unnie? Atau apa? Katakan padaku!"

"Unnie, kumohon beri aku waktu. Aku ingin tidur saja, bolehkah?"

"Aiish, kau selalu seperti ini. Tidak! Kali ini aku tidak akan membiarkanmu menahan rasa sakitmu sendiri. Lisa-ya, aku tidak bisa berjanji dengan kau bercerita denganku akan membuat masalahmu selesai, namun membagi dukamu pasti akan membuatmu merasa jauh lebih baik dibanding kau simpan sendiri."

Aku terdiam memahami semua ucapan Jennie Unnie, menelaah apakah baik jika masalah pribadiku ini ikut menjadi bebannya juga? Karena mau tidak mau, hal yang akan aku ceritakan akan berimbas pada hubungannya juga dengan Jiyong Oppa.

Tetapi... aku sudah tidak bisa untuk menahannya sendiri.

"Jiyong Oppa berselingkuh, Unnie. Bukan, ini bukan hanya prasangka seperti sebelumnya dengan Dara Unnie, ini jauh lebih buruk dari itu." Airmataku mengalir tanpa bisa kubendung lagi. Tangisku pecah, dadaku terasa begitu sesak, sakit sekali rasanya.

Pelukan hangat langsung diberikan Jennie Unnie untuk menenangkanku. Sesak yang sedari coba kutahan di hadapan Jiyong Oppa akhirnya bisa meledak sekarang.

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang