Terasa benar

3.7K 330 6
                                    




Jadwal resmi acara YWY di China sudah aku terima. Shooting akan dimulai minggu depan, pemotretan dengan beberapa Majalah, Fanmeeting dengan VVIP fans dan janga lupakan jadwal konser kami di jepang nanti. Memikirkan akan padatnya jadwalku terkadang membuatku ingin menangis. Rasanya untuk bernafas saja sulit. Namun Rasa rindu akan kampung halamanku, kedua orangtuaku serta teman-temanku di Thailand akhirnya mendapat angin segar. Sajangnim memberikanku ijin untuk berlibur di akhir tahun ini. Hal ini pun sudah aku sampaikan kepada keluargaku disana.

(Ping)

Bunyi notifikasi pesan masuk ke HPku. Dengan masih bergelung di dalam selimut, aku mencoba merada meja disamping ranjang tidurku.

Jiyong Oppa

Kau sudah bangun?

Lalisa

Hemm.. baru bangun namun enggan beranjak dari kasurku :'(

Jiyong Oppa

Dasar pemalas. Apa jadwalmu hari ini?

Lalisa

Sangat sulit untuk bisa bermalas-malasan seperti ini Oppa.

Hari ini aku hanya ada sesi Interview dengan pihak majalah.

Oppa sedang apa?

Jiyong Oppa

Jam berapa Interviewnya?

Masih di studio, mengedit beberapa part lagu untuk acara nanti.

Lalisa

Masih di Studio? Berarti Oppa tidak pulang dari semalam?

Jiyong Oppa

Aku tidak bisa meninggalkan sesuatu yang belum selesai.

Jam berapa Interviewnya? Kau tidak menjawab.

Lalisa

Ah, Mian. Jam 2 siang nanti.

Kau harus istirahat Oppa.

Jiyong Oppa

Aku temani hem? Aku jemput nanti.

Lalisa

Tidak usah Oppa. Aku akan diantar Jul Oppa.

OPPA LEBIH BAIK TIDUR!

Jiyong Oppa

Lisa-yaa.. kau berteriak kepadaku?

Lalisa

Kkkkkkk... capslock ku rusak Oppa, Mian 😉

Jiyong Oppa

Jam 1 aku jalan untuk menjemputmu.

Aku kerja dulu.

Lalisa

Neeeee..... Oppa!!

Jiyong Oppa

Good Girl 😉

Hubunganku dengan Jiyong Oppa bisa dibilang berkembang dengan sangat baik. Intensitas komunikasi kami tidak pernah terputus barang seharipun. Kesibukan tidak pernah membuat kami absen untuk tidak saling menghubungi. Selalu diawali pesan-pesan di pagi hari sebelum memulai hari kami. Siang atau sore harinya kami Kembali mengupdate kegiatan kami masing-masing, dan malam hari sebelum kami tertidur, kami akan saling bercerita via telepon. Benar-benar manis kan?

Hubunganku dengan Jiyong Oppa masih belum bisa dikatakan kedalam hubungan asmara. Baik dirinya maupun aku, kami sama-sama tidak pernah menyinggung akan hal itu. Kedekatan kami mulai terjalin sejak kami menghadiri acara anniversary Hedi satu bulan lalu. Jiyong Oppa benar-benar membuatku merasa nyaman disekitarnya. Wawasannya yang luas sering kali menjadikannya tempatku untuk bertanya dan berkeluh kesah. Pemikirannya yang out of the box, mampu membuatku tak henti kagum akan sosoknya.

Apakah aku jatuh cinta padanya? Aku belum berani memikirkan kearah sana. Jiyong Oppa bukan orang biasa. Berhubungan dengannya adalah sesuatu hal yang besar. Aku sudah sangat bersyukur akan kedekatan kami selama kurang lebih 1 bulan ini. Aku tidak mau mempertaruhkan rasa nyamanku saat ini dengan melangkah kearah romantisme. Jiyong Oppa dan dunianya terlalu berbeda denganku.

**

Sesi Interview dengan pihak majalah selesai hanya dalam waktu kurang dari 2 jam. Sempat berbincang sebentar dengan Chief editor di majalah tersebut dan membahas kemungkinan Kerjasama di kedepannya. Aku saat ini masih ditemani Jul Oppa. Mengecek hasil suntingan Interview tersebut sebelum hasilnya akan diberikan ke pihak editor.

"Lisa-ya, Oppa hanya berpesan untuk hati-hati hem,"

"Ne, Oppa. Aku akan berhati-hati."

"beritahu juga untuknya agar lebih berhati-hati. Bagaimana mungkin ia menjemputmu dengan mobilnya yang hampir satu korea tahu milik siapa itu."

"Ne, Oppa. Terima kasih sudah membantu kami tadi."

"kau dan Jiyong benar-benar membuatku sakit kepala!"

"Mian, Oppa."

Siang ini sesuai janji Jiyong Oppa, ia datang menjemputku. Dan bertepatan dengan Jul Oppa yang juga datang untuk mengantarku ke kantor majalah tersebut . Jul Oppa terihat panik saat mengetahui Jiyong Oppa datang dengan mobil sportnya. Ia langsung menyuruhku dan Jiyong Oppa masuk ke dalam mobil van yang ia bawa dan mengambil kunci mobil Jiyong Oppa untuk diparkirkannya di area parkir VVIP Gedung ini. Jul Oppa memang yang terbaik.

Selama 2 jam aku melakukan sesi interview, Jiyong Oppa menunggu di dalam mobil van. Aku sudah memintanya untuk pulang dan beristirahat dirumah, namun ia memaksa untuk ikut dan berdalih akan tidur di dalam mobil selama menungguku bekerja.

Aku sudah berjalan Kembali menuju parkiran, Jul Oppa kumintai tolong untuk membelikan kopi untuk Jiyong Oppa, sehingga aku hanya ditemani seorang bodyguard menuju mobil van yang masih terparkir cantik disudut pelataran parkiran.

"Oppa sudah bangun? Atau malah tidak tidur?" aku masuk kedalam Van dengan bodyguardku yang masih berjaga diluar mobil. Aku menatapnya yang terlihat Lelah dan duduk disebelahnya.

"Hmm, Oppa tidur sebentar lalu ada telepon penting."

"Sudah kubilang kau tidak usah ikut aku kesini. Pasti bosan menungguku disini. Mian Oppa."

"Aku yang mau. kemana Jul?" Jiyong Oppa bergerak menyamankan posisi duduknya yang mungkin membuat tubuhnya pegal.

"Jul Oppa sedang membeli kopi. Kupikir Oppa pasti membutuhkannya."

"Ahh, lisaku perhatian sekali" Jiyong Oppa mencubit pipiku gemas, dan entah kenapa wajahku malah terasa panas sekarang.

"Yak-memang aku orang yang perhatian. Lihatlah, semua memberku yang selalu aku perhatikan dengan baik."

"dan kau lupa untuk memperhatikan dirimu sendiri. Jadilah egois untuk sesekali." Jiyong Oppa menatapku dengan tatapan yang sulit untuk kuartikan. Biarlah.

Breggg (anggap saja ini suara pintu mobil yang terbuka)

"Ini kopinya untuk Jiyong-shi, dan es cokelat untukmu Lisa." Jul Oppa masuk dan menyerahkan dua minuman ke kursi belakang.

"Terima kasih Oppa. Kau juga membeli untukmu dan tuan Lee (Bodyguard lisa)?"

"Ne, aku membeli minuman yang paling mahal, hahaha" Jul Oppa menjawab.

"Yak-Oppa sengaja mau menghabiskan black cardku?" aku merajuk dan bercanda dengan Oppa Jul.

"sayangnya dengan Kopi termahal pun tidak akan membuatmu bangkrut lisa-yaa"

Semua yang ada di dalam Van ikut tertawa melihatku merengek, dan tiba-tiba kurasakan jari-jari Jiyong Oppa berjalan menggenggam tanganku. Apa yang harus aku lakukan? Kulihat tautan jari kami, dan itu terasa benar. Sangat benar.





TBC

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang